Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Berpikir Positif dan Berkontribusi untuk Mengakhiri Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 sudah berlangsung hampir 2 tahun dengan dinamika fluktuasi jumlah kasus yang terus membuat kita semua berdebar. Dari sisi masyarakat berdebar karena seakan sedang menunggu undian, siapa lagi yang akan menjadi positif dan menjalani isolasi, yang akan menjadi OTG, yang akan menjadi sakit ringan – sedang – atau berat bahkan kritis dan meninggal dunia. Banyak kabar duka telah kita dengar, banyak anak-anak yang kemudian menjadi yatim atau piatu atau yatim piatu. Infeksi Covid-19 juga menjadikan semua tata sosial dan hubungan antar manusia banyak berubah dan mungkin bisa menjadi sumber stres bagi individu maupun komunitas.

Dari sisi tenaga kesehatan berdebar menyaksikan fluktuasi jumlah pasien yang datang ke RS dan membutuhkan perawatan ruang isolasi maupun ruang intensif. Tenaga Kesehatan berdebar setiap kali bertugas memikirkan risiko penularan kepada dirinya dan mungkin juga kepada keluarga. Apakah pasien yang sedang dirawat mempunyai potensi membawa dan menularkan virus.

Bagaimana dengan masyarakat lain yang memiliki penyakit selain Covid-19 dan membutuhkan perawatan di RS? Sama, juga berdebar karena semua RS penuh dan penyakit selain Covid-19 menjadi tertunda penanganannya.

Pelaku ekonomi, pendidik, orang tua, anak-anak, semua dalam kegalauan menghadapi situasi pandemi dan harapan masa depan yang suram. Satu hal yang harus diyakini adalah berpasrah kepada Sang Maha Pencipta yang Maha Pengasih lagi Penyayang seraya terus berikhtiar maksimal melalui ilmu yang kita miliki.

Dengan memahami karakteristik penularan virus penyebab Covid-19 yang ditularkan terutama melalui droplet (percikan) dan kontak erat serta pada keadaan tertentu melalui penularan udara, prinsip kebersihan diri dan lingkungan, kewaspadaan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) yang mendasari prinsip Protokol Kesehatan mestinya dapat menjadi pegangan untuk memnimalkan risiko terpapar dan memaparkan virus. Hasil tes Covid-19 tidak sepenuhnya bisa diandalkan karena karakteristiknya yang hanya menggambarkan kondisi sesaat, yaitu saat pengambilan bahan. Negatif palsu pada hasil tes covid-19 dimungkinkan karena individu ada pada masa inkubasi, jumlah virus yang rendah atau pengambilan bahan yang kurang adekuat. Paparan yang terjadi sesaat setelah tes dilakukan bila individu tidak menjalankan prokes dengan baik selanjutnya membuat hasil tes tidak berguna untuk menghentikan penyebaran.

Cara pikir positif yang mendasarkan bahwa kita sangat mungkin membawa virus walau tampak sehat dan mungkin hasil tes kita negatif, selanjutnya membuat kesadaran penuh kita untuk melindungi lingkungan dan seluruh keluarga dan sahabat yang kita sayangi dengan cara menjalankan prokes secara disiplin dan konsisten. Kita menjalankan prokes BUKAN karena kita khawatir tertular virus, namun sebaliknya karena kita khawatir menularkan virus yang kita bawa (yang tidak kita sadari). Teman-teman di sekitar kita diingatkan untuk Prokes dengan baik agar tidak tertular kita. Kita berperilaku, berinteraksi dan berkegiatan sehari-hari, tetap produktif dan insyaaAllah aman dari penularan Covid-19 saat kita semua mengembangkan pikiran positif untuk tidak mendholimi sesama dan lingkungan kita. Bukankah menjadi berkah bagi kita semua?

 

Kontributor :

Andaru Dahesihdewi

KPPI RSUP Dr Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.