Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Osteoporosis Bukan Hanya Masalah Orang Tua

Osteoporosis yang selama ini dianggap hanya akan menyerang orang yang sudah berusia lanjut, ternyata juga dapat menyerang orang pada usia muda. Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteoporosis dan apabila sudah parah akan membutuhkan biaya pengobatan yang sangat mahal. Oleh karena itu, mencegah adalah tindakan paling bijak dan penting untuk dilakukan. Osteoporosis memang sudah sangat familier di tengah masyarakat. Namun, osteoporosis yang berarti pengeroposan tulang ini, sering kali diartikan sama dengan pengapuran. Dua penyakit tulang ini sebenarnya sangat berbeda. Melihat tingkat prevalensinya, kasus osteoporosis terhitung tinggi. Namun sangat jarang terlihat atau disadari karena penyakit ini pada gejala awal tidak menunjukkan tanda-tanda signifikan. Osteoporosis sering kali disadari ketika seseorang sudah mengalami patah tulang dengan mudah.

Secara umum, osteoporosis lebih sering dialami oleh orang yang sudah menginjak usia di atas 50 tahun. Bagi wanita, tentu saja osteoporosis ini lebih awal menyerang, seiring dengan masuknya masa menopause. Namun demikian, orang pada usia muda juga dapat mengalami osteoporosis. Beberapa faktor penyebabnya adalah penggunaan obat tertentu, insulin dalam jangka waktu lama, faktor keturunan, kekurangan vitamin sejak kecil, kelainan, dan banyak lagi. Seorang perokok, peminum kopi dan alkohol, akan memiliki lebih banyak peluang terkena osteoporosis lebih cepat atau lebih awal dari umumnya.

Secara medis, osteoporosis dapat diartikan sebagai berkurangnya kandungan mineral, utamanya kalsium pada tulang. Untuk mengetahui kadar berkurangnya mineral tersebut, perlu dilakukan pemeriksaan radiologi menggunakan alat yang disebut Bone Densitometry (BMD) yang dapat mengukur seberapa parah tingkat osteoporosis. Dengan alat tersebut, dokter akan melakukan pemeriksaan pada tulang panggul sebelah kanan dan kiri, tulang lengan, tulang belakang dan tulang kepala paha. Pemeriksaan dilakukan pada dua bagian tulang atau lebih agar dapat diperbandingkan tingkat pengeroposannya. Dokter akan memeriksa terlebih dahulu kandungan mineral pada bagian tulang kepala paha, karena pada bagian itulah yang paling banyak mengandung mineral kalsium. Jika pada bagian yang paling banyak mengandung kalsium sudah berkurang, maka hampir dipastikan tulang bagian lainnya juga sudah kekurangan mineral atau mengalami pengeroposan. Mengingat osteoporosis ini pada gejala awal tidak menunjukkan tanda-tanda, maka pemeriksaan BMD sangat penting dilakukan. Terlebih, bagi seseorang yang sudah memasuki fase penuaan.

Jika diketahui sudah terdapat gejala, sangat disarankan untuk segera mengubah pola hidup yang lebih sehat. Misalnya, dengan tidak merokok lagi, tidak minum alkohol, tidak minum kopi berlebihan, mengkonsumsi obat pencegah seperti vitamin dan sejenisnya, serta olah raga teratur. Juga sangat disarankan untuk lebih sering terkena sinar matahari. Tindakan pencegahan ini perlu dilakukan segera, mengingat osteoporosis akan membutuhkan pengobatan yang lama dan mahal, serta sulit, apabila sudah semakin parah.

Cukup disayangkan, jika saat ini masyarakat masih menganggap osteoporosis sebagai penyakit yang wajar terjadi di usia tua bahkan menganggapnya sebagai sebuah kewajaran. Hal demikian memang ada benarnya. Namun, beberapa hal dapat dilakukan untuk menekan potensi terkena osteoporosis, salah satunya dengan menyiapkan sejak janin masih berada dalam kandungan. Sejak bayi berada di dalam kandungan, asupan kalsium harus diberikan dalam jumlah yang cukup, juga vitamin dan protein lainnya. Pastikan tulang tumbuh sejak anak-anak dengan membiarkan anak berakivitas atau bermain dan sering terkena sinar matahari. Dengan cara ini, tulang akan tumbuh kuat dan akan mencapai tingkat kekerasannya (Peak Bone Mass) pada usia sekitar 30 tahun. Jika pertumbuhan tulang gagal mencapai puncak kekerasannya, maka dapat dipastikan osteoporosis akan sangat mudah menyerang di usia yang relatif muda.

Kontributor :

H Bambang Supriyadi, Sp.Rad., MM dan Prof. Dr. dr. Nyoman Kertia, Sp.PD-KR(K)

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.