Masalah kesulitan makan pada anak sering dikeluhkan orang tua saat datang ke pelayanan kesehatan. Menurut dr. Widodo Judarwanto Sp. A dari Klinik khusus kesulitan makan pada anak Rumah Sakit Bunda Jakarta, Angka kejadian menunjukkan bahwa 25 % anak mengalami kesulitan makan dan meningkat 40 – 70 % pada berat bayi lahir rendah atau dengan penyakit kronis.
Rumah Kita adalah rumah singgah milik Yayasan Kasih Anak Kanker Jogja (YKAKJ) yang disiapkan untuk mengakomodasi anak penderita kanker yang sedang menjalani pengobatan di RSUP Dr. Sardjito dengan menyediakan penginapan, keperluan makan dan transportasi selama menunggu masa istirahat pengobatan.
Mengonsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi khususnya pada penderita kanker bertujuan untuk menghambat penurunan berat badan secara berlebihan dan mencapai atau mempertahankan status gizi yang optimal. Mengkonsumsi makanan yang baik sebelum, selama dan setelah terapi dapat membantu pasien merasa lebih baik dan bertahan lebih kuat. Terapi pada kanker diantaranya adalah kemoterapi dan radioterapi. Terapi ini dapat menimbulkan efek samping yang berhubungan dengan makan, antara lain mual, muntah, berkurangnya produksi air liur, perubahan pengecapan, berkurangnya nafsu makan dan diare. Hal ini akan menyebabkan gangguan makan pada anak.
Untuk itu Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit Dr. Sardjito melakukan edukasi kesehatan berkaitan dengan kesulitan makan pada anak di Yayasan Rumah Anak Kanker Jogja dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan memotivasi pendamping anak kanker pentingnya pemenuhan nutrisi anak sehingga menghindari komplikasi lebih lanjut dan meningkatkan derajat kesehatan anak.
Kesulitan makan adalah gangguan makan atau penolakan makanan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi. Keluhan orang tua yang sering disampaikan yaitu : penerimaan makanan yang kurang, makanan tidak ditelan, tidak ada nafsu makan, ada keterlambatan ketrampilan makan, menolak makan, kebiasaan makan yang aneh, tidak mau makan nasi dan cepat bosan dengan makanan yang diberikan.
Faktor yang menyebabkan kesulitan makan ada 3 yaitu 1. Faktor Gizi, pada bayi biasanya karena faktor mekanis misalnya kelainan bawaan, kurangnya pengetahuan dalam pemberian ASI yang benar, pemberian makanan pendamping ASI dan jadwal serta cara pemberian makan yang tidak tepat, sedangkan pada balita adalah kurangnya nafsu makan karena meningkatnya interaksi dengan lingkungan yang menyebabkan meningkatnya resiko infeksi akut maupun kronis. 2. Faktor Penyakit / Kelainan Organ, yaitu alat pencernaan makanan, sistem syaraf, sistem hormonal dan enzim pencernaan. 3. Faktor Gangguan / Kelainan Psikologis, meliputi internal (perkembangan anak, emosi) dan eksternal (lingkungan, pengasuh dan teman).
Kesulitan makan pada anak berdampak pada kesehatan dan tumbuh kembang anak. Gejala yang timbul tergantung dari jenis dan jumlah zat gizi yang kurang. Tatalaksana mengatasi kesulitan makan mencakup 3 aspek yaitu : 1. Identifikasi faktor penyebab, dengan anamnesis yang teliti, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. 2. Evaluasi tentang faktor dan dampak nutrisi, bisa dilakukan dengan wawancara riwayat makan, jumlah, jenis , makanan yang suka dan tidak disukai, cara dan waktu pemberian, suasana dan perilaku makan. 3. Melakukan upaya berbaikan yaitu perbaikan jenis dan jumlah makanan, jadwal dan cara pemberian makan (tidak lebih dari 30 mnt), tidak diberikan camilan pada saat makan, macam menu dan rasa yang variasi, penggunaan suplemen, makanan cair pada konsisi khusus, menghindari obat penambah nafsu makan dan menciptakan lingkungan yang nyaman.
Yang perlu dilakukan orang tua adalah menghindari pemberian porsi makanan terlalu banyak, tidak memberikan makanan manis sebelum makan, diberikan makan baru minum, tidak memaksa anak / makan sendiri, membujuk untuk mengkonsumsi, tidak menghukum fisik, tidak cemas sewaktu memberi makan, tidak harus di meja makan dan tidak memaksa makanan yang tidak disukai.
Dengan mengatasi kesulitan makan pada anak diharapkan kebutuhan nutrisi anak lebih terpenuhi sehingga menghambat penurunan berat badan yang berlebihan dan menjaga status gizi yang optimal. SALAM SEHAT
Oleh Ediana Kurniawati, SKM
Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
No Comments