Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengenal Psikosomatis

Psikosomatis merupakan hubungan antara pemikiran atau psikis yang bisa mempengaruhi kondisi tubuh atau sebaliknya, sebagai contoh ketika kita mengalami sakit lambung atau maag jika sudah ditelaah atau sudah melakukan pemeriksaan tapi ternyata hasilnya normal disitulah adanya interelasi antara psikis dengan soma atau tubuh. Di masyarakat umum, selama ini paradigma sakit berasal dari penyebab-penyebab yang sifatnya biologis seperti kuman, bakteri, trauma, faktor imun dsb. Namun dibagian psikosomatis memperkenalkan kepada masyarakat bahwa faktor psikologi akan sangat  bisa berpengaruh kepada somatis atau biasa disebut sebagai penyakit organis, dalam hal ini ada hubungan yang disebut sebagai psiko neuro imunologi dimana psikologis ini akan mempengaruhi gelombang-gelombang di otak kemudian akan mempengaruhi secara hormonal dan hormonal ini akan berdampak langsung ke organ-organ tertentu yang akan berpengaruh kepada pengeluaran hormon-hormon tertentu dan pada akhirnya nanti akan ke organ-organ.

Untuk faktor psikologis terdapat 2 besar yang banyak terjadi di masyarakat yaitu depresi dan NCT atau kecemasan. Untuk mengenali hal ini butuh pendekatan yang tidak mudah, tetapi kita bisa mengenali diri kita sendiri dengan beberapa faktor diantaraya yaitu mood depresi dan kehilangan interest atau kehilangan kesenangan. Selain itu ada gejala yang menyertai yaitu gangguan tidur, biasanya pada depresi orang akan mudah tidur tetapi setelah terbangun dia akan susah untuk tertidur lagi. Selain itu ada gejala penurunan konsentrasi hingga yang paling parah yaitu ada keinginan untuk bunuh diri.

Untuk penggolongan depresi ada gejala depresi minor dan mayor. Untuk gejala depresi minor akan dilakukan terapi untuk psikoterapi, terapi yang digunakan untuk menghilangkan keluhan dan mencegah kambuhnya psikologi dengan pentilasi, edukasi dan motivasi. Sedangkan untuk gejala depresi mayor akan diobati dengan obat.

Penyakit psikosomatis mempunyai beberapa kriteria yang harus dimasukkan apabila penderita mengalami penyakit psikosomatis, terkadang bisa didapatkan klien-klien organik sehingga menghasilkan psikis itu sendiri dan ada juga yang tidak bisa didapatkan oleh klien-klien organik ketika sudah melakukan pemeriksaan ternyata tidak ada gejala penyakit apapun.

Selain depresi, dalam psikosomatis terdapat juga penyakit cemas, cemas sendiri tidak selalu negatif tetapi ada yang cemas yang positif. Contoh cemas yang positif misalkan ketika kita akan ujian kemudian dengan adanya kecemasan akan termotivasi untuk belajar, sedangkan cemas yang negatif terkadang sumber dari kecemasan tersebut tidak jelas dan mungkin apa yang dicemaskan sebenarnya tidak ada tetapi responnya terlalu berlebihan dan lama kelamaan ada gejala-gejala yang terasa ditubuh seperti tegang ataupun berdebar-debar.

Penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis diantaranya yaitu penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan hipertensi, dikarenakan penyakit ini meningkatkan gejala psikosomatis sekitar 20% hingga 60%. Selain itu penyakit yang berkaitan dengan penyakit psikosomatis yaitu penyakit jantung koroner, stroke, parkinson, kanker dan tumor.

Untuk pencegahan penyakit psikosomatis dimulai dari sendiri, yaitu ketika menghadapi permasalahan untuk bersikap dengan mengubah pola-pola pikir negatif menjadi pola pikir positif, baik dalam segi agama maupun masyarakat atau sosial. Dalam hal ini akan ada pendekatan-pendekatan agama misalkan menjadi lebih pasrah, kemudian untuk fisik ada terapi seperti pelatihan nafas, yoga dll. Secara sosial bisa mencari teman untuk ngobrol atau meminta saran dengan teman agar permasalahan tidak dipendam sendiri.

Kontributor :

dr. Andang & dr. Rouf

KSM Penyakit Dalam, RSUP Dr. Sardjito

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.