Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Rawat Gabung di Masa Pandemi

Rawat gabung adalah layanan di rumah sakit dimana ibu pasca melahirkan dan bayi baru lahir yang sehat dirawat bersama-sama di 1 ruang selama 24 jam setiap harinya sejak segera setelah proses persalinan. Rawat gabung merupakan salah satu langkah dalam 10 langkah menuju keberhasilan menyusui yang direkomendasikan oleh WHO. Langkah yang lain meliputi kebijakan tertulis rumah sakit yang mendukung ibu menyusui, staf dan tenaga medis rumah sakit yang kompeten membantu ibu menyusui, perawatan antenatal yang baik, inisiasi menyusu dini segera setelah lahir, dukungan selama menyusui, tidak memberikan makanan lain selain ASI jika tidak ada indikasi medis, membantu ibu untuk menyusui semau bayi, tidak memberikan dot atau kempeng dan mempersiapkan lingkungan yang mendukung menyusui saat di rumah.

Rawat gabung sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bagi bayi baru lahir. Ibu yang dirawat gabung bersama bayinya memiliki pengalaman menyusui yang lebih baik, produksi ASI akan meningkat, serta akan lebih percaya diri dan tidak stress dalam merawat bayinya. Ibu dapat mengenali isyarah bayi lapar dan dapat menyusui kapan saja sesuai kebutuhan bayi. Ibu juga dapat beristirahat lebih lama dan berkualitas dibandingkan jika dirawat terpisah dan harus selalu mengunjungi bayinya karena ibu selalu bersama bayinya, ikatan batin atau bonding antara ibu dan bayinya akan meningkat sehingga akan memperlancar proses menyusui. Bayi yang dirawat bersama ibunya akan lebih sering menyusu sesuai kebutuhan karena kebutuhannya tercukupi, gula darahnya lebih stabil, lebih tenang, jarang rewel, dan kualitas tidurnya lebih baik. Bayi berada dekat, sering didekap dan kontak kulit dengan kulit dengan ibu, suhunya lebih stabil dan jarang kepanasan atau kedinginan. Bayi juga terhindar dari infeksi karena tidak terpapar penyakit karena selalu bersama ibunya.

Dukungan menyusui dapat terus dilaksanakan di rawat gabung. Ibu akan diajarkan tentang posisi dan perlekatan menyusui yang benar, cara mengenali tanda bayi lapar, cara memerah ASI jika dibutuhkan, cara memberikan ASIP dengan sendok atau gelas. Dokter, perawat dan bidan juga akan dengan sigap membantu ibu jika ada masalah atau tidak nyaman. Mereka juga akan membantu melatih persiapan perawatan selanjutnya di rumah jika kondisi ibu dan bayi sudah stabil.

Di masa pandemi Covid-19, perawatan gabung banyak menghadirkan pro dan kontra. Banyak pendapat yang tidak mendukung praktek ini karena khawatir akan meningkatkan transmisi virus dari ibu dan bayinya. Di lain pihak, banyak juga yang mendukung rawat gabung karena dengan memisahkan bayi dengan ibunya justru sering menimbulkan banyak masalah, seperti masalah menyusui, mengganggu bonding antara ibu dan bayi, gangguan kesehatan mental orang tua, terutama ibu. Efek buruk ini bisa terjadi jangka panjang, seperti menyebabkan trauma yang mendalam pada orang tua dan keluarga. Pemisahan ini juga berefek pada tenaga medis. Apabila semua bayi yang dipisahkan dari ibunya akan dirawat di kamar bayi, tentu saja hal ini menambah jumlah pasien serta beban kerja tenaga kesehatan di kamar bayi. Penelitian menyebutkan, ibu yang dipisahkan dari bayinya karena Covid-19 merasa sangat stress memikirkan kondisi bayinya, bahkan beberapa menyatakan sangat sedih dan depresi. Hampir 30% dari ibu yang tidak menyusui langsung karena terpisah dari banyinya merasa sangat menyesal karena tidak berhasil menyusui bayinya setelah bertemu kembali dengan bayinya, bahkan setelah mereka melakukan usaha-usaha khusus.

