Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Kelainan Sendi Rahang (Temporo Mandibular Disorder)

Kelainan sendi rahang merupakan suatu istilah yang menggambarkan keadaan sakit, kelainan, disfungsi komponen pengunyahan atau mastikasi yang terdiri dari otot, tulang, persendian temporo mandibular serta persarafan. Otot dengan fungsi membuka dan menutup mulut memiliki kaitan erat dengan sendi rahang. Otot-otot yang berkaitan dengan aktivitas pengunyahan antara lain temporalis, masseter, pterygoideus, digastricus, geniohyoideus, mylohyoideus, sprenicus, trapezius. Penulangan yang berkaitan dengan kelainan sendi rahang antara lain zygomaticus, temporalis, maxilla, mandibula, sphenoidalis, occipitalis. Persendian temporomandibular merupakan suatu bentuk persendian spheroidal yang terdiri dari discus condylus dan jarinngan pendukung lainnya pada persendian temporomandibular. Persarafan yang berkaitan dengan sendi temporo mandibular antara lain nervus trigeminus, nervus fascialis, nervus glossopharyngeal, nervus tympanicus. Komponen sendi temporomandibular memiliki kaitan satu dengan lainnya sehingga kelainan di satu tempat dapat berdampak pada komponen lainnya.

Gejala dari kelainan sendi rahang dapat beragam antara lain : kesulitan mengunyah, sakit gigi, sakit kepala, sakit pada area wajah, bunyi sendi (click/crack), telinga berdenging (tinitus aurium), sakit pada area sendi, bukan mulut yang terbatas, rahang yang mudah terkunci, serta adanya deviasi maupun defleksi gerakan rahang. Sakit gigi pada kelainan sendi rahang sering di salah persepsikan dengan adanya gigi yang bermasalah, demikian juga timbulnya sakit kepala dan sakit pada area wajah sering salah dipersepsikan sebagai kelainan diluar problem atau masalah sendi rahang, tidak jarang pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan sperti MRI atau CBCT tidak ditemukan kelainan spesifik. Gejala bunyi sendi pada kelainan sendi rahang saat ini juga merupakan gejala yang umum ditemui pada pasien dengan kelainan sendi rahang. Banyak dijumpai pasien merasa terganggu terhadap bunyi clicking yang terjadi pada kelainan sendi rahang. Bunyi crack sendiri biasa lebih kerap dijumpai pada beberapa kelainan sendi rahang yang lebih lanjut dimana terdapat krepitasi sebagai bentuk lanjut dari keadaan timbulnya radang pada area sendi rahang. Pada beberapa kasus kelainan sendi rahang terdapat gejala kelainan sendi rahang berupa timbulnya suara berdenging pada telinga yang bahkan menyerupai bunyi kereta api pada telinga pasien, hal tersebut kadang membuat pasien ataupun keluarga menjadi frustrasi sehingga tidak jarang pemeriksaan kelainan dilakukan hingga ke psikiatri atau psikolog. Gejala umum lain pada kelainan sendi rahang ialah timbulnya rasa sakit yang mengganggu pada area sendi maupun pada gerakan buka atau tutup mulut yang dapat dikarenakan timbulnya area peradangan pada sendi rahang maupun dapat juga ditimbulkan oleh terjadinya spasme otot pada area sekitar sendi rahang. Gejala rahang terkunci (locking jaw) sering dijumpai pada kelainan sendi rahang lanjut atau pada kelainan sendi rahang yang disebabkan oleh trauma fisik. Selain locking jaw keadaaan deviasi maupun defleksi sendi rahang juga merupakan hal yang sering dijumpai pada kelainan sendi rahang yang timbul karena trauma, peradangan lanjut maupun suatu kebiasaan buruk yang sering tidak dissadari oleh pasien.

