Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Bedah Jantung Sebagai Upaya Koreksi Kelainan Anatomi dan Fungsi Jantung

Jantung  merupakan organ paling vital di tubuh kita yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Apabila jantung berhenti memompa darah sesaat saja, kompensasi ke tubuh kita akan sangat terasa. Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia sehingga semakin mendapat perhatian baik dari kalangan medis, orang awam dan pemerintah sebagai pemegang regulasi pelayanan kesehaan. Sebagian besar penyakit jantung memerlukan intervensi bedah dalam penangannya. Operasi jantung adalah sebuah tindakan pembedahan yang sangat beresiko. Namun demikian, jika hal tersebut adalah alternatif terakhir untuk sebuah pengobatan, tentunya harus tetap dilakukan. Dengan kemajuan ilmu dan  teknologi kedokteran, beberapa komplikasi selama pembedahan jantung dapat diminimalkan. Keberhasilan bedah jantung sangat dipengaruhi beberapa faktor diantaranya kesiapan dari pasien maupun tim medis di rumah sakit.

Bedah jantung didefinisikan sebuah operasi atau upaya untuk mengoreksi kelainan anatomi dan fungsi jantung. Jenis pelayanan bedah jantung antara lain operasi pintas pembuluh darah koroner (Coronary Artery Bypass Graft), operasi penggantian katup jantung aorta ataupun mitral, operasi kelainan jantung bawaan berupa Atrial Septal Defect (ASD), Ventricular Septal Defect (VSD), dan Pulmonal Stenosis, Tetralogy of Fallot (TOF) serta mixoma baik dewasa maupun anak-anak. Bedah jantung dapat dibagi menjadi 2, yaitu bedah jantung terbuka dan bedah jantung tertutup. Bedah jantung terbuka yaitu pembedahan yang dilakukan dengan membuka ruang jantung memakai dukungan mesin pintas jantung paru (Cardiopulmonary bypass machine/ekstracorporal). Untuk memperlancar operasi tersebut, jantung akan diistirahatkan beberapa menit dengan dibuat tidak berdenyut. Fungsi pompa jantung akan digantikan oleh sebuah mesin jantung paru (Cardiopulmonary bypass machine/ekstracorporal) untuk mengganti kerja jantung dan paru selama jantung dilakukan pembedahan. Mesin ini  selalu terkalibrasi, aman dengan monitor yang yang lengkap dan dijalankan oleh tenaga kardiovaskuler yang kompeten. Setelah operasi jantung selesai, maka jantung akan didenyutkan kembali dan berfungsi untuk memompa semua darah ke selutuh tubuh. Berbeda dengan bedah jantung terbuka, bedah jantung tertutup merupakan pembedahan yang dilakukan tanpa membuka ruang jantung sehingga tidak perlu menggunakan mesin jantung paru.

Persiapan yang dilakukan oleh pasien sebelum bedah jantung adalah menjalani pemeriksaan catheterisasi, echocardiografi, treadmill dan beberapa pemeriksaan penunjang lain yang disarankan oleh dokter jantung. Selanjutnya, untuk persiapan operasi bedah jantung pasien dikonsultasikan dengan bagian Gigi dan Mulut, THT dan paru paru untuk melihat adanya kemungkinan infeksi yang bisa menyebabkan tidak berhasilnya operasi jantung. Keluarga pasien bisa ikut mempersiapkan anggota keluarga lain untuk diminta kesediannya menjadi donor karena dibutuhkan komponen darah yang jumlah dan jenisnya cukup banyak. Sehari sebelum dilakukan pembedahan, pasien akan diperiksa oleh dokter anestesi. Beberapa persiapan yang dilakukan salah satunya persiapan kulit yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi. Pasien harus mandi dan keramas dengan sabun yang mengandung chlorhexidine atau bethadine. Jika operasi Coronary Artery Bypass Graft (CABG) dilakukan pada pagi hari, sebelum diantar ke kamar operasi dilakukan pencukuran daerah dada, axila bulu pubis kaki dan sampai kedua mata kaki. Namun, jika operasi selain CABG, pencukuran hanya dilakukan di daerah dada dan axila saja. Persiapan kedua yang dilakukan adalah persiapan gastrointestinal yang bertujuan mengurangi resiko muntah saat pembiusan, rasa mual dan distensi lambung. Pasien diminta untuk berpuasa 8 sampai dengan 10 jam menjelang operasi dan minum obat pencahar atau dilakukan lavement jika diperlukan. Persiapan terakhir dan paling penting adalah persiapan mental. Motivasi dan dukungan keluarga sangat diperlukan pada pasien yang akan menjalani bedah jantung, terutama keluarga inti.

Setelah operasi selesai, pasien pasca bedah jantung tanpa komplikasi akan menjalani monitoring perawatan intensif sekitar 1 sampai dengan 2 hari tergantung perkembangan kondisi masing-masing pasien. Selanjutnya, pasien akan mendapatkan rehabilitasi dimana sebelum pulang pasien akan dilatih oleh fisioterapis agar ketika sampai di rumah, pasien dapat beraktifitas kembali seperti semula. Pasien yang sudah selesai operasi diharapkan selalu memeriksakan kembali ke poliklinik sampai dokter bedah menyatakan sembuh dan tidak perlu ke poliklinik. Selain itu, pasien dihimbau untuk selalu menjaga  pola makan serta aktivitas olahraga dan yang paling penting adalah berdoa guna mendapatkan kesembuhan yang paripurna.

Kontributor :

Tri Subekti, S.Kep., Ns

Instalasi Kamar Bedah dan Anestesi RSUP Dr. Sardjito

Daftar Pustaka

Cindy Elfira Boom Dr, SpAN , Modul Pelatihan Keperawatan Kardiovaskuler Tingkat Dasar Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Aksara Bermakna, 2018

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.