Bagaimana dengan keamanan rawat gabung selama pandemi? Studi multisenter di Italia menunjukkan bahwa dari 62 bayi yang lahir dari ibu terinfeksi Covid tanpa gejala, dan kemudian dirawat gabung, 100% bayi menunjukkan hasil swab PCR negatif di hari pertama. Sembilan puluh delapan persen bayi tetap negatif di hari ke 7 dan 20, sementara 1 bayi tertular dan menunjukkan gejala ringan karena kondisi ibu memburuk walaupun pada akhirnya keduanya dapat sembuh dengan baik. Penelitian lain di New York juga menyebutkan hal serupa, yaitu 100% bayi tetap negatif di usia 24 jam dan 5-7 hari walaupun dirawat gabung dan disusui secara eksklusif. Referensi lain berdasarkan register bayi baru lahir di Italia juga menyebutkan bahwa dari 4000 bayi baru lahir dari ibu Covid, 60% dirawat gabung bersama ibu, dan hanya <2% yang menunjukkan swab PCR positif selama dirawat di rumah sakit. Kami melakukan pendataan pada bayi yang lahir dari ibu Covid di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama Bulan Juli-Agustus 2021. Terdapat 55 ibu terinfeksi Covid dengan gejala ringan atau tanpa gejala yang dirawat gabung bersama bayinya. Ibu menjalankan protokol kesehatan dan upaya pencegahan transmisi droplet-kontak selama merawat bayi. Sembilan puluh enam persen bayi menunjukkan hasil swab negatif, dan hanya 3,6% bayi yang terdeteksi swab positif pada 24 dan 48 jam pasca lahir.

Berdasarkan berbagai penelitian dan referensi yang telah banyak dilakukan, dapat disimpulkan bahwa risiko penularan SARS-CoV-2 dari ibu ke bayi selama rawat gabung sangat kecil. Rekomendasi American Academy of Pediatrics (AAP) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan bahwa ibu yang terinfeksi Covid-19 dapat dirawat gabung dengan bayinya sesuai dengan kebijakan fasilitas kesehatan masing-masing. Selama perawatan, ibu menjalankan protokol kesehatan ketat. Tenaga medis menggunakan APD saat memberi perawatan kepada bayi. Jika memungkinkan ada pendamping yang ikut membantu ibu merawat bayi di rawat gabung, pastikan selalu mematuhi protokol kesehatan.

Kementerian Kesehatan dalam Pedoman Pelayanan Antenatal, Persalain, Nifas dan Bayi baru lahir di era adaptasi kebiasaan baru telah mengatur persyaratan rawat gabung, yaitu: 1) Kamar rawat gabung perorangan; 2) Perawatan memenuhi protokol kesehatan ketat (Jarak ibu-bayi >2 meter, bayi ditempatkan di inkubator/tempat tidur bayi, dipisahkan dengan tirai; 3) Ibu rutin dan disiplin mencuci tangan, 4) Ibu mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), 5) Ibu selalu memakai masker bedah, 6) Sirkulasi ruang baik, 7) Lingkungan dibersihkan secara rutin dengan disinfektan, 8) Konseling, edukasi dan informasi mengenai pencegahan transmisi virus SARS-COV. Fasilitas kesehatan tidak disarankan menjalankan praktek rawat gabung jika: 1) Ruang rawat gabung bersama-sama dengan pasien lain sehingga tidak mampu menjaga jarak aman; 2) Ibu sakit berat, tidak dapat merawat bayinya; 3) Bayi sakit berat sehingga membutuhkan pemantauan di kamar bayi/NICU.

 

Elysa Nur Safrida

Divisi Neonatologi KSM Anak

RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.