Terdapat banyak kausa atau penyebab terjadi atau timbulnya kelainan sendi rahang (TMD). Gigi yang tidak teratur atau maloklusi merupakan salah satu penyebab timbulnya kelainan pada sendi rahang. Disharmoni relasi rahang atas dan bawah dapat menyebabkan timbulnya kelainan pada persendian temporomandibular. Keadaan hilangnya gigi juga secara langsung dapat mempengaruhi sistem mastikasi atau pengunyahan dan berdampak langsung pada persendian temporomandibular. Pada beberapa kasus juga dapat ditemui kelainan sendi rahang yang disebabkan oleh pembuatan protesa gigi tiruan yang tidak tepat tanpa memperhatikan aspek biologis dan fungsional rongga mulut. Pembuatan protesa rongga mulut yang tidak tepat berpengaruh pada tinggi vertikal wajah dan hubungan maxilla mandibula yang pada akhirnya berpengaruh pada sendi rahang (TMJ).Faktor Trauma yang didapat dari kecelakaan, benturan ataupun aktifitas fisik juga tidak jarang ditemukan sebagai penyebab timbulnya kelainan pada sendi rahang.

Kebiasaan buruk (bad habit) seperti kerot/bruxism, clenching, postur tubuh yang keliru juga merupakan faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kelainan pada sendi rahang. Faktor lain penyebab kelainan sendi rahang (TMD) yang jarang disadari ialah faktor emosi dan kecemasan. Faktor psikis hampir menyertai banyak kelainan yang timbul pada sendi rahang dan juga dipengaruhi oleh timbulnya spasme otot berlebih yang dipengaruhi oleh emosi dan kecemasan. Perawatan Orthodontik atau kawat gigi juga dapat menjadi pemicu timbulnya kelainan pada sendi rahang, oleh karena itu perawatan kawat gigi yang ideal ialah membentuk lengkung dan hubungan gigi rahang atas dan bawah secara ideal tanpa mengabaikan persendian temporo mandibular. Penyakit peradangan seperti arthritis ataupun penyakit sistemik lain yang bermanifestasi pada kelainan sendi dapat pula ditemukan pada beberapa kasus. Selain faktor sistemik, kelainan onkologis pada area maksila dan mandibula dapat berdampak langsung pada timbulnya kelainan dan gangguan pada sendi rahang.

Penentuan atau diagnosis dari kelainan sendi rahang membutuhkan ketelitian dan pemeriksaan klinis maupun penunjang yang lengkap. Pemeriksaan x-ray TMJ, CBCT 3D, MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang kerap digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan sendi rahang. Kelainan sendi rahang memiliki kriteria diagnostik untuk memudahkan penegakkan diagnosis TMD. Pemeriksaan pada otot dan tulang sekitar rahang dengan palpasi serta pengukuran pada area rongga mulut dapat membantu menentukan diagnosis kelainan pada sendi rahang. Pemeriksaan klinis kelainan sendi rahang tidak jarang membutuhkan waktu yang cukup lama dan alat instrumen penunjang pendukung untuk mendapatkan diagnosis final kelainan pada sendi rahang yang akurat.

Penanganan kelainan sendi rahang tidak jarang membutuhkan kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu baik kedokteran maupun kedokteran gigi. Perawatan kelainan sendi rahang (TMD) memerlukan tindakan kolaboratif atau rawat bersama antar bidang ilmu spesialistik. Spesialis Saraf, Prostodonsia, Orthodonsia, Bedah mulut, rehabilitasi meduik, Onkologi dan spesialistik lain merupakan bidang ilmu yang mempelajari kelainan pada sendi rahang ataupun nyeri pada area wajah. Tindakan kolaboratif pada penanganan kelainan sendi rahang dapat memberikan hasil yang optimal bagi pasien TMD. Perawatan kolaboratif memberikan pilihan perawatan dan sudut pandang penanganan kasus TMD yang lebih luas.

Terdapat beragam cara perawatan pada kelainan sendi rahang antara lain :

  1. Accupuncture/accupressure

Perawatan akupunktur pada sendi rahang biasa ditujukan untuk mengatasi keluhan yang berkaitan dengan kelainan, disfungsi atau spasme otot terutama otot sekitar wajah dan otot yang berperan dalam fungsi membuka dan menutup mulut.Perawatan akupunktur difokuskan pada area triger nyeri dan diharapkan dapat meredakan atau bahkan menghilangkan nyeri.

