Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Pentingnya Deteksi Dini Demensia Alzheimer di Masa Pandemi

Infeksi Covid-19 berdampak pada daya ingat, sehingga penting untuk dilakukan deteksi dini demensia. Dimensia atau pikun merupakan suatu sindrom penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan perburukan fungsi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Salah satu jenis demensia atau pikun yang paling berat adalah Demensia Alzheimer, dimana perjalanan penyakitnya kronis dan memburuk dengan gejala awal yang khas “pelupa” terutama lupa hal yang baru dan seiring dengan perjalananannya, penyakit diikuti gangguan pada fungsi atensi, bahasa, eksekutif dan kemampuan pemahaman ruang dan konstruksi yang menyebakan aktivitas sehari-hari harus serba di bantu, berdampak pada kualitas hidupnya semakin buruk.

Masalah kesehatan masyarakat global terkait dengan demensia alzheimer yaitu pemeriksaan berbiaya mahal. Dalam hal ini juga, faktor risiko tidak terkontrol (progresif). Penting dilakukannya penanganan sejak dini dan berkesinambungan, karena memang perjalanan penyakitnya kronis progresif pasti memburuk. Dimana di Amerika, demensia alzheimer merupakan penyebab kematian nomor enam. Adapun faktor risiko dari dimensia alzheimer yaitu meliputi Usia tua (1 % dari usia 60 tahun dan 30 % dari usia 85 tahun), pendidikan rendah, adanya gen ApoE4, merokok sigaret (meningkatkan neurotransmisi nikotinik), riwayat keluarga, cidera Kepala, faktor vascular (hipertensi, penyakit jantung, stroke, aterosklerosis perifer), diabetes, depresi, keracunan logam berat, serta OSA (tidur ngorok).

Untuk mengetahui kondisi apakah demensia alzheimer atau tidak, maka berikut tanda peringatan alzheimer yang perlu diperhatikan dalam upaya deteksi dini. Tanda peringaran alzheimer meliputi gangguan memori “pelupa” mempengaruhi ketrampilan kerja yang muncul sejak awal, kesulitan melakukan tugas yang biasanya dilakukan sehingga butuh bantuan “ketergantungan”, masalah berbahasa yaitu kesulitan menemukan kata yang tepat serta bicara tidak lancar, disorientasi waktu dan tempat seperti sering kesasar, gangguan fungsi eksekutif yaitu kemampuan memutuskan yang menurun dalam mengelola keuangan serta masalah dengan berpikir abstraksi. Selain itu, tanda peringatan lainnya adalah salah meletakkan benda, perubahan perangai dan perilaku yaitu lebih sensitif, mudah tersinggung, marah, apatis, depresi, agitasi, agresi, delusi, ilusi, halusinasi, psikosis serta perawatan diri kurang yaitu mengundurkan diri dari pergaulan sosial dan kehilangan inisiatif.

Dalam dimensia alzheimer terdapat gejala neuropsikiatrik, dimana gejala neuropsikiatrik ini dibagi menjadi dua yaitu gejala positif dan negatif. Gejala positif dari neuropsikiatrik meliputi psikosis, mania, depresi, agitasi, anxietas, iritabel, dan isinhibisi. Sedangkan untuk gejala negatif dari neuropsikiatrik meliputi apati, kelemahan persepsi terhadap stimuli emosi, penurunan rentang ekspresi terhadap emosi normal, penurunan mood, affect, vocal inflection (Jeffrey, 2003).

Dalam upaya penanganan penyakit alzheimer, maka dibutuhkan strategi dalam penanganannya. Dalam hal ini terdapat kunci sukses dalam penanganan penyakit alzheimer yaitu perlu dilakukannya deteksi sedini mungkin, penanganan sedini mungkin, serta kontinyu dan persisten. Dalam penanganan penyakit alzheimer juga dapat dilakukan dengan terapi. Adapun tujuan dari terapi demensia alzheimer yaitu meliputi memperbaiki kualitas hidup, memaksimalkan kemampuan aktivitas kesehariannya, mempertahankan kemandiriannya selama mungkin, memperbaiki gejala mood dan perilaku, menstabilkan fungsi kognitif (daya pikir), serta mengurangi beban keluarga. Selain itu ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan oleh seseorang yang menderita dimensia alzheimer dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Aktivitas yang dapat dilakukan diantaranya adalah tidur lebih baik, merasa lebih tenang dan bahagia, terus melakukan aktivitas sehari-hari lebih lama, sesuaikan pencahayaan, mendengarkan musik kesukaan, melihat foto dan membicarakan tentang masa lalu. Aktivitas lainnya yang bisa dilakukan bermain game, puzzle, kalender, aktif secara fisik serta latihan otak dengan sekelompok kecil orang.

Dalam keadaan pandemi Covid-19 saat ini, perlu diwaspadai juga terkait dengan efek Covid-19 pada daya ingat. Efek yang mungkin terjadi yaitu menyebabkan peradangan pada susunan saraf pusat, memiliki gejala yang bertahan beberapa bulan setelah penyakit awal, gejala beragam dari pernapasan sampai dengan stroke dan gejala penurunan daya ingat. Dalam hal ini, stroke dapat menurunkan daya ingat jangka panjang. Sampai dengan Maret 2021, dilaporkan sebanyak 41 ribu kasus stroke ditemukan selama pandemic Covid-19. Keberadaan virus Covid-19 meningkatkan pengentalan darah sehingga meningkatkan risiko stroke. Stroke yang tidak bergejala sering terjadi pada pasien Covid-19. Di sisi lain, 40% pasien dengan COVID-19 menunjukan gejala berkaitan dengan susunan saraf. Brain fog merupakan gejala penurunan fungsi berpikir yang ditandai dengan mudah bingung, mudah lupa, sulit konsentrasi dan sulit membuat keputusan sehari-hari. Selain itu terjadinya gangguan daya ingat, dimana 15-20% mengeluhkan mudah lupa dan sulit konsentrasi yang bertahan hingga 2-6 bulan paska infeksi Covid-19. Masih belum ada cukup data untuk memastikan seberapa berbahaya kondisi ini dan bagaimana cara mencegah dan menanganinya.

Dalam upaya penanganan demensia alzheimer, RSUP Dr. Sardjito menyediakan pelayanan Klinik memori RSUP Dr. Sardjito/KSM Saraf dan juga (Electronic Emory Screening (EMS). EMS (Electronic Emory Screening) merupakan acara ini ditujukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat awam mengenai demensia alzheimer. Untuk hal-hal yang berhubungan dengan pengobatan dan penatalaksanaan yang lain, harap berkonsultasi lebih lanjut dengan dokter yang menangani.

 

Ediana Kurniawati, SKM

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Sumber :

Materi Dr. dr. Astuti Sp.S (K) dalam Seminar Awam dengan topik “Demensia Alzheimer di Masa Pandemi ”

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.