Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas

Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita dengan berat badan berlebih di dunia pada 2014 telah mencapai 1,9 miliar orang dewasa berusia di atas 18 tahun dan 600 juta orang di antaranya mengalami obesitas. Obesitas merupakan epidemik yang dirasakan hampir di seluruh negara di dunia dan ancaman bagi kesehatan masyarakat bila tidak segera diatasi karena obesitas merupakan faktor resiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degeneratif seperti penyakit kardiovaskuler, DM, kanker, osteoartritis dan penyakit tidak menular lainnya. Meski termasuk kelompok penyakit tidak menular, penyakit-penyakit tadi menjadi penyebab utama tingginya angka kematian di berbagai negara di dunia.

Menurut WHO tahun 2000, obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat asupan energi yang tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan dalam waktu yang lama. Artinya, jumlah energi yang masuk ke tubuh kita melalui makanan yang kita konsumsi tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang kita keluarkan untuk melakukan kegiatan. Perilaku sedentari yang banyak dilakukan orang pada akhirnya memperburuk kondisi ini dengan meningkatnya jumlah penderita obesitas. Padahal obesitas ini bisa menjadi ‘pintu masuk’ bagi penyakit serius yang lainnya, bahkan bisa menyebabkan kita kehilangan nyawa.

Secara umum ada tiga faktor penyebab obesitas, yaitu perilaku, genetik, dan lingkungan. Faktor genetik bisa dikatakan hanya memberi kontribusi sebesar 10-30 persen saja risiko obesitas, sementara faktor perilaku dan lingkungan bisa mencapai 70 persen. Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition Report tahun 2014 disebutkan bahwa Indonesia berada dalam kelompok 17 negara yang memiliki tiga permasalahan gizi: stunting (pendek), wasting (kurus), dan overweight (obesitas).

Berikut penyakit yang bisa muncul akibat obesitas: 1) Obesitas berisiko dua kali lipat mengakibatkan terjadinya jantung koroner (serangan jantung), diabetes mellitus, stroke, dan hipertensi (darah tinggi),   2) Laki-laki penderita obesitas memiliki risiko tinggi menderita kanker usus besar dan kanker kelenjar prostat. Sementara wanita yang menderita obesitas bisa saja terkena kanker payudara dan kanker leher rahim, 3) Penderita obesitas memiliki risiko 3 (tiga) kali lipat terkena batu empedu dan meningkatnya lemak dan darah serta asam urat, 4) Obesitas dapat mengakibatkan sumbatan nafas pada saat sedang tidur serta menurunkan tingkat kesuburan reproduksi.

Selain berbagai penyakit yang bisa terjadi, obesitas juga membuat penderitanya mengalami penurunan produktivitas kerja karena gerak tubuh menjadi terbatas dan lamban. Kepercayaan diri menjadi buruk, apalagi ditambah dengan kesulitan untuk mencari pakaian yang pantas bagi tubuh yang telah berubah gemuk, yang pada akhirnya membuat penderita obesitas mulai menarik diri dari pergaulan sosial.

Ada beberapa penyebab seseorang menderita obesitas, antara lain faktor genetik yang diturunkan dari orang tua kepada anak. Jika salah satu orang tua menderita obesitas maka peluang anak menjadi obesitas antara 40-50 persen. Sementara jika kedua orang tua adalah penderita obesitas maka peluang anak mengalami obesitas pun menjadi tinggi, yaitu antara 70-80 persen.Yang kedua adalah faktor lingkungan meliputi pola makan dan pola aktivitas fisik. Pola makan dipengaruhi jumlah asupan energi yang berlebih. Jika jumlah asupan makanan berlebihan akan menyebabkan kelebihan berat badan dan akhirnya dapat menjadi obesitas. Jenis makanan padat energi tinggi yang meningkatkan risiko obesitas antara lain makanan tinggi lemak, tinggi gula, serta kurang mengkonsumsi makanan mengandung serat. Di sisi lain, pola aktivitas fisik dipengaruhi perilaku harian kita dan aktivitas seperti apa yang kita jalani hari demi hari. Jika kita lebih terbiasa berperilaku sedentari (kurang gerak) maka energi yang kita dapatkan dari makanan tidak digunakan secara maksimal. Kelebihan energi di dalam tubuh itu lama-lama akan meningkatkan risiko obesitas. Selain itu, faktor obat-obatan dan hormonal juga berperan penting, karena itu obesitas harus segera mungkin diatasi melalui GERMAS. GERMAS adalah Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melalui tindakan CERDIK. Cek rutin kesehatan secara berkala, Enyahkan rokok, Rutin melakukan aktifitas fisik, Diet makanan dengan nutrisi seimbang terutama mengonsumsi sayur dan buah, Istirahat yang cukup dan Kelola stress. Selain menerapkan GERMAS sebagai salah satu cara untuk mengatasi obesitas, pemerintah juga membuat buku panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS).

Melalui GERMAS dan GENTAS, masyarakat diajak untuk mengatur pola makan. Seperti menggunakan piring makan model T yaitu jumlah sayur 2 kali lipat dari bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta dan lain-lain), jumlah makanan sumber protein setara dengan jumlah makanan sumber karbohidrat serta konsumsi buah minimal harus sama dengan jumlah karbohidrat atau protein. Pilihlah makanan yang disenangi namun tetap memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal makan. Konsumsi garam, gula dan lemak harus diminimalisir serendah mungkin. Makanan sedapat mungkin diolah dengan cara ditumis dan direbus. Hindari gorengan dan minuman manis. Selain mengatur pola makan dan menjaga asupan makanan yang masuk, obesitas dapat dicegah dan diatasi dengan aktifitas fisik. Menjadi aktif sangat penting untuk mencegah dan mengatasi obesitas serta dapat pula mencegah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung pembuluh darah, stroke , diabetes dan penyakit tidak menular lain. Prinsip utama aktifitas fisik pada obesitas adalah untuk meningkatkan pengeluaran energi dan membakar lemak. Aktifitas fisik dan latihan fisik menjadi bagian terintegrasi sebagai terapi untuk menurunkan berat badan dan menjaga berat badan tetap ideal. Selain melakukan aktifitas fisik, menjauhi rokok, istirahat yang cukup dan kelola stress menjadi faktor pendukung untuk mengatasi dan mencegah obesitas.

Kontributor :

Dr. Vina Yanti Susanti M.Sc., Ph.D., SpPD-KEMD

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.