Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Kenali Perbedaan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Autisme

Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih dikenal sebagai gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas, sementara Autism Spectrum Disorder (ASD) lebih banyak dikenal sebagai autisme. Kedua gangguan ini adalah gangguan mental yang beronset pada masa kanak dan remaja.

Apakah bisa seorang anak sekaligus menderita ADHD dan ASD?

Hampir separuh anak yang mengalami ASD juga menunjukkan gejala-gejala ADHD. Bahkan dikatakan bahwa ADHD adalah gangguan penyerta yang paling banyak ditemukan pada anak-anak dengan ASD. Begitu pula sebaliknya, anak-anak dengan ADHD juga sering melaporkan gejala-gejala ASD, misalnya kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas dan peran sosial.

Apakah persamaan antara ADHD dan ASD?

Baik ADHD maupun ASD adalah gangguan neurodevelopmental, yaitu gangguan yang disebabkan oleh adanya masalah dalam perkembangan otak. Mekanisme terjadinya kedua gangguan ini melibatkan area-area otak yang bertanggung jawab untuk gerakan, bahasa, memori, interaksi sosial, dan pemusatan perhatian. Karena itulah beberapa gejala gangguan-gangguan ini melibatkan area fungsi yang sama, misalnya fokus dan perhatian, kemampuan komunikasi, dan interaksi sosial.

Pada ADHD maupun ASD terdapat gangguan pada perkembangan otak sehingga mempengaruhi fungsi eksekutif, yaitu fungsi otak yang berperan dalam pembuatan keputusan, pengendalian impuls, manajemen waktu, fokus, dan ketrampilan mengorganisir. Akibat hal ini, anak-anak dengan ADHD maupun ASD sering mengalami gangguan dalam ketrampilan sosial, khususnya di sekolah dan bermain.

Apakah perbedaan antara ADHD dan ASD?

1. Usia onset gejala mulai terlihat

Diagnosis ADHD biasanya pertama kali ditegakkan ketika anak-anak mulai prasekolah atau taman kanak-kanak. Hal ini seringkali karena perilaku anak-anak dengan ADHD kontras dengan teman-teman sekelas mereka. Bagi guru yang belum mengerti, anak biasanya mendapatkan label nakal, suka ramai dan mengganggu teman, dan tidak mau belajar.

ADHD dapat menyebabkan anak-anak tidak tenang sepanjang waktu, bertindak impulsif, dan tidak bisa memperhatikan pelajaran di sekolah. Tetapi ada juga anak-anak dengan ADHD menunjukkan gejala-gejala yang berbeda, misalnya mereka memusatkan semua perhatian mereka pada satu mainan, dan tidak ingin bermain dengan yang lain. Gejala kelekatan berlebihan ini sangat mirip dengan ASD. Namun ada beberapa aspek yang berbeda dari ASD.

Pada anak-anak dengan ASD, biasanya gejala-gejala ASD sudah bisa terlihat sebelum usia dua tahun. Namun pada beberapa kasus, tanda-tanda ASD mungkin tidak jelas sampai mereka berusia sekolah dan perilaku sosial jelas berbeda dari teman sekelas mereka. Biasanya kelompok kedua ini adalah high functioning autism, yaitu kelompok anak dengan ASD yang masih mempertahankan sebagian fungsi komunikasi dan sosialnya.

2. Fokus dan interaksi sosial

Gejala khas pada anak-anak dengan ASD adalah menghindari kontak mata dan tidak tertarik untuk bermain atau berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan mereka untuk berbicara dan berbahasa berkembang sangat lambat atau malah tidak berkembang sama sekali. Mereka mungkin mengalami preokupasi dengan rutinitas yang sama, mempunyai preokupasi tidak wajar terhadap terhadap tekstur makanan atau warna, membuat gerakan-gerakan repetitif, terutama dengan tangan dan jari mereka.

Anak-anak dengan ADHD seringkali mengalami kesulitan fokus pada satu hal kegiatan atau tugas. Ketika mereka terlibat dalam kegiatan sehari-hari mereka mungkin mudah sekali teralih perhatiannya. Ini menyebabkan anak-anak dengan ADHD kesulitan untuk menyelesaikan satu tugas dan cepat berpindah ke tugas yang lain. Mereka juga sering secara fisik tidak dapat duduk diam. Tetapi beberapa anak dengan ADHD mungkin sangat tertarik pada suatu topik atau aktivitas bahwa mereka terpaku padanya, atau hiperfokus. Meskipun berfokus pada satu hal bisa positif, itu mungkin berarti bahwa anak-anak memiliki kesulitan mengalihkan perhatian mereka ke aktivitas lain ketika mereka diminta untuk melakukannya.

Anak-anak dengan ASD seringkali mempunyai fokus yang berlebihan, tidak dapat mengalihkan perhatian mereka ke tugas berikutnya. Mereka sering tidak fleksibel dalam hal rutinitas mereka, dan mempunyai toleransi yang rendah terhadap perubahan. Karena itu anak-anak dengan ASD biasanya akan selalu mengambil rute yang sama ke sekolah, melakukan aktivitas dengan rutinitas yang sama, dan bahkan makan hal yang sama setiap hari. Mereka bisa sangat sensitif atau tidak peka terhadap cahaya, kebisingan, sentuhan, rasa sakit, bau, atau rasa. Namun mereka juga menunjukkan gejala ketertarikan yang kuat terhadap hal-hal ini. Anak-anak dengan ASD suka mengatur preferensi makanan berdasarkan warna atau tekstur. Kemampuan fokus yang yang sangat lama menyebabkan mereka seringkali cerdas atau mempunyai kemampuan lebih pada area-area fungsi atau ilmu tertentu, misalnya matematika, seni, atau sains.

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.