Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Kenali Penyakit Atresia Ani Sejak Dini

Semua orang tua akan tersenyum bahagia ketika bayinya lahir dengan sehat dan normal tanpa kekurangan suatu apapun, termasuk sebuah saluran pembuangan (dubur/anus). Sebab ketika bayi lahir tapi tidak memiliki saluran pembuangan, maka bayi tidak dapat membuang hasil ekskresi dari tubuhnya yang berupa kotoran/ feses. Kelainan ini dinamakan atresia ani yang mana cukup sering terjadi pada bayi yang baru lahir, sedangkan kasus ini terjadi dalam angka 1:5000 kelahiran. dr. Chandra Adi Purwadi, Sp. BA mengungkapkan bahwa atresia ani adalah suatu kelainan bawaan yang sudah terjadi sejak bayi berada di dalam kandungan. Gangguan ini diakibatkan oleh gagalnya pembentukan calon saluran pembuangan sehingga saluran tidak terbentuk dan hanya tertutup oleh kulit.

Seringkali orang tua tidak menyadari adanya kejanggalan ini, sebab letak dari saluran pembuangan cukup tersembunyi. Jadi akan lebih baik jika perawat, bidan maupun dokter dapat mendiagnosisnya sejak awal agar dapat segera ditangani. Sebab normalnya, bayi yang baru saja lahir akan melakukan buang air besar (BAB) dalam 24 jam pertama setelah dilahirkan. Namun jika tidak, akan membuat perut bayi menjadi kembung dan membesar lalu disusul dengan gejala muntah. Hal ini akan menjadi lebih berbahaya bagi keselamatan bayi jika cairan muntah masuk ke dalam saluran pernafasan yang mengakibatkan bayi mengalami sesak nafas dan berujung pada kematian.

Idealnya, pembedahan untuk kasus atresia ani ini dilakukan dalam 24 jam pertama setelah teridentifikasi walaupun pada kenyataannya tidak sedikit pula yang datang terlambat ke rumah sakit sehingga keadaan bayi sudah cukup memprihatinkan. Selain itu perlu diketahui bahwa atresia ani terbagi menjadi tiga tipe yaitu pendek, sedang, dan tinggi. Maksudnya adalah seberapa jauh jarak atresia ani dari permukaan kulit. Tipe pada atresia ani menentukan tahap pembedahan yang akan dilakukan setelah melakukan pemeriksaan laboratorium dan foto. Pada tipe atresia ani pendek dapat dilakukam pembedahan satu tahap jika kondisi bayi telah dinyatakan baik sehingga bayi akan langsung dibuatkan saluran pembuangan/anus.

Sedangkan untuk atresia ani tipe sedang dan tinggi diperlukan tiga tahap pembedahan. Pada tahap pertama bayi akan dibuatkan anus sementara di perut yang biasa disebut stoma. Setelah pembedahan pertama, dalam kurun tiga bulan akan segera dilakukan pembedahan kedua jika hasil evalusi menunjukkan hasil yang baik. Pada pembedahan kedua ini akan dilakukan pembuatan anus untuk bayi. Apabila setelah pembedahan kedua tidak terjadi penyempitan pada anus yang sudah dibuat, maka langkah selanjutnya adalah menutup stoma dan mengembalikan ke dalam perut bayi sebagaimana mestinya.

Perlu dipahami bahwa pembuatan stoma ini akan difungsikan untuk pengalihan saluran pembuangan sementara untuk mengeluarkan urine/feses. Pada umumnya, stoma akan dibuat di sebelah kiri perut bayi. Stoma bukanlah sebuah penyakit dan bersifat sementara sehingga harus dijaga kebersihannya dengan menggunakan air hangat atau NaCl bila sedang berada di rumah sakit. Tidak hanya membersihkan stoma, namun kantung pembuangan juga harus diganti secara berkala. Jangan sampai kantung terlalu penuh atau bahkan sampai bocor. Sebab jika hal ini terjadi maka akan menimbulkan iritasi atau kemerah-merahan pada kulit bayi yang terbilang cukup sensitif. Ada berbagai model kantung pembuangan,namun yang seringkali dijual dipasaran ialah kantung sekali pakai, artinya harus dilakukan bongkar pasang kantung di stoma sehingga dapat menimbulkan trauma pada kulit bayi. Jadi pemilihan kantung pembuangan dengan kualitas baik dapat meminimalisir adanya iritasi. Selain itu, orang tua perlu memahami sedini mungkin bagaimana cara membersihkan stoma yang baik sehingga ketika anak masih dirawat di Rumah Sakit, orang tua bisa melihat dan mempelajari bagaimana cara perawat membersihkan dan merawat stoma, mulai dari cara melepaskan kantung pembuangan, membersihkan stoma, mengeringkan stoma, sampai dengan memasang kembali kantung pembuangan baru pada stoma yang sudah bersih.

Dalam keadaan anak menggunakan stoma sebagai saluran pembuagannya terdapat kemungkinan jika anak akan mengalami prolaps. Prolaps merupakan usus yang menjadi saluran pembuangan pada stoma mengalami penambahan ukuran (memanjang), dimana idealnya hanya 1-2 cm di atas permukaan kulit. Namun bila terjadi prolaps, maka panjang usus yang berada di atas permukaan kulit bisa mencapai 5 cm atau bahkan lebih. Prolaps bisa terjadi karena otot-otot pada stoma tidak cukup kuat untuk menahan kantung dan bersamaan dengan terjadinya peningkatan tekanan di dalam rongga perut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan tekanan pada rongga perut seperti ketika anak batuk, menangis, rewel, dan beberapa hal lain. Jadi berusahalah untuk mengurangi terjadinya faktor-faktor yang menyebabkan pemanjangan usus pada stoma. Namun, jika usus sudah mulai memanjang segera posisikan anak dalam keadaan berbaring terlentang lalu kompreslah usus tersebut dengan air dingin agar bisa kembali seperti semula. Bila sudah dikompres tapi tidak ada perubahan segeralah berkonsultasi dengan dokter.

Keberhasilan pembedahan atresia ani dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti letak atresia ani itu sendir dan tipe atresia ani yang diderita. Sejauh ini tingkat keberhasilan pembedahan pada pasien yang memiliki atresia ani tipe pendek jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan dua tipe lainnya. Presentasi keberhasilan pembedahan atresia ani tipe pendek mencapai 90% sedangkan untuk pembedahan atresia ani tipe sedang dan panjang hanya sekitar 70%-80%. Hal ini terjadi karena pada atresia ani tipe sedang dan panjang biasanya diikuti dengan organ-organ lain yang berada di sekitarnya pun juga bermasalah. Oleh sebab itu, segera bawa anak ke Rumah Sakit terdekat bila anak mengalami gejala-gejala yang tidak wajar.

Kontributor :

Chandra Adi Purwadi, Sp. BA

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.