  1. TMJ Exercises (senam TMJ)

Senam TMJ merupakan suatu bentuk latihan (exercise) fisioterapi untuk mengembalikan fungsi otot dan juga postur yang mungkin mengalami kelainan.Senam TMJ melatih otot untuk dapat aktif dan berfungsi secara semestinya.Senam TMJ juga dapat menjadi suatu upaya preventif dalam mengatasi masalah kelainan sendi rahang. Perawatan anjuran untuk melakukan senam TMJ biasa dilakukan pada kasus kelainan TMD ringan atau proses lanjutan setelah terapi TMJ minimal invasif lainnya atau bedah.

  1. Terapi dengan teknologi (Laser, TENS, terapi sinar)

Saat ini terdapat beberapa instrumen berteknologi yang dapat dimanfaatkan untuk merawat kelainan sendi rahang.Penggunaan low level laser therapy juga merupakan salah satu upaya memacu perbaikan atau remodeling terutama pada sendi rahang. Penggunaan laser pada perawatan TMD hampir menyerupai perawatan TMD dengan sinar infra merah. Alat terapi TMD lainnya ialah TENS yaitu semacam alat yang memberi hantaran listrik untuk memacu perbaikan dan remodeling pada otot maupun area sekitar persendian rahang temporomandibular.Efektifitas penggunaan alat berteknologi pada perawtan TMD turut dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas penggunaan instrumen perawatan TMD.

  1. Terapi medikasi intravena, intra muscular, intra capsular

Perawatan TMD lainnya ialah berupa tindakan minimal invasif yaitu medikasi intra muscular atau intra capsular dengan obat anti radang, sodium hyaluronat, botulinum toxin, anestetikum dan medikasi lainnya yang berhubungan dengan kelainan fungsi sendi rahang. Terapi medikasi minimal invasif ini juga memerlukan perhitungan dosis yang cermat serta frekuensi aplikasi tindakan yang tepat untuk mendapatkan hasil perawatan kelainan sendi rahang yang optimal.

  1. Pembuatan TMD Devices

Pembuatan TMD devices biasa dilakukan oleh prostodontis dalam upaya memperbaiki atau merawat kelainan sendi rahang. Penggunaan splint stabilisasi ataupun reposisi ditentukan sesuai dengan kelainan sendi rahang yang dialami pasien.Pembuatan TMD applances biasanya bertujuan untuk mengembalikan fungsi dan otot dan sendi temporomandibular sehingga gejala gangguan yang menyertai kelainan sendi rahang dapat diatasi.

  1. Pembuatan protesa dental dan maksilofasial

Pembuatan protesa dental dalam perawatan TMD biasanya bertujuan mengembalikan dimensi vertikal atau tinggi wajah serta mengembalikan relasi oklusi rahang atas dan bawah. Pembuatan protesa yang tepat dan sesuai aspek biologis dan fungsi diharapkan dapat turut merehabilitasi kelainan sendi temporomandibular.

  1. Arthrocentesis TMJ

Arthrocentesis TMJ sering juga disebut TMJ wash atau lavage. Arthrocentesis TMJ biasa dilakukan pada kasus TMD dengan kelainan adhesi. Penanganan TMD dengan Arthrocentesis dapat dilakukan dengan beberapa metode atau teknik. Penanganan lavage biasa dilakukan oleh bedah mulut maupun prostodontist.

  1. Konseling

Perawatan konseling pada kelainan sendi rahang dapat dilakukan pada kasus TMD yang berkaitan dengan kebiasaan buruk serta kelainan psikologi yang berhubungan dengan emosi dan kecemasan.

  1. Bedah Orthognatic

Bedah TMJ dilakukan pada kasus trauma maupun kerusakan TMJ akibat suatu keadaan patologis. Penggantian komponen sendi seringkali diperlukan untuk mengembalikan fungsi rahang sebagaimana mestinya. Perawatan bedah TMJ biasanya merupakan pilihan akhir ketika perawatan minimal invasif lainnya tidak mampu mengembalikan fungsi TMJ secara optimal. Tindakan bedah TMJ biasa dilakukan oleh ahli bedah mulut.

Penulis :

drg. Franciscus Wihan Pradana, Sp.Pros-KSM Gigi dan Mulut RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.