Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Bepergian bersama bayi dan anak dengan pesawat udara

Saat ini semakin banyak orang tua yang mengajak bayi dan anaknya untuk bepergian dengan pesawat udara. Menurut WHO kontraindikasi naik pesawat udara pada bayi dan anak antara lain bayi berumur kurang dari 2 hari, pasien anak yang menderita sinusitis, rinitis dan otitis media akut, infeksi menular, sickle–cell anemia, penyakit paru berat dan gangguan psikosis yang belum terkontrol. Beberapa maskapai penerbangan mengijinkan bayi minimal berumur 2 minggu dapat bepergian dengan pesawat udara, namun beberapa maskapai yang lain mengizinkan bayi minimal umur 2 bulan. Peraturan penerbangan menyatakan bahwa anak berumur 2 – 11 tahun harus disertai oleh orang dewasa. Beberapa maskapai mengizinkan anak umur lebih dari 5 tahun untuk dapat naik pesawat terbang tanpa didampingi oleh orang dewasa, namun perlu didaftarkan saat memesan tiket sehingga mereka akan mendapatkan pengawasan dari kru penerbangan.

Pada saat di dalam kabin pesawat perlu diperhatikan hal berikut, antara lain kondisi di dalam pesawat (kelembaban udara, perbedaan suhu, tekanan udara, airplane ear) serta kondisi bayi dan anak antara lain dehidrasi serta hipoksia.

Kelembaban kabin relatif rendah yaitu kurang dari 20%. Kelembaban yang rendah dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada mata, mulut dan hidung. Untuk mengurangi hal tersebut dapat dilakukan dengan minum yang cukup sebelum dan selama penerbangan, memakai lotion pelembab, memakai semprot hidung yang berisi air garam fisiologis, dan bila anak menderita mata minus maka memakai kacamata dari pada memakai lensa kontak.

Suhu di dalam kabin pesawat tidak pasti, kadang dingin namun juga bisa panas. Maka sebaiknya dipersiapkan kaos lengan pendek, kaos lengan panjang dan jaket atau sweater tipis.

Penurunan tekanan udara di dalam kabin menyebabkan udara di dalam tubuh akan mengisi semua rongga tubuh, dengan akibat udara dalam perut meningkat. Hal ini menyebabkan rasa tidak nyaman bagi bayi dan anak. Untuk mencegah peningkatan udara dalam perut maka anak jangan memberi minuman yang mengandung bikarbonat. Sebagai gantinya sebaiknya anak diberi minum air atau jus.

Kondisi di dalam pesawat dapat menyebabkan beberapa hal sebagai berikut:

  • Airplane ear

Airplane ear adalah rasa sakit di telinga tengah karena perubahan tekanan udara saat terbang. Hal ini biasa terjadi jika anak menderita flu, hidung tersumbat, pilek, sinusitis dan infeksi pernapasan lain. Airplane ear dapat menyebabkan rasa sakit dan tuli namun bersifat sementara. Penurunan tekanan udara di dalam kabin terjadi pada saat pesawat lepas landas. Pada saat lepas landas udara keluar dari telinga tengah dan sinus. Sebaliknya pada saat medarat udara akan masuk ke dalam telinga tengan dan sinus kembali. Rasa tidak nyaman pada telinga saat pesawat lepas landas maupun mendarat disebabkan oleh perbedaan tekanan udara. Untuk mengatasi hal tersebut maka anak yang lebih besar dapat diminta untuk melakukan aktivitas menelan, mengunyah maupun menguap sedangkan bayi dapat disusui atau diberikan dot untuk merangsang menelan.

  • Dehidrasi

Dehidrasi pada bayi dan anak dapat terjadi selama penerbangan. Hal ini ditandai dengan bibir kering, mata tampak cekung, lebih dari 6 jam tidak berkemih. Untuk menghindari hal tersebut maka sebaiknya bayi dan anak diberi minum secara teratur. Anak dianjurkan untuk minum air putih atau jus.

  • Hipoksia

Hipoksia atau kekurangan oksigen dapat terjadi bila oksigen di dalam kabin mengalami penurunan. Bila oksigen menurun, maka dapat terjadi hipoksia ringan yang tidak berefek pada bayi dan anak sehat, namun akan menjadi masalah serius pada anak dengan kelainan kardiovaskular, penyakit paru atau anemia.

