Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Pentingnya Vaksinasi Hepatitis B Bagi Petugas Kesehatan

Banyak di antara kita yang berpikir bahwa vaksinasi atau imunisasi hanya diperlukan untuk bayi, anak-anak, calon pengantin atau ibu hamil. Dengan berkembangnya pola penyakit dan perubahan kondisi lingkungan, ternyata dapat meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi pada usia dewasa sehingga vaksinasi yang sesuai dengan faktor resiko tertentu pada orang dewasa juga perlu dilakukan. Vaksinasi untuk orang dewasa berbeda dengan vaksinasi untuk bayi. Penggunaan vaksin pada orang dewasa didasarkan pada beberapa indikasi, yaitu riwayat paparan, risiko penularan, usia, status imun, pekerjaan, gaya hidup, atau rencana bepergian ke tempat yang berisiko terjadinya penularan penyakit tertentu. Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), vaksinasi membuat kita sehat dan sama pentingnya dengan diet dan olahraga dalam menjaga kesehatan, serta aman dan efektif.

Hepatitis B merupakan suatu penyakit yang menyerang hati. Penyakit ini disebabkan oleh virus Hepatitis B (HBV) yang dapat menyebabkan peradangan hati akut dan menahun, dimana pada sebagian kasus berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Gejala Hepatitis B akut adalah demam, mual, lemah, mudah letih, dan badan menjadi kuning (ikterik) serta air seni yang berwarna seperti teh. Ada 3 kemungkinan tanggapan kekebalan tubuh terhadap virus hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama, jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat, maka akan terjadi pembersihan virus hepatitis B, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan tubuh lemah, maka pasien tersebut akan menjadi carrier hepatitis B inaktif. Ketiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas), maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

Dibandingkan virus HIV, virus hepatitis B (HBV) seratus kali lebih ganas dan sepuluh kali lebih menular (infectious). Kebanyakan gejala hepatitis B tidak jelas terlihat. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (>6 bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Penularan Hepatitis B melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi (semen, cairan vagina, cairan cerebrospinal, cairan synovial, cairan pleura, cairan peritoneal, cairan pericardial dan cairan amnion) melalui kulit atau mukosa yang terluka atau terbuka. Ada beberapa cara penularan virus hepatitis B yaitu secara vertikal dan horisontal. Secara vertikal, penularan terjadi dari ibu pengidap virus hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan. Sedangkan secara horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik atau alat tajam yang tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi yang tercemar darah penderita Hepatitis B serta hubungan seksual dengan penderita hepatitis B.

Penularan virus hepatitis B dicegah dengan memelihara gaya hidup bersih sehat, misalnya menghindari narkotika, tato, tindik badan dengan menggunakan alat tidak steril, hubungan homoseksual atau hubungan seks berganti-ganti pasangan. Bagi petugas kesehatan yang paling utama adalah meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan atau pajanan, antara lain dengan menerapkan kewaspadaan standar ketika melakukan tindakan invasif atau tindakan yang berhubungan dengan cairan tubuh pasien serta menggunakan APD secara baik dan benar sesuai standar yang ada. Selain itu, pencegahan paling efektif  dan aman terhadap hepatitis B adalah dengan vaksinasi hepatitis B.

Salah satu vaksinasi untuk dewasa yang mempunyai manfaat besar terutama pada petugas kesehatan adalah vaksinasi Hepatitis B. Vaksinasi Hepatitis B adalah suntikan berisi antigen virus yang dilemahkan untuk memacu tubuh untuk menghasilkan kekebalan secara aktif terhadap infeksi Hepatitis B. Vaksinasi Hepatitis B pada petugas kesehatan sangat diperlukan karena merupakan upaya memberikan perlindungan terhadap infeksi Hepatitis B, mengingat risiko penularan penyakit ini pada petugas kesehatan lebih besar dibandingkan pada masyarakat pada umumnya. Vaksinasi Hepatitis B diberikan kepada karyawan dengan  hasil laboratorium HbSAg non reaktif (negatif)  dan titer anti Hbs <10u/ml dari hasil pemeriksaan kesehatan berkala ( GCU).

Vaksinasi hepatitis B dilakukan dalam satu seri sebanyak tiga kali suntikan, yaitu bulan ke-0, bulan ke-1 dan bulan ke-6, yang disuntikkan pada otot lengan atas. Kepatuhan terhadap jadwal vaksinasi mempengaruhi tingkat keberhasilannya, sehingga diharapkan bagi peserta vaksinasi untuk mematuhi jadwal yang telah ditentukan. Penilaian terhadap keberhasilan timbulnya kekebalan terhadap Hepatitis B akan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan laboratorium Anti Hbs paska vaksinasi 1-2 bulan setelah suntikan vaksinasi yang terakhir (ketiga). Untuk mendapatkan hasil terbaik dari Vaksinasi Hepatitis B yaitu dengan memiliki kekebalan yang cukup terhadap infeksi Hepatitis B, perhatikan jadwal vaksinasi dan jangan sampai terlewatkan. Luangkan waktu untuk mengikuti Vaksinasi Hepatitis B demi menjaga kesehatan dan keselamatan Anda dalam bekerja. Peran serta aktif rekan-rekan sekalian dalam upaya pelaksanaan program kesehatan kerja di rumah sakit sangat menentukan tercapainya derajat kesehatan kerja menuju pencapaian produktifitas kerja yang optimal.

Kontributor :

Unit Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit (Unit K3RS)

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.