Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Edukasi dan Dukungan bagi Caregiver di Masa Pandemi

Mengapa lansia dengan demensia perlu perhatian khusus selama pandemi Covid-19?

Baik di negara maju maupun negara berkembang, saat ini terjadi penambahan jumlah penduduk yang berusia lanjut akibat dari menurunnya angka kelahiran (fertilitas) dan kematian (mortalitas). Peningkatan jumlah lansia menyebabkan masalah kesehatan karena usia yang bertambah, tubuh akan mengalami bermacam penurunan disebabkan proses penuaan dan turunnya produksi pigmen, hormon, massa otot dan fungi organ lain, sistem imun sebagai pelindung tubuh juga menurun sehingga lansia rentan terkena berbagai penyakit.

Kecenderungan kerapuhan fisik dan mental pada lansia merupakan permasalahan umum yang terjadi salah satunya adalah demensia. Demensia diakibatkan karena fungsi kognitif mengalami kemunduran secara terus menerus yang berhubungan dengan rusaknya sel otak atau penyakit yang terjadi pada otak dalam proses penuaan yang tidak sesuai harapan oleh karena itu lansia dengan demensia sangat beresiko tertular Covid-19. Selain karena sistem imun yang lemah lansia dengan demensia tidak memahami situasi pandemi yang terjadi sekarang karena kontrol emosi, perilaku, dan motivasi yang juga merupakan faktor yang berpengaruh dari gangguan fungsi kognitifnya. Lansia dengan demensia mengalami kesulitan berkomunikasi sehingga sulit mengungkapkan gejala yang dirasakan.

Beberapa strategi komunikasi dengan ODD (Orang Dengan Demensia) dapat dilakukan dengan MESEM :

Maksimalkan  perhatian, suasana, pahami pesannya (verbal/non verbal)

Ekspresi : wajah, kontak mata, sejajar

Simpel dan support : kalimatnya, kata-kata

Edarkan / gunakan gambar

Masukkan dalam percakapan dengan jangan mengabaikan ODD seolah-olah dia tidak ada

 

Sedangkan hal-hal yang bisa dilakukan untuk perawatan lansia selama covid-, antara lain:

  1. Jika gejala ringan, bisa dipertimbangkan isolasi mandiri di rumah karena suasana rumah yang familiar akan membantu ODD merasa lebih nyaman
  2. Bantu lansia untuk mengikuti petunjuk pengobatan dari dokter,
  3. Ajak lansia minum obat bersama caregiver (caregiver bisa minum vitamin)
  4. Pastikan lansia mendapatkan asupan cairan dan makanan yang cukup serta istirahat
  5. Pantau saturasi oksigen, tekanan darah dan tanda-tanda kegawatan lain secara rutin, missal: kesadaran menurun, batuk ngikil, sesak nafas dll
  6. Laporkan kepada dokter atau petugas pemantau jika ada perubahan/ perburukan kondisi

 

Selain berperan sebagai caregiver, kita bisa juga mengikuti kelompk pendukung caregiver (caregiver support group) demensia. Kita dapat berbagi tentang permasalahan yang dihadapi bersama caregiver lain yang “senasib” dan juga mendapatkan ide-ide lainya yang bisa dicoba. Selain itu, kita juga bisa mendapatkan informasi terkait webinar dan pelatihan terkait demensia yang diselenggarakan oleh berbagai pihak serta menyalurkan hobinya agar tidak terlalu merasa bosan jika harus di rumah saja misalnya dengan menulis diary atau menulis cerita sehari-hari yang terjadi dengan ODD-nya, mencoba dan menggali hobi baru dengan kerajinan tangan, berkebun, membuat roti, menulis dan lain sebagainya sesuai dengan minatnya. Mengelola stress pada caregiver, dapat diwujudkan dengan adanya dukungan spiritual, dukungan keluarga, terus menambah ilmu, jadwal jaga bergantian, berbagi rasa dan pikiran, hidup seimbang, dan adanya selera humor yang mampu memberikan hiburan tersendiri.

 

Rahayu Widayanti

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Nara sumber :

Sri Mulyani, S.Kep., Ns., M.Ng (disampaikan dalam rangka menyambut hari alzeimer sedunia september 2021)

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.