Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Aspirasi Jarum Halus (AJH) : Tindakan Minimal Invasif Untuk Membantu Penegakkan Diagnosa Kanker

Aspirasi Jarum Halus (AJH) adalah prosedur sederhana berupa memasukkan jarum halus melalui kulit untuk mengambil sampel yang dapat berupa cairan atau jaringan dari kista atau massa padat. Sampel yang diambil selama AJH kemudian dikirim ke laboratorium patologi anatomi untuk dianalisis. Jarum yang digunakan berukuran kecil (25-22G). AJH sering dilakukan ketika ditemukan benjolan yang mencurigakan, misalnya benjolan payudara atau pembesaran kelenjar getah bening, atau jika kelainan terdeteksi pada tes radiologi seperti x-ray, ultrasound atau mamografi. AJH adalah metode yang minimal invasif, tidak terlalu menyakitkan dan lebih cepat jika dibandingkan dengan metode pengambilan sampel jaringan lainnya seperti biopsi maupun operasi. AJH menggunakan alat-alat yang sederhana dan dapat dilakukan di fasilitas tingkat pertama.

Prosedur tindakan AJH berupa membersihkan area kulit di titik jarum yang akan dimasukkan, benjolan tersebut kemudian diperiksa. Jika benjolan dapat dirasakan, dokter akan meraba benjolan untuk memposisikannya jarum. Jika benjolan tidak dapat dirasakan, bantuan pencitraan mungkin diperlukan untuk menemukan lokasi yang tepat. Bantuan pencitraan dapat berupa ultrasonografi maupun CT-Scan, dimana dokter radiologi akan membantu mengarahkan jarum dengan melihat monitor untuk mencapai koordinat yang tepat. AJH biasanya menggunakan jarum yang lebih halus dibandingkan jarum ketika pengambilan darah, namun terkadang diperlukan jarum yang lebih panjang seperti jarum spinal apabila lokasi dari benjolan sangat dalam. Sensasi pengambilan sampel AJH menyerupai sensasi pengambilan tes darah. Vakum atau tekanan negatif dibuat di dalam jarum dan dengan gerakan jarum masuk dan keluar, sampel diambil. Beberapa kali pengambilan sampel mungkin diperlukan untuk memastikan bahwa sampel memadai. Setelah selesai tindakan AJH, area tindakan dibersihkan kembali kemudian dipasang perban kecil yang ditempatkan di atas bekas tindakan AJH dan anda dapat melanjutkan aktivitas normal seperti biasa. Umumnya tidak ada komplikasi dengan prosedur ini, meskipun mungkin sebagian mengalami nyeri tekan atau memar di sekitar tempat penyuntikan. Jika anda mengalami pendarahan, pembengkakan, demam atau rasa sakit yang tidak berkurang dengan parasetamol, segera hubungi dokter terdekat.

Sampel yang sudah didapat kemudian diperiksa oleh ahli patologi anatomi di bawah mikroskop. Laporan terperinci kemudian dibuat dalam bentuk ekspertise berupa jumlah sel mencukupi atau tidak, jenis sel yang terlihat, termasuk kemungkinan bahwa sel yang didapat ganas atau tidak. Penting kita ketahui bahwa adanya benjolan atau massa tidak selalu berarti kanker, banyak hasil AJH menunjukkan bahwa benjolan atau massa yang mencurigakan adalah jinak, kista atau hanya berupa radang. Sampel aspirasi dapat digambarkan sebagai salah satu dari jenis berikut:

  • Tidak memadai/tidak cukup: Sampel yang diambil tidak cukup untuk menyingkirkan atau mengkonfirmasi diagnosis.
  • Jinak: Tidak ada sel kanker. Benjolan atau pertumbuhannya terkendali dan tidak menyebar ke area tubuh lainnya.
  • Atipikal/tidak pasti, atau mencurigakan keganasan: Hasilnya tidak jelas. Beberapa sel tampak abnormal tetapi tidak pasti bersifat kanker. Biopsi bedah mungkin diperlukan untuk mengambil sampel sel secara memadai.
  • Ganas: Sel-selnya bersifat kanker, tidak terkontrol dan berpotensi atau telah menyebar ke area tubuh lainnya.

AJH adalah alat yang efektif dalam mengevaluasi dan mendiagnosis benjolan atau massa yang dicurigai secara cepat. Diagnosis cepat berarti bahwa kanker terdeteksi lebih dini dapat memberikan lebih banyak pilihan untuk pengobatan atau apabila benjolan terdiagnosa jinak sehingga tidak perlu dilakukan tindakan pembedahan. Tindakan AJH merupakan tindakan minimal invasif dan hanya memberikan sedikit rasa tidak nyaman dibandingkan dengan biopsi bedah yang memerlukan anestesi umum, memberikan rasa sakit dan kemungkinan infeksi atau terbentuknya jaringan parut. Tindakan AJH membutuhkan keahlian untuk melakukan dan menginterpretasikannya. Untuk memastikan hasil yang akurat tercapai, penting bahwa dokter yang melakukan tindakan AJH memiliki pengalaman dan kompetensi dalam tindakan AJH. Risiko tindakan AJH termasuk kemungkinan sel kanker tertinggal ke jaringan yang tidak terpengaruh saat jarum dilepas, tetapi ini jarang terjadi ketika tindakan dilakukan oleh praktisi yang terampil. Karena tindakan AJH hanya dapat mengambil sampel sel dari massa atau benjolan dalam jumlah kecil, ada risiko bahwa setiap sel abnormal mungkin terlewatkan dan tidak terdeteksi.  Kemungkinan sampel yang lebih besar harus diambil, misalnya dengan aspirasi jarum besar, biopsi atau operasi.

 

Auliya Suluk Brilliant Sumpono.,Sp.PA

KSM Patologi Anatomi

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.