Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Memaknai Kehadiran Penyakit Seribu Wajah “Together We Fight Lupus!”

YOGYAKARTA – Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, Dr. dr. Darwito, SH, Sp.B(K)Onk membuka “Seminar Deteksi Dini dan Penatalaksanaan Lupus” dalam rangka peringatan Hari Lupus Sedunia (World Lupus Day) Rabu, 9 Mei 2018 di Ruang Utama Gedung Diklat RSUP Dr. Sardjito. Tahun ini merupakan kali ketiga RSUP Dr. Sardjito mengadakan seminar medis bertemakan lupus sejak tahun 2016 silam. Seluruh peserta dapat berdiskusi mengenai deteksi dini maupun penatalaksanaan lupus bersama pakar lupus dewasa, Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR dan pakar lupus anak, dr. Sumadiono, Sp.A(K). Selain diperuntukkan bagi seluruh pemberi pelayanan kesehatan (PPK) I dan PPK II baik puskesmas dan rumah sakit negeri maupun swasta di Daerah Istimewa Yogyakarta, kegiatan ini juga melibatkan perwakilan dari Dinas Kesehatan DIY dan BPJS Kesehatan DIY. Adapun tujuan dari diselenggarakannya Seminar Medis ini adalah agar fasilitas kesehatan tingkat I dan tingkat II bisa lebih waspada tentang gejala awal lupus dan diharapkan mampu melakuklan deteksi dini, diagnosis, alur rujukan, serta penatalaksanaan pasien lupus menjadi lebih baik sehingga angka kesakitan dan angka kematian akibat lupus bisa ditekan.

Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau yang lebih dikenal dengan lupus merupakan penyakit yang saat ini sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Pada orang dengan lupus (odapus), sistem imun dalam tubuhnya salah mengenali kawan atau lawan. Secara normal sistem imun dalam tubuh, laiknya tentara, siap melawan musuh (virus, bakteri, benda asing) yang menyerang sel tubuh. Namun pada lupus, terjadi kesalahan tentara tersebut dalam mengenali musuh sehingga sel tubuh sendiri dikenali sebagai musuh yang harus diserang.

Tanggal 10 Mei diperingati sebagai Hari Lupus Sedunia. Hal ini patut diapresiasi karena dapat turut meningkatkan kesadaran masyarakat dalam memberikan dukungan terhadap Odapus. Meskipun menjadi momok bagi masyarakat, lupus bukanlah suatu penyakit menular. Penderitanya tidak boleh dikucilkan dari lingkungan masyarakat. Pemahaman yang menyeluruh dari masyarakat luas dapat memberikan peluang bagi odapus untuk tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari sepeti orang normal. Keluarga, sebagai orang terdekat dengan Odapus, mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengendalikan aktivitas penyakit. Dukungan keluarga agar pasien tetap kontrol rutin dan meminum obat secara teratur, pemahaman keluarga atas kondisi odapus, serta dukungan semangat dalam menghadapi lupus merupakan hal yang sangat diperlukan bagi odapus.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.