Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Gejala Maag Kronis? Bisa Jadi Manifestasi Alergi Makanan

Sakit maag atau dalam dunia medis dikenal dengan istilah “Gastritis” adalah suatu  penyakit yang banyak dialami oleh sebagian besar orang. Penyebab utamanya adalah  ketidakseimbangan antara produksi asam lambung (faktor agresif) dan ketahanan dinding mukosa lambung (faktor defensif). Gejala maag yang sering dikeluhkan antara lain  rasa nyeri  dan terbakar di bagian ulu hati, mual, muntah , kembung, atau rasa penuh setelah makan. Beberapa faktor resiko seperti pola makan yang salah, rokok, alkohol dan stress dikaitkan sebagai penyebab sakit maag. Menurut data World Health Organization (WHO), kasus Gastritis di dunia mencapai 13 -40% dari total populasi setiap tahunnya, dan sering menyebabkan seseorang harus dirawat inap karena keluhan tersebut.

Penyakit maag dapat bersifat akut, datang tiba-tiba disertai nyeri yang sangat, atau bersifat kronis, dimana berlangsung lebih lama. Penyebab sakit maag antara lain infeksi dari bakteri Helicobacter Pylorii, kerusakan dinding mukosa lambung akibat pengaruh beberapa hal seperti minuman beralkohol, obat-obat penghilang rasa sakit, serta  makanan pedas , dan adanya alergi makanan.

Hubungan antara alergi makanan dan gastritis masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, alergi makanan dapat menyebabkan jenis peradangan pada dinding lambung dan sebagian usus yang dikenal dengan nama penyakit “Gastroenteritis Eosinofilik”. Gastroenteritis eosinofilik adalah suatu kondisi peradangani kronis terutama di lambung, kondisi tersebut sering muncul dipicu oleh suatu kondisi hipersensitivitas alergi terhadap makanan tertentu disertai dengan akumulasi berlebihan di saluran pencernaan, sel darah putih yang disebut eosinofil. Gangguan saluran cerna gastroenteritis eosinofilik ini dapat menimbulkan berbagai keluhan antara lain gejala seperti refluks, muntah, kesulitan menelan, diare, sakit perut, hingga gagal tumbuh pada masa kanak-kanak dan komplikasi medis lainnya. Kondisi yang parah dan seringkali menyakitkan ini membuat anak-anak dan orang dewasa tidak dapat makan berbagai jenis makanan.

Pada dasarnya gastroenteritis eosinofilik adalah suatu penyakit langka (10/100.000), namun bisa jadi ini adalah suatu fenomena gunung es, dimana penelusuran kearah penyakit tersebut tidak dilakukan secara seksama. Penyakit ini dapat terjadi baik pada pria maupun wanita, tetapi sedikit lebih sering terjadi pada pria. Prevalensi puncak terjadi pada anak-anak dan dewasa berusia 20-50 tahun. Prevalensi yang dilaporkan telah meningkat secara nyata, dan ini mungkin karena diagnosis yang kurang sebelumnya. Orang dengan riwayat alergi, eksim, dan asma musiman lebih mungkin ditemukan adanya kondisi tersebut.

Kecurigaan adanya gastroenteritis eosinofilik yang berhubungan dengan suatu alergi pada penderita maag kronis adalah bilamana orang tersebut terdapat latar belakang alergi atau pada pemeriksaan darahnya ditemukan adanya peningkatan kadar eosinofil. Dokter kemudian akan melakukan pemeriksaan endoskopi untuk melihat kondisi lambung dan mengambil sampel dinding lambung, bilamana memang ditemukan adanya peningkatan jumlah eosinofil maka diagnosis dapat ditegakkan.

Terapi pada mereka yang mengalami maag kronis dengan penyebab alergi makanan atau gastroenteritis eosinofilik, selain pemberian obat –obat lambung seperti halnya penyakit maag lain, adalah dengan melakukan pantangan terhadap makanan yang alergi serta jika dibutuhkan pemberian obat-obat alergi.  Oleh karena itu, penting sekali untuk mengetahui apakah jenis makanan yang sebenarnya tidak boleh dimakan atau menjadikannya alergi.

Untuk mengetahui apakah makanan yang menyebabkan alergi makanan, beberapa tes dapat dilakukan antara lain :

  • Tes darah. Tes darah dapat mengukur respons sistem kekebalan anda terhadap makanan tertentu dengan mengukur antibodi terkait alergi yang dikenal sebagai imunoglobulin E (IgE). Untuk tes ini, sampel darah yang diambil lalu dikirim ke laboratorium medis, dimana makanan yang berbeda dapat diuji.
  • Tes Tusuk atau dikenal dengan Skin Prick Test. Pada tes ini dokter akan meneteskan beberapa ekstrak makanan yang sudah distandarisasi, di permukaan dalam lengan bawah kemudian dengan jarum kecil akan dicukit sedikit. Setelah menunggu sekitar 15-20 menit , jika terdapat alergi pada ekstrak makanan tertentu maka akan muncul suatu benjolan kemerahan dan terasa gatal.
  • Diet eliminasi. Anda mungkin diminta untuk menghilangkan makanan yang dicurigai selama satu atau dua minggu dan kemudian menambahkan kembali makanan tersebut ke dalam diet Anda satu per satu. Proses ini dapat membantu menghubungkan gejala dengan makanan tertentu. Namun, diet eliminasi tidak mudah. Diet eliminasi tidak dapat memberi tahu Anda apakah reaksi Anda terhadap suatu makanan adalah alergi sejati, bukan sensitivitas makanan. Juga, jika Anda pernah mengalami reaksi parah terhadap makanan di masa lalu, diet eliminasi mungkin tidak aman.
  • Oral food challenge. Selama tes ini, dilakukan di kantor dokter, Anda akan diberikan makanan (tanpa mengetahui jenisnya atau dilakukan blinding terlebih dahulu) dalam jumlah kecil namun meningkat yang diduga menyebabkan gejala Anda. Jika Anda tidak memiliki reaksi selama tes ini, Anda mungkin dapat memasukkan makanan ini ke dalam diet Anda lagi.

Penyakit maag selain tidak nyaman dan dapet mengganggu kualitas hidup sehari-hari, juga sering kali menyebabkan perlukaan pada dinding lambung yang bisa menyebabkan perdarahan, oleh karena itu penting kiranya untuk melacak penyebab timbulnya penyakit maag tersebut serta mengendalikan faktor tersebut agar penyakit maag tidak terus -terusan kambuh dan berakibat  fatal. Bagi anda yang mencurigai penyakit maag anda disebabkan oleh suatu alergi makanan, dapat berkonsultasi dengan dokter penyakit dalam konsultan alergi atau dokter ahli gastro entero hepatologi yang akan bekerja sama menangani penyakit anda.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.