Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Kusta Bukan Penyakit Keturunan

Kusta adalah penyakit infeksi menular bersifat menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (M. leprae / bakteri tahan asam). Penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, dapat pula menyerang jaringan tubuh lainnya kecuali otak. Kusta bukan penyakit keturunan, bukan pula disebabkan oleh kutukan, guna-guna ataupun dosa. Gejala penyakit kusta ditandai dengan kelainan kulit berupa bercak putih seperti panu ataupun bercak kemerahan yang disertai kurang rasa / hilang rasa, tidak gatal dan tidak sakit.  Ada 2 tipe penyakit kusta yaitu kusta kering dan kusta basah. Kusta kering atau pansa basiler adalah kusta yang ditandai dengan munculnya jumlah bercak kulit yang mati rasa 1 – 5, ada 1 kerusakan saraf tepi dan pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kuman kusta (bakteri tahan asam negatif). Sedangkan kusta basah atau multi basiler ditandai dengan jumlah bercak kulit yang mati rasa lebih dari 5, kerusakan saraf tepi lebih dari 1 dan pada pemeriksaan leboratorium ditemukan kusta (bakteri tahan asam positif). Penularan penyakit kusta terjadi dari penderita kusta basah yang tidak diobati ke orang lain melalui pernafasan / kontak kulit yang lama. Tidak semua orang dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja yang tertular kusta. Orang yang sudah tertular kusta pun sebagian besar dapat sembuh sendiri karena daya tahan tubuh yang baik. Kusta tidak menular melalui makanan atau alat makan.

Bila tidak mendapatkan pengobatan yang tepat, penyakit kusta dapat menyebabkan kecacatan. Cacat kusta adalah cacat akibat kuman kusta yang mneyerang saraf penderita. Cacat bisa terjadi juga akibat luka di tangan dan atau di kaki penderita yang mati rasa. Cacat kusta terjadi akibat penderita terlambat ditemukan sehingga terlambat diobati. Adapun cara untuk mencegah cacat kusta antara lain dengan segera berobat ke Puskesmas / Rumah Sakit bila ditemukan kelainan kulit berupa bercak seperti panu / kemerahan yang mati rasa, makanlah obat kusta secara teratur sesuai aturan dan kontrol ke petugas kesehatan setiap bulan sekali. Bila timbul tanda bahaya, segera minta pertolongan ke petugas kesehatan. Obat yang diberikan untuk penderita kusta adalah obat yang dikemas dalam blister yang disebut Multi Drug Therapy (MDT) yang disesuaikan dengan tipe kusta penderitanya. Beberapa hal yang perlu diwaspadai untuk mencegah kecacatan akibat kusta antara lain, apabila timbul bercak putih yang tidak ditumbuhi bulu dan tidak mengeluarkan keringat dan kurang / mati rasa, segera lakukan pemeriksaan ke dokter karena kemungkinan merupakan tanda awal kusta. Selain itu, apabila muncul bercak bertambah merah, tebal, disertai demam dan nyeri sendi, hal ini merupakan gejala reaksi kusta.Apabila kulit penderita yang sedang dalam pengobatan menjadi gatal, melepuh, mengelupas, hal ini merupakan gejala rekasi obat dan segeralah berkonsultasi kepada dokter.

Kontributor :

Unit Promosi Kesehatan RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.