Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Peran Edukasi Kolaborasi Terhadap Pasien Stroke Dalam Meningkatkan Optimalisasi Derajat Kesehatan

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah jantung dan kanker. Selain menyebabkan kematian, stroke menimbulkan kecacatan jangka panjang. Kecacatan akibat stroke bukan hanya cacat fisik semata, namun juga cacat mental, terutama pada usia produktif. Dukungan keluarga diharapkan membantu pasien dalam fase rehabilitasi secara optimal sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien pasca stroke. Pasien stroke yang dirawat di Unit Stroke, ketika dinyatakan sudah diperbolehkan pulang, keluarga akan mengalami kecemasan, hal ini disebabkan oleh ketidaksiapan keluarga untuk merawat pasien di rumah.

Edukasi merupakan suatu proses penyampaian materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku (Notoadmojo, 2003). Pemberi edukasi kolaborasi dapat meningkatkan pengetahuan tentang faktor risiko stroke dan pola hidup sehat, sehingga penyakit stroke dapat dicegah dengan adanya perubahan pola perilaku dan mencegah terjadinya kekambuhan penyakit stroke. Edukasi kolaborasi pasien dan keluarga adalah hak pasien dan keluarga, Profesional pemberi Asuhan (PPA), baik dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis maupun farmasis bertanggung jawab untuk memberikan edukasi. Edukasi kolaborasi merupakan komponen penting dari pelayanan kesehatan modern yang dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.

Pemberian edukasi kolaborasi berupa ceramah yang dilanjutkan pemberian edukasi secara personal dapat memberikan pengaruh terhadap penurunan faktor risiko stroke. Tujuan edukasi ini adalah memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga dalam perawatan berkelanjutan di rumah pada pasien stroke sehingga tidak terjadi kecemasan dan kekawatiran. Sedangkan manfaat dari pelaksanaan edukasi antara lain pasien dapat menjaga kesehatannya dengan terapi perubahan pola hidup sesuai dengan yang dianjurkan oleh PPA, keluarga dapat merawat pasien di rumah dengan pengetahuan yang telah diberikan oleh PPA serta mencegah komplikasi akibat penyakit stroke serta penyakit stroke tidak terjadi kekambuhan kembali karena apabila terjadi kekambuhan akan memperberat penyakitnya.

Edukasi awal, diberikan pada saat awal pasien masuk rumah sakit, selama perawatan, sampai dengan pasien akan pulang. Edukasi pada saat awal dirawat adalah pemberian informasi dengan topik orientasi pasien baru, pasien dan keluarga diberikan informasi tentang petugas yang merawat, fasilitas ruangan/kamar, cara bayar, ruang dokter dan perawat, jalur evakuasi, hak dan kewajiban pasien dan keluarga, tata tertib pasien dan keluarga. Sedangkan materi dalam edukasi kolaborasi meliputi cara merawat pasien dirumah tentang kebutuhan dasar seperti mandi, makan, eliminasi, berpakaian, pemberian nutrisi baik lewat mulut maupun lewat NGT, cara melatih gerak pasien supaya tidak terjadi kontraktur, cara pemberian obat, cara pembuatan diet,cara merawat dengan pemenuhan kebutuhan ADL (Activity Day Living), penatalaksanaan komplikasi, cara kontrol dengan mendaftarkan pasien untuk kontrol secara rutin.

Indikator peningkatan mutu pelayanan salah satunya dengan melaksanakan edukasi kolaborasi yang dilakukan oleh semua PPA menggunakan berbagai metode seperti ceramah, tanya jawab, diskusi maupun demonstrasi. Edukasi kolaborasi sangat penting dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan pempersiapkan pasien yang akan pulang, terutama pada pasien stroke untuk mencegah kekambuhan kembali dan mengelola faktor risiko secara baik dan benar. Pelaksanaan edukasi kolaborasi perlu adanya kesinambungan, komitmen dan koordinasi yang terus menerus harus dilakukan. Hal ini tidak mudah dilaksanakan karena membutuhkan konsistensi, koordinasi yang terus menerus sehingga masing-masing PPA harus selalu saling mengingatkan untuk mewujudkan suatu edukasi kolaborasi yang baik.

Kontributor :

Ngatini

Unit Stroke RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Referensi :

  1. Standar Nasional Akreditasi Rumah sakit, Edisi 1 tahun 2017, KARS (efektif 1 Januari 2018).
  2. Setyopranoto I. 2011. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan.CDK 185/Vol.38 no.4/Mei-Juni 2011.
  3. Joint Commission Internationals edisi 6 tahun 2017 (efektif 1 Januari 2017).
  4. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikandan Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka. Cipta. 2003.
Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.