Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Kenali Faktor Resiko Cerebral Palsy

Cerebral palsy merupakan kumpulan gejala kelainan perkembangan motorik dan postur tubuh yang disebabkan oleh gangguan perkembangan otak sejak dalam kandungan atau di masa kanak-kanak. Cerebral palsy dibagi atas 4 tipe yaitu spastik, atetoid, ataksia, dan campuran. Sekitar 70%-80% kasus cerebral palsy adalah tipe spastik (kaku). Di negara maju, prevalensi cerebral palsy dilaporkan sebesar 2-2,5 kasus per 1.000 kelahiran hidup sedangkan di negara berkembang berkisar 5,6 kasus per 1.000 kelahiran hidup.

Banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko cerebral palsy mulai dari periode prenatal, perinatal, dan postnatal. Periode prenatal adalah masa sebelum anak lahir, kelainan yang menyebabkan cerebral palsy seperti kelainan genetik, infeksi dalam kandungan, seperti infeksi toksoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, dan herpes (TORCH). Periode perinatal adalah periode sekitar proses persalinan, kelainan yang menyebabkan cerebral palsy seperti berat badan lahir rendah,  hipoksia, asfiksia, kuning (icterus) dan kelahiran prematur. Periode pascanatal adalah periode setelah kelahiran anak, kelainan yang menyebabkan cerebral palsy seperti perdarahan otak, trauma kepala, hipoksia-iskemia, ensefalitis, dan meningitis.

Penanganan cerebral palsy memerlukan kerjasama tim yang baik antara dokter saraf anak, psikiater, dokter mata, dokter THT, ahli bedah ortopedi, psikolog, fisioterapi, occupational therapist, pekerja sosial, guru sekolah luar biasa, dan orang tua penderita. Cerebral palsy masih bisa ditingkatkan kualitas hidupnya, fungsional mandirinya, diturunkan komplikasinya, diturunkan kekakuannya, dikontrol kejangnya dan ditingkatkan kognitifnya karena otak anak masih terus berkembang.

Di negara maju, terdapat 20-25% penderita cerebral palsy yang masih bisa bekerja sebagai buruh pekerja penuh. Prognosis penderita dengan gejala motorik yang ringan adalah baik. Semakin banyak gejala penyertanya dan semakin berat gejala motoriknya maka semakin buruk pula prognosisnya.

 

Agung Triono SpAK

Divisi Neurologi Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak

RSUP DR Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.