  • Jet lag

Yang perlu diperhatikan oleh orang tua adalah kondisi jet lag yang mungkin terjadi pada bayi dan anak. Jet lag disebut juga mabuk pasca terbang atau penat terbang. Secara medis disebut desinkronosis atau disritmia sirkadian yaitu sebuah kondisi fisiologis yang terjadi akibat gangguan terhadap ritme sirkadian tubuh. Perubahan “jam tubuh” atau ritme sirkadian dapat memengaruhi ritme tidur. Hal ini bukan disebabkan panjang perjalanan, melainkan terkait dengan jarak meridian (timur-barat) yang ditempuh. Pemulihan jet lag diperlukan waktu sekitar satu hari sehingga tubuh anak dapat beradaptasi dengan lingkungan baru. Gejala jet-lag antara lain lelah dan sulit tidur (insomnia), sulit berkonsentrasi, mual, muntah, atau konstipasi.

  • Aeropobia

Beberapa anak dapat mengalami ketakutan saat terbang dengan pesawat udara misalnya karena bagi anak tersebut penerbangan adalah pengalaman yang tidak menyenangkan, pernah menonton pesawat jatuh dan pada anak yang mudah panik. Untuk itu orang tua dapat memberi nasehat kepada anak bahwa bepergian dengan pesawat itu aman, lebih aman dari pada naik sepeda motor. Selama penerbangan ajak anak bercerita, menonton film, membaca buku atau makan.

Hal- hal yang perlu disiapkan ketika bepergian bersama bayi dan anak dengan pesawat udara:

  • Pada hari bepergian

Bayi dan anak sebaiknya disiapkan untuk cukup istirahat sebelumnya. Bayi dan anak harus makan tetapi jangan makan terlalu berat atau terlalu banyak sebelum pergi (terutama anak-anak dengan mabuk perjalanan).

  • Aktivitas anak selama di pesawat

Di dalam kabin pesawat anak dapat bermain, membaca, menulis, menggambar dengan alat yang sudah disiapkan oleh orang tua sebelumnya.

  • Sambil menunggu di bandara

Orang tua dapat menyiapkan sebelumnya air minum, makanan ringan, makanan khusus untuk bayi atau orang tua dapat melakukan pemesanan makanan dan minuman sebelum penerbangan. Ada baiknya orang tua menyediakan obat-obatan sederhana yang sering dibutuhkan.

  • Mabuk perjalanan

Beberapa anak menderita mabuk perjalanan. Hal ini perlu mendapat perhatian dari orang tua. Perasaan mual yang disebabkan oleh kejutan pesawat dapat dikurangi dengan duduk di dekat jendela sehingga anak dapat melihat keluar dengan bebas. Sebaiknya menghindari makan banyak sesaat sebelum pergi. Pada anak umur lebih dari 2 tahun dapat diberikan obat anti mabuk satu jam sebelum pesawat berangkat. Biasanya dokter akan memberikan obat diphenhydramine ataudimenhydrinat.

  • Sepulang dari perjalanan

Masalah kesehatan terkait perjalanan dilaporkan sebanyak 22%-64% dari semua orang yang melakukan perjalanan. Meskipun sebagian besar berupa masalah kesehatan ringan namun perlu diwaspadai bila penyebabnya adalah infeksi menular. Bila diduga terdapat infeksi, maka perlu di investigasi lebih lanjut antara gejala yang muncul dengan periode inkubasi penyakit infeksinya serta dipertimbangkan kemungkinan berhubungan dengan endemisitas daerah yang sebelumnya dikunjungi.

Oleh karena itu, bepergian dengan bayi dan anak harus dipersiapkan dengan baik. Persiapan termasuk sebelum keberangkatan, selama perjalanan dan setelah perjalanan. Orang tua perlu kiranya memahami dan mengantisipasi apa mungkin terjadi selama naik pesawat. Sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kesehatan bayi dan anak serta melengkapi vaksinasi yang diperlukan.

Sumber:

http://American Airways. Traveling with children and infants, 2010 http://sq.com.

The complete guide to flying with kids, 2007.

http://Kidspot. Brooks A. Seven must-knows to make flying with kids, 2010.

Kontributor :

Dr. dr. Ratni Indrawanti, Sp.A

KSM Kesehatan Anak, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

 

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.