Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengenal Fungsi Aferesis Untuk Penyembuhan, Terapi dan Kecantikan

Darah merupakan material utama dalam kehidupan manusia. Seluruh jaringan tubuh manusia akan dapat hidup jika dialiri darah. Di dunia medis, darah digunakan untuk menambah darah pasien yang berkurang, atau bahkan membuang komponen darah seseorang yang dianggap sebagai sumber penyakit. Kebutuhan darah ini terhitung sangat tinggi. Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, permintaan darah bagi pasien mencapai 3.000 kantong setiap bulannya.

Secara visual atau awam, darah hanya terlihat berwarna merah. Namun, sebenarnya darah mengandung beragam komponen yang sangat kompleks. Cara paling mudah untuk melihat komponen darah adalah dengan menaruhnya di dalam tabung selama beberapa lama. Setelah mengendap, bagian komponen darah akan terlihat terpisah, mulai dari bagian atas, bagian lapisan bawah, dan lapisan bagian tengah.

Bagian atas dalam endapan darah disebut sebagai plasma atau serum darah. Komponen ini juga disebut cairan darah. Sementara yang paling bawah berwarna merah disebut sebagai sel darah merah. Sedangkan bagian tengah biasa disebut bafikot, yang berisi sel-sel leukosit dan sebagian sel-sel trombosit.

Tidak sedikit dari berbagai masalah penyakit yang diderita seseorang, sangat membutuhkan salah satu komponen dari darah tersebut.

Pada zaman dahulu, metode pemisahan darah dilakukan secara manual, yakni dengan cara didiamkan kemudian diambil komponennya berdasarkan tiga bagian endapan darah. Namun cara ini dinilai tidak presisi. Misalnya, jika semestinya yang hendak diambil hanya trombosit, namun bisa saja bagain lain dari komponen darah ikut terambil.

Sekarang dengan alat modern berteknologi canggih yang disebut Aferesis, komponen-komponen dalam darah yang dibutuhkan atau tidak dibutuhkan, bisa dengan mudah dipisahkan dengan presisi, untuk kemudian diambil sebagai bagian tindakan pengobatan, atau sebagai bentuk terapi atau penyembuhan.

Aferesis merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menyaring segala komponen yang ada di dalam darah. Baik itu komponen yang dibutuhkan atau yang tidak dibutuhkan. Alat ini dapat digunakan untuk menambah atau mengganti darah yang hilang, atau untuk membuang komponen darah seseorang yang dianggap merupakan sumber penyakit atau gangguan.

Dengan alat Aferesis, komponen darah yang diambil bisa ditentukan secara pasti. Bahkan dengan alat ini, komponen lain yang telah diambil, misalnya plasma atau trombosit, bisa dikembalikan ke tubuh pendonor atau pasien dalam waktu bersamaan. Sehingga, lebih efisien dan efektif.

Alat Aferesis ini juga memiliki sifat tertutup, sehingga membuat risiko kontaminasi atau risiko infeksi penularan penyakit tidak mungkin terjadi.

Sebagai gambaran, darah yang diambil dari donor atau pasien, akan dialirkan dari pembuluh vena ke dalam mesin melalui selang. Di dalam mesin, darah akan diputar atau diproses untuk dipisahkan. Lalu komponen darah yang akan diambil, misalnya trombosit, akan dimasukkan ke dalam kantong khusus.

Bersamaan dalam proses tersebut, sekaligus bagian komponen darah yang tidak diambil akan dikembalikan lagi ke dalam tubuh pendonor atau pasien, lewat selang yang bersebelahan, namun berbeda.

Dengan alat Aferesis, jumlah komponen darah yang akan diambil bisa diatur. Misalnya, trombosit yang akan diambil sebanyak 3 x 10 pangkat 11 buah. Jumlah ini bisa dihitung oleh alat tersebut secara tepat dan akurat.

Namun hingga saat ini, belum banyak rumah sakit di Indonesia yang memiliki alat Aferesis. Khususnya untuk fungsi terapi. Sejauh ini, hanya sejumlah rumah sakit seperti di Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Sanglah dan Medan yang sudah memilikinya.

Pada intinya, Aferisis memiliki dua fungsi utama. Yakni, untuk keperluan donor dan terapi. Namun di samping dua fungsi utama tersebut, Aferesis juga bisa digunakan sebagai alat untuk melakukan terapi sel yang dikenal sebagai Stem Cell.

Dengan demikian, Aferesis tidak hanya untuk kepentingan kesehatan, namun juga dapat difungsikan untuk keperluan kosmetik. Yakni, untuk mengambil Stem Cell dari dalam jaringan darah tepi, untuk kemudian dimanipulasi, diterapi atau diobati, lalu dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien.

Khusus untuk fungsi kedua sebagai alat terapi, Aferisis sangat membantu dokter dalam merawat pasien yang menderita penyakit yang disebabkan sesuatu di dalam komponen darah pasien tersebut. Misalnya, pasien yang memiliki penyakit autoimun atau Guillain Barre Syndrom.

Penyakit yang disebabkan adanya suatu antibody di dalam plasma darah ini, membutuhkan penanganan dengan membuang plasma tersebut dari dalam tubuh pasien. Sehingga dengan alat Aferesis, plasma yang menimbulkan masalah pada pasien akan bisa dibuang dengan mudah, untuk kemudian diganti dengan cairan pengganti yang lebih ‘sehat’ dari darah pengganti.

Narasumber :

Teguh Triyono, M. Kes. Sp.PK(K)

Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD) RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.