Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Karang Gigi Bisa Berakibat Fatal

Selama ini, karang gigi (dental calculus) hanya dianggap mengganggu penampilan. Padahal, karang gigi yang terbentuk oleh bakteri dari sisa-sisa makanan / plak di dalam mulut yang bercampur air liur dapat menyebabkan fokal infeksi yang berujung pada timbulnya penyakit sistemik, seperti jantung (endokarditis). Karang gigi adalah endapan dari sisa-sisa makanan yang termineralisasi menjadi kapur karena bercampur dengan air liur dan bakteri di dalam mulut. Kapur atau karang gigi sering kali dianggap bukan masalah. Apalagi jika masih sedikit dan belum menumpuk pada gigi yang kemudian mengganggu penampilan. Bahkan, karang gigi yang sudah mulai tampak, masih juga belum dianggap sebagai masalah oleh  kebanyakan orang di Indonesia. Jika sudah menumpuk, karang gigi akan mulai tampak berwarna kekuningan, kehijauan atau kehitaman. Jika sudah begini, karang gigi mulai dianggap mengganggu, terutama bagi penampilan. Karang gigi bisa timbul di permukaan gigi dan di atas gusi sehingga akan tampak secara visual. Ini disebut karang gigi supragingival. Sedangkan, subgingival adalah karang gigi yang timbul di bawah gusi dan secara visual tidak bisa terlihat. Subgingival akan mulai tampak jika sudah parah, yang ditandai dengan berubahnya warna gusi dari pink menjadi lebih merah. Pada tingkat yang lebih parah, gusi akan mudah berdarah ketika terkena makanan yang agak keras atau ketika gosok gigi.

Dampak dari adanya karang gigi, tidak hanya mengganggu penampilan menjadi tidak atau kurang menarik. Namun juga dapat berlanjut ke bawah, ke jaringan penyangga gigi di dalam gusi (periodontal) yang menyebabkan melonggarnya gusi sehingga gigi bisa terlepas. Inilah yang membuat orang tidak menduga, manakala giginya tiba-tiba terlepas (copot) sendiri, bahkan tanpa ada keluhan berlubang terlebih dahulu, yang sebenarnya disebabkan oleh periodontal yang berlangsung lama dan tidak disadari. Hal yang lebih membahayakan dan kurang disadari oleh banyak orang, yakni karang gigi bisa menjadi fokal infeksi atau sumber infeksi yang berakibat fatal. Fokal infeksi bisa terjadi ketika karang gigi yang merupakan bakteri, terbawa oleh aliran darah dalam pembuluh dan menyebar ke mana-mana.

Dengan menyadari risiko karang gigi, sekiranya masyarakat dapat lebih menjaga kebersihan gigi secara rutin dengan menggosok gigi. Secara teori, gosok gigi semestinya dilakukan setiap selesai makan. Namun karena kesibukan, hal tersebut kadang terlupakan. Maka, yang terpenting adalah menggosok gigi minimal dua kali sehari yaitu setelah sarapan dan saat hendak tidur malam. Selain itu, sangat dianjurkan pula untuk menggunakan pasta gigi dari berbagai merek yang berbeda. Sebab, setiap merek pasta gigi memiliki kandungan bahan yang berbeda-beda. Sementara secara medis, pasta gigi yang terlalu banyak mengandung fluoride justru tidak baik. Demikian pula, jika kurang. Karenanya, disarankan menggunakan pasta gigi yang berbeda-beda. Mencegah timbulnya karang gigi dengan gosok gigi secara teratur dan benar adalah cara paling baik dan murah. Terlebih, karena karang gigi yang sudah terlanjur terbentuk tidak dapat dibersihkan dengan menggosok gigi. Karang gigi hanya dapat dibersihkan dengan alat scaler, baik secara manual maupun ultrasonik. Pembersihan karang gigi dengan ultrasonic scaler (USS), saat ini menjadi cara yang relatif lebih baik karena suara dan getaran mesinnya yang lebih lembut sehingga mengurangi rasa sakit.

Selain menggosok gigi, juga disarankan menggunakan gigi secara seimbang. Sebab, orang yang biasa menggunakan salah satu sisi (kanan/kiri) gigi untuk mengunyah makanan sehari-hari, maka gigi yang jarang digunakan untuk mengunyah justru lebih berpotensi terkena karang gigi. Di samping itu, juga disarankan lebih sering mengkonsumsi air putih dan banyak makan buah juga sayur. Dokter juga menyarankan, gigi sehat juga perlu diperiksakan setiap enam bulan sekali untuk dewasa dan setiap tiga bulan sekali untuk anak-anak. Hal ini dikarenakan dalam kurun waktu tersebut, biasanya karang gigi bisa timbul.

Kontributor :

Drg. Sri Utami, Sp.KGA., dan Drg. Marsinun Diastami, Sp.KG.

KSM Gigi dan Mulut RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.