Jerawat sudah sangat umum ditemui dan dialami banyak orang. Saking banyaknya orang yang mengalami, jerawat seakan dianggap hal biasa. Padahal, jerawat dapat menyebabkan luka atau bopeng pada wajah, dan jika sudah parah akan sulit ditangani
Jerawat merupakan penyakit yang terdapat pada saluran kelenjar minyak (sebaceous glands). Berupa peradangan kronis yang ditandai dengan adanya komedo, papul (papula), pustul (pustula), nodul atau pun kista. Karena itu, jerawat biasanya muncul pada daerah yang banyak memiliki kelenjar minyak, seperti pada wajah, dada, punggung, atau juga bahu. Umumnya, jerawat membutuhkan penanganan dalam waktu yang cukup lama.
Tampilan jerawat bisa bermacam-macam, tergantung dari penyebabnya. Sementara, ada banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya jerawat. Mulai dari usia, faktor genetik, siklus hormonal di dalam tubuh, pola kebiasaan atau hidup, dan dampak penggunaan kosmetik.
Data menyebutkan, sekitar 85 – 95 persen remaja di dunia mengalami jerawat. Hal itu disebabkan remaja mengalami siklus peningkatan hormon, yang mempengaruhi produksi kelenjar minyak. Hal inilah yang menimbulkan jerawat pada seseorang. Biasanya, siklus tersebut berlangsung hingga seseorang berusia 25 tahun. Namun jerawat tetap bisa muncul di atas usia tersebut, karena berbagai faktor. Penggunaan kosmetik, kondisi psikologis yang kerap mengalami stres, sering begadang, dan banyak melakukan aktivitas lapangan/outdoor, ikut menjadi faktor lain timbulnya jerawat.
Penanganan Jerawat
Penanganan jerawat sangat tergantung pada kondisi atau tingkat jerawat. Ringan, sedang, maupun berat. Makin berat tingkatan jerawat seseorang, akan makin sulit dan lama untuk disembuhkan.
Berdasarkan sejumlah kasus, kebanyakan pasien baru memeriksakan penyakit jerawat ke rumah sakit saat kondisinya sudah terlanjur parah. Hal itu disebabkan mereka biasanya sudah mencoba mengobatinya sendiri, dengan membeli bermacam-macam produk, namun tidak berhasil.
Salah satu kesalahan yang juga biasa dilakukan adalah kebiasaan memencet jerawat. Sehingga justru menimbulkan bekas lubang atau bopeng-bopeng pada kulit. Bahkan, tindakan seperti facial atau mengeluarkan jerawat, juga bisa menimbulkan peradangan pada kulit makin parah.
Jika sudah parah, seperti ditandai dengan terbentuknya pustula eritema, komedo atau jerawat batu, kista, hingga muncul lubang atau bopeng, akan sulit untuk ditangani.
Di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, penanganan jerawat selain dengan memberikan obat, juga terapi yang bisa dilakukan dengan berbagai macam jenis peralatan medis. Seperti Intense Pulsed Light Treatment. Dengan memanfaatkan teknologi laser light, alat ini bisa digunakan untuk acne clearance. Seperti mengatasi pustul atau radang putih maupun nodul atau isi.
Kelebihan alat ini adalah penentuan dosis yang bisa diatur, sehingga bisa disesuaikan. Misalnya, dibuat dosis tinggi untuk radang yang parah, atau dosis rendah untuk kulit sensitif. Alat ini juga bisa difungsikan untuk mengatasi flek, hiperpigmentasi dan mengencangkan kulit.
Alat lain yang juga bisa digunakan sebagai treatment jerawat adalah Elektroforesis, yakni alat untuk memasukkan obat atau serum, dengan mempertimbangkan perbedaan ion di kulit, baik itu ion positif maupun ion negatif.
Alat selanjutnya adalah Mikrodermabrasi. Semacam alat vakum, untuk menyedot, menghaluskan dan meratakan permukaan kulit. Dengan alat ini, komedo khususnya komedo hitam, bisa terangkat.
Ada pula alat yang disebut Radio frekuensi. Memakai sistem termal, alat ini mampu merangsang jaringan baru pada kulit, sehingga kerap disebut dengan setrika wajah.
Lalu, ada alat yang disebut Laser Co2, baik itu yang fractional maupun cutting. Laser Co2 Cutting berfungsi seperti pisau, yang bisa digunakan untuk melakukan operasi tai lalat, menghilangkan kutil dan lain-lain. Sementara laser Co2 Fractional digunakan untuk peremajaan bekas jerawat, seperti bopeng, flek, dan sejenisnya.
Selain berbagai alat tersebut, masih banyak lagi alat atau metode yang dapat digunakan untuk mengatasi jerawat. Seperti Platelet Rich Plasma (PRP), yakni pemberian serum dari darah si pasien sendiri, hingga pemanfaatan Chemical Cream atau bahan krim kimia yang dioleskan.
Namun demikian, tentu saja pencegahan selalu lebih baik dari pengobatan. Untuk mencegah timbulnya jerawat, seseorang bisa melakukan sejumlah hal. Mulai dari tidak sembarangan menggunakan produk kosmetik yang mengandung bahan berbahaya, seperti merkuri atau hidrokinon. Membiasakan diri memakai tabir surya saat beraktivitas di luar ruangan. Dan, membiasakan membasuh wajah dengan sabun 2 – 3 kali sehari untuk mengurangi produksi minyak berlebih.
Narasumber :
Dwi Retno Adi Winarni, Sp.KK (K)
Devi Atami Susetiati, M,Sc., Sp.KK
No Comments