Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengenal Kolestasis Pada Bayi

Apakah Anda pernah melihat bayi umur 1-12 bulan memiliki kulit dan mata berwarna kuning, Buang Air Besar (BAB)nya berbau khas atau Buang Air Kecil (BAK)nya berwarna gelap? Kemudian apa yang anda pikirkan bila menemukan tanda-tanda seperti di atas? Pernahkan anda mendengar kolestasis? Bisa jadi kemungkinan kondisi di atas adalah tanda-tanda bayi yang mengalami kolestasis. Mari kita bahas apa Kolestasis itu.

Kolestasis adalah kegagalan aliran cairan empedu masuk ke dalam usus halus dalam jumlah yang normal. Secara klinis, kolestasis dapat didefinisikan sebagai akumulasi zat-zat yang diekskresi ke dalam empedu seperti bilirubin, asam empedu dan kolesterol di dalam darah dan jaringan tubuh. Kondisi ini bisa terjadi pada usia berapapun, termasuk pada bayi yang baru lahir. Organ yang berhubungan erat dengan kolestasis adalah hati dan empedu. Beberapa penelitian mengatakan bayi perempuan lebih besar peluangnya dibandingkan bayi laki-laki pada kasus kolestasis.

 

Berdasarkan lokasi anatomisnya, kolestasis dibagi menjadi dua, yaitu yang berasal dari organ hati (kolestasis intrahepatik) dan yang berasal dari luar organ hati (kolestasis ekstrahepatik). Kolestasis intrahepatik terjadi karena adanya penumpukan komponen empedu seperti bilirubin, asam empedu serta kolesterol di dalam hati yang diakibatkan karena adanya kelainan duktus billiaris di dalam hati. Sedangkan kolestasis ekstrahepatik terjadi akibat adanya penyumbatan atau kerusakan di saluran empedu.

Kolestasis dapat menimbulkan beberapa gejala seperti penyakit kuning (jaundice), warna urine gelap, BAB berwarna keputihan seperti dempul, gatal-gatal, mual muntah, dan nyeri perut. Pemeriksaan fisik pasien kolestasis dapat dijumpai hepatomegali, splenomegali, gagal tumbuh, dan wajah dismorfik. Tanda lain yang dapat dijumpai pada pasien dengan kolestasis adalah hipoglikemia yang biasanya ditemukan pada penyakit metabolik, hipopituitarisme atau kelainan hati yang berat, perdarahan karena defisiensi vitamin K,  dan hiperkolesterolemia.

Apabila pada bayi umur 1-3 bulan ditemukan gejala-gejala seperti di atas, segera lakukan pemeriksaan medis oleh dokter. Maka dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan bahwa itu adalah benar kolestasis.

Pengobatan kolestasis meliputi pengobatan suportif, medikamentosa, dan bedah. Terapi bedah berupa portoenterostomi biasanya dilakukan pada kolestasis ekstrahepatal, misalnya Atresia Bilier. Sedangkan terapi medikamentosa (obat-obat) umumnya untuk kolestasis intrahepatik yang dapat diketahui penyebabnya. Selain pemantauan keberhasilan terapi, penting juga untuk memantau tumbuh kembang anak.

Hasil akhir yang ingin dicapai tergantung deteksi dini dan penyebabnya, semakin dini ditemukan dan dilakukan tatalaksana, maka hasilnya jauh lebih baik. Bagi kasus kolestasis secara umum yang tidak menunjukkan perbaikan pada usia 1 bulan atau bayi telah berusia 1 bulan saat pertama kali datang perlu dirujuk ke konsultan gastrohepatologi.

 

Severia Suanri Mappan S.Kep,.Ns

Anggota KFK Anak RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.