YOGYAKARTA – Dalam rangka mengisi kegiatan Ramadhan tahun 1438 H / 2017 RSUP Dr. Sardjito menggelar acara “Buka Puasa Bersama Wartawan” yang bertujuan untuk mempererat tali silaturahim antara RSUP Dr. Sardjito dengan kalangan “awak media” di seputar Yogyakarta. Acara diselenggarakan pada hari Selasa, 6 Juni 2017 bertempat di Malioboro Caffe Shop, Hotel Inna Garuda, Yogyakarta. Acara silaturahim dan buka bersama ini dihadiri oleh Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito, dr. Mochammad Syafak Hanung, Sp.A, MPH didampingi Direktur Umum dan Operasional, dr. Djoko Windoyo, Sp.RM sekaligus memperkenalkan beberapa peralatan terbaru yang dihadirkan RSUP Dr. Sardjito untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Alat-alat tersebut antara lain: Magnetic Resonance Imaging (MRI), Linac, C-arm dan Vulsasi Radio Frekuensi (VRF).
Pada kesempatan ini pula, Kepala Instalasi Radiologi, dr. Anita Ekowati, Sp.Rad(K) memperkenalkan tentang Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan Linear Accelerator (LINAC) yang merupakan alat terbaru untuk pelayanan pasien yang berada di Gedung International Cancer Center (ICC) RSUP Dr. Sardjito. Pencitraan resonansi magnetic (bahasa Inggris: Magnetic Resonance Imaging, MRI) ialah gambaran pencitraan bagian badan yang diambil dengan menggunakan daya magnet yang kuat mengelilingi anggota badan tersebut. Berbeda dengan “CT scan”, MRI tidak menggunakan radiasi sinar –X dan cocok untuk mendeteksi jaringan lunak, misalnya kista ataupun tumor yang masih sedikit, tetapi pencitraan dengan MRI lebih mahal daripada menggunakan CT scan. Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon.
Menurut pengetahuan pengobatan masa kini, salah satu kelebihan pencitraan MRI adalah tidak berbahaya kepada orang sakit. Dibandingkan dengan CT scans “computed axial tomography” yang menggunakan aksial tomografi berkomputer yang melibatkan dosis radiasi tertentu, MRI hanya menggunakan medan magnet kuat dan pancarannya tidak mengion dalam jalur frekuensi radio. Bagaimanapun perlu diketahui bahwa pasien yang membawa benda asing logam (seperti serpihan peluru) atau implant tertanam (seperti tulang titanium buatan atau pacemaker) tidak boleh dipindai di dalam mesin MRI, disebabkan penggunaan medan magnet yang kuat. Selain itu, kelebihan pencitraan MRI yang lain adalah kualitas gambar yang diperoleh biasanya mempunyai resolusi lebih baik dibanding CT scan 16 slices, tetapi kini telah ada CT Scan yang setiap pencacahannya hanya setebal Kartu Kredit dan juga telah ada CT scan 256 slices. Di Indonesia masih banyak Rumah Sakit yang menggunakan CT scan 16 slices dan itu sudah sangat memadai. Hanya saja CT scan 64 slices memindai lebih cepat 5 detik untuk jantung dan 1 menit untuk seluruh tubuh dan tak perlu menahan nafas terlalu lama. MRI lebih cocok untuk memindai jaringan lunak, misalnya pencitraan otak dan syaraf tulang belakang, walaupun mesti dicatat bahwa CT scan kadangkala berguna untuk mendeteksi cacat tulang belakang. Sedangkan Linear Accelerator (LINAC) adalah instrumen radioterapi yang digunakan untuk mematikan sel tumor maupun kanker pada penderitanya. LINAC digunakan untuk untuk mengobati semua lokasi badan yang terkena kanker, menyampaikan sinar-X energi tinggi yang sama dosisnya kepada daerah tumor/kanker pasien. Alat ini digunakan tidak hanya dalam terapi radiasi eksternal, tetapi juga untuk Radiosurgery Stereotactic dan Badan Stereotactic Radioterapi yang serupa menggunakan sinar gamma. Sinar-X ini dapat menghancurkan sel kanker selagi melingkupi jaringan normal.
Selain memperkenalkan peralatan medis terbaru, RSUP Dr. Sardjito juga telah membuka layanan Klinik Nyeri Terpadu yang berlokasi di Gedung Instalasi Rawat Jalan Lantai 4. Klinik Nyeri Terpadu memberikan solusi pengobatan terhadap berbagai macam nyeri dan penyakit tulang belakang. Klinik ini melayani keluhan nyeri pada kepala, leher, bahu, lengan, pinggang, lutut, kaki dan lainnya. Penanggung jawab Klinik Nyeri Terpadu, dr. Mahmud, Sp.An, M.Sc.,KMN(K) bersama dr. Sri retna Dwi Danarti, Sp.Rad(K)Onk.Rad dan tim pelayanan terpadu dari multi disiplin ilmu menambahkan instrumen terbaru yaitu C-arm dan Vulsasi Radio Frekuensi (VRF) bagi pelayanan di Klinik Nyeri Terpadu. C-Arm dan Vulsasi Radio Frekuensi hadir di Klinik Nyeri Terpadu sebagai solusi pengobatan terhadap berbagai macam nyeri membandel dan penyakit tulang belakang. C-arm sebagai penunjuk untuk mencari pusat nyeri, kemudian dengan alat Radio Frekuensi dilakukan pendekatan operatif Vulsasi Radio Frekuensi dengan temperatur, suhu dan voltase yang sudah ditentukan untuk denervasi Radio Frekuensi. Denervasi Radio Frekuensi adalah prosedur perkutan yang melibatkan destruksi (Ablasi RF) atau pulsasi saraf (PRF) dengan menggunakan panas yang dibuat dengan arus Radio Frekuensi atau Neuromodulasi konduksi elektrik saraf. Dengan hadirnya peralatan dan layanan terbaru ini diharapkan dapat segera digunakan oleh penderita yang membutuhkan pelayanan tersebut dan mendatangkan manfaat untuk masyarakat secara luas.
No Comments