Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Perawatan Kaki Bagi Penderita Diabetes Melitus

Saat ini Indonesia mengalami perubahan pola penyakit yang ditandai dengan meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular antar lain diabetes, penyakit jantung, dll. Berdasarkan data terbaru Riset Kesehatan Dasar 2018, secara umum angka prevalensi diabetes mengalami peningkatan cukup signifikan selama lima tahun terakhir. Di tahun 2013, angka prevalensi diabetes pada orang dewasa mencapai 6,9% dan di tahun 2018 angka terus melonjak menjadi 8,5%. Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan bila tidak dilakukan perawatan yang baik akan timbul komplikasi yang mengancam jiwa.

Kaki diabetes merupakan salah satu dari banyak komplikasi dari penyakit diabetes melitus. Kaki diabetes adalah kelainan pada tungkai bawah akibat gula darah yang tidak terkendali. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kaki diabetes adalah penyakit pembuluh darah, gangguan saraf dan infeksi. Tanda dan gejala terjadinya kaki dibetes adalah nyeri tungkai bawah saat istirahat, pada perabaan terasa dingin, kesemutan dan cepat lelah, pulsasi pembuluh darah kurang kuat, kaki menjadi pucat bila ditinggikan dan adanya ulkus/gangrene.

Seringkali kita jumpai penderita mengeluh kaki terasa sakit, kebas, dingin, kaki tampak pucat dan luka yang sukar sembuh, tidak jarang pasien kakinya sudah infeksi. Hal ini bisa tejadi karena biasanya penderita membiarkan atau masa bodoh terhadap masalah-masalah pada kaki yang diaggap sepele, tetapi bila dibiarkan dan tidak dirawat lama kelamaan akan menyebabkan infeksi serius pada kaki dan timbul komplikasi. Masalah yang timbu pada kaki diantara lain kapalan (callus) dan mata ikan dimana penebalan terjadi pada kaki diabetes yang apabila tidak dirawat akan mejadi luka infeksi dan berkembang menjadi ulkus. Selain kapalan, cantengan juga merupakan masalah yang timbulpada kaki. Cantengan adalah luka infeksi pada daerah sekitar kuku karena pertumbuhan kuku yang salah yang ditandai dengan sakit di sekitar kuku, merah, bengkak dan keluar nanah yang harus segera ditanggulangi. Kaki yang bermasalah juga ditandai dengan kulit kaki retak dan luka karena kutu air, muncul kutil pada telapak kaki dan radang pada ibu jari kaki.

Penderita diabetes melitus mempunyai kemungkinan mengalami kaki diabetes, tetapi kondisi tersebut dapat dihindari dengan perawatan kaki yang benar yaitu dengan memeriksa kaki setiap hari dengan kaca, apakah ada kulit retak, melepuh, bengkak, luka atau perdarahan. Langkah selanjutnya adalah dengan membersihkan kaki setiap hari, keringkan dengan handuk termasuk sela-sela jari dan memberikan pelembab pada daerah kaki yang kering, kecuali sela-sela jari serta jangan lupa untuk menggunting kuku secara lurus mengikuti bentuk normal jari kaki. Gunakan sepatu atau sandal yang baik sesuai dengan ukuran dan nyaman dipakai dengan memeriksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil atau benda-benda tajam. Segera menghubungi dokter bila kaki terluka. Adapun hal-hal yang tidak boleh dilakukan antara lain jangan merendam kaki denga air hangat untuk menghangatkan kaki, jangan menggunakan botol panas atau peralatan listrik untuk menghangatkan kaki, jangan menggunakan batu/silet untuk mengurangi kapalan, jangan menggunakan sepatu atau kaos kaki yang sempit, jangan menggunakan obat-obatan tanpa anjuran dokter untuk menghilangkan mata ikan dan jangan membiarkan luka sekecil apapun dikaki, harus segera dirawat.

Rendahnya kemampuan tubuh dalam menyembuhkan luka pada kaki penderita diabetes menyebabkan infeksi bertambah parah dan dapat timbul komplikasi menjadi gangrene. Gangrene adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya jaringan mati (nekrosis), namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan infeksi pada jaringan. Gangren kaki diabetik ditandai dengan luka pada kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan di pembuluh darah sedang atau besar. Perawatan khusus pada luka gangrene sangat diperlukan karena dapat mencegah meluasnya infeksi, memberi rasa nyaman pada pasien, mengurangi nyeri dan meningkatkan proses penyembuhan luka.

Kontributor : Nur Utami Hidayati, SKM

Sumber :

Materi penyuluhan oleh dr. Robin Perdana Saputra

KSM Bedah Divisi Bedah Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.