YOGYAKARTA – Menanggapi isu tentang maraknya pornografi yang kian tumbuh subur di kalangan generasi millenial, Divisi Obstetri Ginekologi Sosial RSUP Dr. Sardjito bekerja sama dengan Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-KMK UGM menggelar seminar sehari yang bertemakan “Dampak Pornografi Terhadap Kesehatan Reproduksi”, Sabtu (30/3) di Ruang Pertemuan Gedung Instalasi Rawat Jalan Lantai 5 RSUP Dr. Sardjito. Seminar yang diikuti oleh mahasiswa, guru pendidik, siswa, dokter umum, dokter layanan primer, dokter spesialis, konsultan dan bidan ini membahas berbagai aspek yang terkait dengan isu terkini kesehatan reproduksi terkait pornografi, media akses pornografi, dampak pornografi terhadap kesehatan fisik dan jiwa serta upaya preventif dan kuratif kecanduan pornografi. Seminar ini merupakan salah satu upaya untuk memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat secara komprehensif mengenai dampak pornografi terhadap kesehatan reproduksi sehingga diharapkan dapat membuka wawasan serta menambah pengetahuan bagi mahasiswa, dokter umum, bidan, psikolog, dokter spesialis, guru dan masyarakat luas mengenai isu pornografi dan penanganannya.
Isu pornografi semakin marak dan meningkat. Era kebebasan publik dan sumber informasi media massa yang dapat diakses tanpa batas sangat berpengaruh dalam penyebaran pronografi. Pornografi memiliki dampak negatif serius karena dapat merusak otak dan psikologis individu. Secara fisiologis, kerusakan terhadap tubuh secara perlahan akan berakumulasi, mengganggu kesehatan reproduksi dan akan berujung pada terjadinya disfungsi seksual. Tidak hanya dampak kepada individu pelaku pornografi, kecanduan pornografi juga menyebabkan dampak yang buruk pada lingkungan seperti meningkatknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual serta rusaknya tatanan dan norma di masyarakat. Hal ini menjadi urgensi tersendiri dalam menghindari generasi bangsa dari pengaruh buruk pornografi bagi generasi penerus bangsa.
Seminar sehari mengenai dampak pornografi terhadap kesehatan reproduksi dibuka dengan paparan mengenai sumber-sumber akses pornografi yang mencakup UU yang berkaitan dengan pornografi serta cara negara dalam melindungi terhadap dampak pornografi oleh Wisnu Martha Adiputra, S.I.P., M.A yang dilanjutkan dengan paparan oleh Dr.dr. Dicky M Rizal, M.Kes., SpAnd terkait dampak biologis dari pornografi meliputi perubahan patologis pada otak akibat paparan pornografi serta dampak jangka panjang yakni disfungsi seksual, dll. Sesi pertama diakhiri dengan materi dari Dr. dr. Carla Raymondalexas MarchiraSpKJ (K) yang membahas tentang dampak pornografi pada kesehatan jiwa ditinjau dari sisi psikologis / masalah jiwa, kemampuan kognitif, dan perubahan perilaku / behavior.
Selain bentuk paparan, para peserta seminar juga diberikan kesempatan untuk berdiskusi di tiap akhir sesi. Pada sesi kedua dimulai dengan materi yang disampaikan oleh Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, MMedSc., Ph.D yang membahas tentang pendekatan dan pencegahan dampak pornografi terkait dengan cara melakukan promosi kesehatan di masyarakat tentang pornografi, psikologi pendidikan seksual serta visual stimulation and unconscious response baik dari segi kognitif psikologi maupun transpersonal psikologi. Selanjutnya, istri Wakil Gubernur DIY, Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu (GKBRAY) Adipati Paku Alam X turut hadir dan memberikan keynote speech tentang “Dampak Pornografi Pada Individu, Perkawinan, Keluarga dan Masyarakat”. Gambaran mengenai kondisi kekerasan terhadap perempuan dan anak di DIY juga dipaparkan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DP3AP2) DIY. Pada sesi kedua, Trianawati Nunung Bintari, seorang pemerhati keluarga dari Yayasan Ar Raihan memberikan materi yang tidak kalah menarik untuk disimak, yaitu terkait peran keluarga dalam pencegahan dampak pornografi yang memotivasi para peserta seminar.
Selama ini, pemerintah dan masyarakat telah mengupayakan berbagai hal untuk mencegah bisnis seksual (prostitusi) dan perilaku-perilaku seksual menyimpang lainnya. Namun demikian, permasalahan pornografi tetap banyak terjadi di berbagai pelosok negeri karena adanya kemudahan dalam mengakses internet. Pertahanan utama terhadap pornografi adalah menciptakan keluarga yang hangat, kondisi perkawinan yang baik dan hubungan yang baik antara orang tua dan anak serta pengawasan orang tua yang ketat terhadap penggunaan internet. Mengingat dampak pornografi yang begitu merusak generasi bangsa, dengan adanya seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta pengawasan seluruh lapisan masyarakat maupun elemen pemerintah dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak negatif pornografi. (/am)
No Comments