Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengatasi Sikap Pemalu pada Anak

Sebetulnya tiap anak memiliki kemampuan yang berbeda dalam melewati tugas-tugas perkembangan dan cara berinteraksi di lingkungan sosial. Sebagian anak tampak sangat percaya diri dan mudah sekali masuk ke lingkungan baru, namun bagi sebagian yang lain ada juga yang mengalami kesulitan berkenalan dengan orang baru, bahkan ada anak yang merasa ketakutan ketika berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Sikap pemalu pada anak biasanya tidak muncul dengan tiba-tiba, tetapi ada beberapa faktor yang mendasarinya. Sikap pemalu dikatakan wajar jika ditampilkan dalam proporsi yang cukup, misalnya anak menunjukkan rasa malu ketika berkenalan dengan orang baru, anak merasa demam panggung saat pertama kali pentas, atau anak merasa butuh waktu beberapa saat untuk masuk lingkungan yang belum ia kenal, namun ini hanya terjadi di awal-awal pertemuan saja, kemudian setelah beberapa waktu anak sudah mampu mengatasi perasaan malunya karena sudah ada proses adaptasi.

Namun apabila hal tersebut berlangsung lama, terus menerus, bahkan sampai anak menghindari kontak mata dengan orang lain, selalu bersembunyi di belakang orang tua, adanya rasa gemetar, gugup bahkan cemas saat masuk ke lingkungan baru, maka sebaiknya orang tua segera mengatasi hal tersebut agar tidak berdampak buruk terhadap perkembangan anak di masa depan.

 Ada beberapa faktor penyebab anak menjadi pemalu, diantaranya :

  1. Pola asuh orang tua

Orang tua yang sering mengkritik anak, mengekang, kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi, sering melarang anak karena terlalu khawatir atau orang tua yang sangat over protective terhadap anak, tanpa disadari akan membatasi ruang gerak anak dan membatasi kesempatan anak untuk belajar dan berinteraksi dengan lingkungan, sehingga cenderung membentuk kepribadian introvert (menutup diri)

  1. Proses belajar dari perilaku orang tua

Ayah atau ibu yang pemalu, lebih suka menyendiri, menghindari interaksi sosial, jarang berkomunikasi dengan orang lain, anaknya akan meniru perilaku sehari-hari orang tua dan tidak mendapat cukup pengalaman bagaimana cara  berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain. anak juga akan mengalami kesulitan menumbuhkan rasa empati dan peduli, sehingga pada akhirnya cenderung menghindari kontak sosial.

  1. Adanya pengalaman buruk

Ketika anak pernah mengalami suatu kejadian yang memiliki penilaian buruk, maka hal tersebut dapat mempengaruhi pola pikir dan perilakunya. Misalnya  ketika anak pertama kali berdiri di atas panggung, tiba-tiba ditertawakan banyak orang, jika persepsi anak pada saat itu ia dipermalukan, maka anak akan berhenti melakukan hal tersebut dan ada rasa takut untuk mengulanginya karena perasaan malu yang ia rasakan.

  1. Kurangnya kesempatan untuk bersosialisasi

Jika anak kurang diberi kesempatan untuk bermain dengan teman-temannya,  lebih banyak main di dalam rumah, kurang berinteraksi  di luar, maka jangan heran ia akan menjadi pemalu, menarik diri, takut dan merasa cemas karena ruang geraknya terbatas hanya dengan anggota keluarga di rumah, maka orang lain selain keluarganya adalah sesuatu yang asing baginya.

  1. Adanya perasaan rendah diri

Hal tersebut berkaitan dengan persepsi anak terhadap dirinya sendiri. Anak-anak harus punya perasaan yang baik terhadap dirinya. Anak yang merasa dicintai, disupport dan disayang oleh orang tua maka akan memiliki persepsi yang baik terhadap dirinya, tidak akan rendah diri dan tidak meragukan kemampuannya.

Cara mengatasi sikap pemalu pada anak:

  1. Beri kesempatan pada anak utk mengeksplorasi lingkungan agar anak bisa belajar banyak hal-hal baru yang membuat ia berkembang optimal, orang tua cukup mengawasi, sehingga anak tetap aman jika ada sesuatu yang dapat membahayakan dirinya.
  2. Hindari menyebut anak anda pemalu di hadapan umum karena tanpa sadar anda mengajak orang lain memberikan labelling pemalu kepada anak anda.
  3. Sering-sering ajak anak untuk berinteraksi sosial, termasuk dengan orang-orang yang tidak ia kenal, misalnya meminta anak anda membayar jajanannya di kasir,  menyampaikan pesanan yang ada di buku menu, meminta sendok atau hal-ha lain yang ia butuhkan untuk melatih keberanian dan percaya diri anak anda di tempat umum.
  4. Jika anak gagal melakukan sesuatu, jangan pernah memarahi, mengucilkan, menghukum atau menyebut ia dengan perkataan yang buruk, tetapi berilah dukungan, motivasi, dan meyakinkan anak bahwa anda ada disampingnya dan  siap membantunya untuk bangkit kembali.
  5. Jadi role model yang baik untuk anak

Jika anda menginginkan anak anda percaya diri, berani tampil, mampu berinteraksi  sosial dengan baik, maka anda harus terlebih dahulu melakukan hal-hal tersebut agar anak anda belajar dari model yang tepat.

Kontributor :

Agus Fitria, S. Psi

Bagian SDM, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.