Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Peradangan Hidung Dan Sinus (Rhinosinusitis)

Sinus merupakan rongga kecil yang saling terhubung melalui saluran udara di dalam tulang tengkorak. Sinus paranasal adalah rongga yang terdapat pada tulang-tulang wajah yang terdiri dari sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (di pangkal hidung), sinus maksilari (dipipi kanan dan kiri) dan sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid).

Fungsi Sinus adalah untuk menghangatkan/melembabkan udara yang dihirup, membantu pengaturan tekanan intranasal, berperan dalam pertahanan tubuh, meringankan tengkorak dan memberikan resonansi suara.

Rhinosinusitis adalah peradangan mukosa atau selaput lendir pada hidung dan sinus paranalisis yang paling sering ditemukan adalah sinusitis maksilaris dan sinusitis etmoid, sedangkan sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih jarang.

Rhinosinusitis disebabkan oleh semua keadaan yang mengakibatkan tersumbatnya aliran lendir dari sinus ke rongga hidung. Selain itu, kelainan anatomi seperti polip dan tumor, pilek / rhinitis karena alergi atau infeksi, benda asing, pengobatan infeksi akut yang tidak sempurna, gigi atas berlubang, polusi udara, faktor hormonal seperti kehamilan, pubertas dimana gangguan hormonal dan gangguan daya tahan tubuh seperti diabetes dan AIDS juga merupakan faktor penyebab rhinosinusitis.

Gejala yang umumnya dialami oleh penderita rhinosinusitis seperti hidung tersumbat, nyeri pada wajah, demam, lendir berwarna kuning, nyeri kepala, nyeri gigi, batuk, dan nyeri / berat / tertekan pada telinga. Sedangkan tanda yang umumnya dialami yaitu pembengkakan dan nyeri pada pipi dan kelopak mata (sinusitis maksila), pembengkakan dan nyeri dahi dan kelopak mata atas (sinusitis frontal), pembengkakan dan nyeri di antara atau dibelakang kedua bola mata (sinusitis etmoid), nyeri dibelakang kepala (sinusitis sfenoid).

Untuk penegakan diagnosis rhinosinusitis dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan penunjang seperti Transiluminasi, Rontgen Sinus Paranalis, CT-Scan Sinoscopy, dan Pemeriksaan Mikrobiologi.

Rhinosinusitis dapat ditangani dengan:

  1. Periksa ke dokter dengan diberikan obat antibiotik, pereda nyeri dan dekongestan / mukolitik
  2. Fisioterapi dilakukan dengan pemanasan dengan sinar gelombang pendek
  3. Pembedahan / Operasi (jika sudah terjadi komplikasi / penyulit)

Apabila rhinosinusitis tidak diobati atau tidak sembuh sempurna, maka dapat menimbulkan beberapa komplikasi bagi si penderita seperti infeksi pada otak, infeksi / bengkak jaringan di sekitar bola mata, penurunan fungsi penglihatan, infeksi tulang sekitar sinus nanah keluar dari wajah, perubahan bentuk wajah / menonjol / bengkak, dan radang tenggorokan sering kambuh. Sinusitis yang tidak segera ditangan juga dapat menyebabkan hilangnya kemampuan indera penciuman secara permanen. Biasanya sinusitis cukup diatasi dengan obat-obatan. Tetapi pada kasus tertentu, sinusitis harus ditangani dengan operasi.

Pencegahan rhinosinusitis bisa dilakukan dengan:

  1. Hindari faktor pencetus: gigi berlubang, pilek (alergi / infeksi), benda asing, terpapar asap
  2. Penanganan alergi yang baik:
  3. Hindari Pencetus bisa berupa tungau, debu, asap, serbuk sari, bulu hewan, dll
  4. Pola hidup yang baik misalnya pola makan, olah raga, tidak merokok, dll
  5. Pengobatan

Kontributor :

Unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit, RSUP Dr. Sardjito

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.