Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Pilu Palu : Tim Yang Terpencar

“Selamat pagi seluruh tim gelombang 2, setiap hari yang kita temui adalah kesedihan di sini. Tugas kita adalah meringankan penderitaan mereka. Namun sebelumnya, kuatkan dulu mental kita menghadapi itu semua. Jika bertugas di area terdampak yang makin jauh dari Kota Palu, kehancuran masih belum dibersihkan dan aroma tak sedap masih menguak ke hidung kita. Jika tidak mampu, tak tahan, tak perlu sampai jauh di sana tugas kita. Di dalam kota pun masih banyak yang belum tertangani, namun perlu kreatifitas, salam pagi penuh semangat.”

Demikian sepenggal pesan singkat WA Group dari ketua Tim Medis RSUP Dr Sardjito Gelombang 2, dr. Agung, Sp.OG saat memimpin tim medis kemanusiaan RSUP Dr Sardjito Gelombang 2 yang bertugas mulai 11 – 18 Oktober 2018 di Palu – Donggala.

Sejurus kemudian, muncul balasan WA dari lokasi bencana yang berbeda,

“Terima kasih banyak atas semangat dan nasihatnya dr. Agung, Insya Allah ada kekuatan yang diberikan Allah untuk tugas kemanusiaan ini baik untuk di dalam kota dan di luar kota. Tapi kondisi yang menyedihkan memang ada di luar kota karena jalanan terputus dan mereka sangat kekurangan logistik dan obat-obatan medis. Untuk itu kita akan membagi tim sesuai strength dan weakness masing-masing dan tentu saja dengan dibutuhkan kreativitas baik di dalam dan di luar kota. Semoga Allah selalu melindungi tim kita… aamiin ya robbal’alamiin, Semangat…!!!,” tulis dr. Nadya Arafuri, Sp.A dari pelosok Palu.

Tak kalah, muncul pula pesan WA serupa ,

”Jauh dekat kami tetap semangat, dan menyemangati yang sedang dalam kesedihan semoga kiprah kita selalu bermanfaat bagi sesama apapun bentuknya,” ungkap Andoko, perawat yang berada di pelosok Palu lainnya.

Itulah gambaran menyedihkan serta sulitnya medan bencana di Palu. Dengan kegigihan untuk kemanusiaan serta saling menguatkan, tim ini mampu melaluinya untuk berbakti pada negeri. Tim medis RSUP Dr Sardjito yang diterjunkan ke daerah bencana kali ini merupakan Tim Medis Gelombang 2. Tim ini dilengkapi dengan 10 personil dan bertugas menyebar ke titik-titik pelosok lokasi layanan kesehatan yang ada di Palu dan Donggala.

Seperti dilaporkan dari Palu, pada Sabtu, 13 Oktober 2018 setelah briefing pagi bersama dengan Ketua Satgas Bencana Mabes POLRI, dr.Felix disepakati bahwa tim RSUP Dr Sardjito dipecah dalam beberapa operasi kemanusiaan. Lokasi tersebut antara lain RS Bayangkara Palu, Lokasi Pelayanan Prehospital dengan kunjungan ke 2 titik Pengungsian Gunung Bale Donggala, Tenda Pengungsian Biromaru Sigi, PKM Birobuli dan PKM Talise, Pelayanan RS Sis Aljufri, Koordinasi Obsgin dengan RSUD Undata dan Kegiatan Psikiatri di Vatulemo.

Selain kegiatan berpencar untuk melakukan layanan kesehatan tersebut, tim medis juga membagi-bagikan paket bingkisan bantuan kemanusiaan di beberapa titik pengungsian. Bantuan sebanyak 200 paket yang dibagikan tersebut merupakan sumbangan sukarela dari seluruh Civitas Hospitalia RSUP Dr Sardjito.

Kondisi pasca gempa dan tsunami tersebut, secara kesehatan memang cukup mengganggu dan telah memunculkan beberapa persoalan sosial. Sebut saja dalam temuan pada skrining self rating quesionaire untuk menilai gangguan psikiatri, beberapa bidan menunjukkan angka di atas 9. Bahkan ada yang memiliki angka tinggi dan kecenderungan bunuh diri meningkat. Selain itu pada ibu hamil, didapatkan kurangnya nutrisi sejak gempa sampai sekarang yang tidak terpenuhi dengan baik. Hal tersebut dipicu oleh kondisi satu minggu pasca gempa sulit mendapat makanan. Mereka hanya makan mie instan dan satu minggu pasca gempa harga bahan makanan bergizi naik 3 kali lipat sehingga tak terjangkau masyarakat.

Sementara itu, pelayanan di RS Bayangkara yang merupakan posko utama RSUP Dr Sardjito berada, baik tim gelombang satu dan gelombang dua, menggambarkan bahwa di RS Bayangkara ini pasien relatif sedikit, sebab semua rujukan terutama obsgin telah terpusat di RS Undata dan Aljufri. Hal yang tersulit dilakukan oleh tim medis dalam bertugas adalah memasukkan pasien untuk bersedia dirawat di ruang perawatan rumah sakit.

“Mereka lebih nyaman dan lebih tenang dirawat di dalam tenda,” ungkap Ario Bagus, perawat yang ikut tergabung dalam tim medis ini. (BHN)

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.