Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Perhatikan Cara Memerah ASI yang Aman di Masa Pandemi

Rekomendasi WHO pada tahun 2020 mengenai kontak kulit dengan kulit antara ibu dengan bayinya dan menyusui dibuat berdasarkan pertimbangan matang, tidak hanya mengenai risiko infeksi Covid-19 pada bayi, tetapi juga morbiditas dan mortalitas bayi yang tidak disusui dan mendapatkan susu formula, sedangkan belum cukup bukti mengenai susu formula memiliki efek protektif sebaik kontak kulit ke kulit dan menyusu. Jika ibu dalam kondisi sakit berat atau mengalami komplikasi terkait Covid-19 dan tidak memungkinkan menyusui langsung, ibu didukung dan dimotivasi untuk memerah ASI dan memberikan ASI perah yang aman untuk bayinya, dengan mengikuti protokol pencegahan infeksi.

Jika ibu memerah ASI dengan pompa, ibu harus menggunakan masker, mencuci tangan, dan membersihkan bagian-bagian pompa setelah digunakan. Pompa ASI dipakai secara personal. Hindari pemakaian pompa bersama. Ibu memerah ASI sesering bayi minum, minimal 6-8x dalam 24 jam. ASI perah diberikan oleh pengasuh sehat yang tinggal bersama bayi. Penting untuk mencegah kontaminasi pada kontainer ASI perah, karena kontaminasi pada gelas dapat bertahan selama 4-5 hari pada gelas dan 48 jam-9 hari pada plastik. Untuk mencegah kontaminasi, beberapa rekomendasi terkait handling yang aman adalah sebagai berikut: 1. Pengasuh atau petugas medis menggunakan sarung tangan saat menerima ASI perah, 2.  Usap permukaan luar wadah ke arah bawah dengan desinfektan, 3. Letakkan wadah ASI yang telah diusap di rak sampai desinfektan mengering, 4. Pisahkan dengan wadah ASI lainnya, dan 5. Gunakan sesuai aturan. Membersihkan kit pompa ASI dengan benar sangat penting dilakukan untuk menjaga agar tidak tumbuh kuman. Sebelum menggunakan pompa ASI, cuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik. Periksa dan rangkai kit pompa yang bersih. Jika selang using, ganti yang baru. Bersihkan pengatur pompa, dan tombol-tombol dengan desinfektan (khususnya jika pompa dipakai bersama).  Setelah digunakan simpanlah ASI dengan aman. Tutup wadah atau segel kantung penyimpan ASI. Beri keterangan tanggal dan jam pompa. Simpan di kulkas/freezer/cooler bag dengan es batu. Bersihkan seluruh permukaan pompa. Bersihkan pengatur, tombol dan bagian atas pompa. Lepaskan selang pompa dan pisahkan semua bagian yang terkena ASI, cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa ASI sesegera mungkin. Jangan menaruh bagian-bagian pompa di wastafel dan langsung disiram.

Jika pompa dibersihkan secara manual, masukkan bagian-bagian pompa ke dalam bak pencuci khusus minuman bayi (jangan tempatkan langsung di wastafel), tambahkan sabun dan air hangat, Bersihkan peralatan pompa dengan menggosoknya sesuai panduan pabrik, gunakan sikat bersih khusus untuk minuman bayi, bilas dengan memegang pompa di bawah air mengalir atau di dalam air jika dilakukan dalam bak pencuci, keringkan di bawah udara hangat, letakkan alat-alat tersebut di bawah kain bersih. Jangan dikeringkan dengan lap, bersihkan bak cuci dan sikat, bilas dan keringkan di udara. Jika pompa dibersihkan dengan mesin pencuci piring, bersihkan bagian-bagian pompa yang aman, letakkan bagian-bagian kecil dalam keranjang bertutup atau laundry bag, tambahkan sabun dan air panas, keringkan dengan alat dan keluarkan dari mesin dengan tangan yang sudah bersih. Jika belum kering seluruhnya, letakkan bagian-bagian pompa di atas kain kering, jangan dilap. Lakukan sanitasi peralatan pompa, bak cuci & sikat minimal 1/hari untuk menghilangkan kuman. Sanitasi bisa dilakukan dengan penguapan, air mendidih atau setting sanitasi pada dish washer. Sanitasi penting pada bayi < 3 bulan atau bayi kurang bulan, memiliki sistem imun lemah karena penyakit atau terapi. Setelah dibersihkan, pompa ASI yang sudah kering disimpan dalam sebuah kontainer yang bersih dan kering.

Pada survey online yang dilakukan di negara berpenghasilan rendah dan menengah, susu formula masih merupakan pilihan terbanyak yang diberikan kepada bayi jika kondisi ibu tidak mampu menyusui (41%), diikuti ASI perah (34%), ibu susu (12%) dan ASI donor (14%). Hal ini masih merupakan tugas kita semua untuk bersama-sama melindungi ibu yang menyusui di masa pandemi.

 

Ekawaty L Haksari

Divisi Neonatologi, KSM Anak

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.