Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Anemia merupakan suatu keadaan yang mengambarkan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal atau sedang mengalami penurunan. Pada masyarakat umum biasanya anemia dikenal sebagai penyakit kurang darah sehingga tablet besi yang diberikan selalu disebut dengan istilah table penambah darah. Adapun kadar Hb berbeda untuk setiap kelompok umur maupun jenis kelamin, diantaranya :

  1. Anak balita : 11 gram%
  2. Anak usia sekolah : 12 gram%
  3. Wanita dewasa : 12 gram%
  4. Laki-laki dewasa : 13 gram%
  5. Ibu hamil : 11 gram%
  6. Ibu menyusui >3 bulan : 12 gram%

Secara morfologis, anemia dapat diklasifikasikan menurut ukuran sel dan hemoglobin yang dikandungnya seperti :

  1. Makrositik, pada anemia makrositik ukuran sel darah merah bertambah besar dan jumlah hemoglobin tiap sel juga bertambah. Ada dua jenis anemia makrositik yaitu :
  2. Anemia Megaloblastik adalah kekurangan vitamin B12, asam folat dan gangguan sintesis DNA.
  3. Anemia Non Megaloblastik adalah eritropolesis yang dipercepat dan peningkatan luas permukaan membran.
  4. Mikrositi, mengecilnya ukuran sel darah merah yang disebabkan oleh defisiensi besi, gangguan sintesis globin, porfirin dan heme serta gangguan metabolisme besi lainnya.
  5. Normositik, pada anemia normositik ukuran sel darah merah tidak berubah, ini disebabkan kehilangan darah yang parah, meningkatnya volume plasma secara berlebihan, penyakit-penyakit hemolitik, gangguan endokrin, ginjal, dan hati.

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan asupaan makanan yang bergizi, terkena infeksi malaria, terjadinya perdarahan pada saat melahirkan, dan kebutuhan tubuh yang meningkat, akibat mengidap penyakit kronis dan kehilangan darah karena menstruasi dan infeksi parasit (cacing).

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah dapat menimbulkan gejala lesu, lemah, letih, lelah dan cepat lupa. Akibatnya dapat menurunkan prestasi belajar, olah raga dan produktifitas kerja. Selain itu anemia gizi besi akan menurunkan daya tahan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena infeksi.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan dalam mengatasi anemia dapat diatasi dengan banyak mengkonsumsi makanan yang kaya zat besi. Sumber zat besi banyak terdapat pada makanan seperti : daging merah, hati ayam, ikan, tempe, telur, tahu, selada, sawi, bayam, daun singkong, brokoli, kangkung, dan lainnya. Selain itu penanggulangan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan pencegahan infeksi cacing dan pemberian tablet Fe yang dikombinasikan dengan vitamin C.

Kontributor :

Unit Promosi Kesehatan

RSUP Dr. Sardjito

Sumber :  

Masrizal. 2007. Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 2(1). 140-145.

Masthalina, dkk. 2015. Pola Konsusmsi (Faktor Inhibitor dan Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia Remaja Putri. Jurnal Kesehatan Masyarakat. 11(1). 80-86.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.