Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

RSUP Dr. Sardjito Sebagai Inisiator dan Pilot Project Penerapan Aplikasi Haemovigilance Tahun 2021

YOGYAKARTA – Lebih dari 1.000 peserta mengikuti workshop dan pelatihan aplikasi Haemovigilance, baik secara daring maupun luring, yang digelar oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Rabu (13/10/2021).

Haemovigilance merupakan sebuah sistem pencatatan berbasis aplikasi digital, yang memungkinkan setiap peristiwa dalam proses pelaksanaan transfusi darah maupun donor darah terdata akurat, dan bisa terhubung secara nasional maupun internasional. Haemovigilance ini terkait dengan keamanan transfusi dan donor darah.

Dalam suatu proses transfusi darah maupun donor darah dan produk darah, terdapat risiko kejadian yang tidak diinginkan, mulai dari reaksi, insiden, nyaris cidera, kesalahan, penyimpangan dari prosedur operasi standar dan kecelakaan. Untuk menghindari kemungkinan itu dan untuk mengidentifikasi masalah sistem, maka pencatatan dari setiap proses transfusi dan donor darah menjadi penting.

Direktur Utama RSUP Dr. Sardito, dr. Eniarti, M.Sc, Sp.KJ, M.M.R, mengatakan, agar semua proses tersebut bisa berlangsung aman dan bisa dilakukan tindakan preventif, maka dibutuhkan data-data, reaksi apa saja yang sering terjadi pada saat transfusi darah.

“Jika dahulu kita mencatat secara manual dan belum terintegrasi dengan system di rumah sakit dan antar rumah sakit, maka sekarang kita menggunakan teknologi informasi digital. Dengan aplikasi berbasis digital ini, data itu bisa ada dalam satu aplikasi, sehingga memudahkan akses pelaporan analisis dan rekomendasi.” kata Dokter dr. Eniarti, usai pelaksanaan workshop dan pelatihan aplikasi Haemovigilance bertema “Penerapan Sistem Haemovigilance Untuk Meningkatkan Keamanan Transfusi dan Produk Darah”, yang dilangsungkan di hotel Royal Ambarumo di Yogyakarta, Rabu (13/10/2021).

Lebih jauh dr. Eniarti menjelaskan, aplikasi tersebut mempermudah akses dari setiap insan pelayanan kesehatan di saat mereka mengetahui reaksi dari transfusi darah, maupun saat melakukan donor darah.

“Data-data yang tercatat itu akan dianalisa, memunculkan rekomendasi apa yang harus dilakukan oleh teman sejawat maupun manajemen rumah sakit. Juga dari data itu tentu memunculkan analisa dan menghasilkan rekomendasi, baik dari sistem serta sarana dan standar prosedur yang mungkin terekam dan data-data tersebut bisa dijadikan sebagai bahan penelitian.”, katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Pelayanan Transfusi Darah RSUP Dr. Sardjito, Dr. dr. Teguh Triyono, M.Kes., Sp.PK.(K), menambahkan, bahwa dari pencatatan yang bisa terkoneksi secara nasional, bahkan internasional, akan memudahkan dalam membuat analisis, rekomendasi atau sebagai dasar kebijakan, baik di tingkat rumah sakit maupun kementerian, sehingga bisa mendukung database kebijakan nasional.

Workshop dan pelatihan aplikasi Haemovigilance bertema ‘Penerapan Sistem Haemovigilance Untuk Meningkatkan Keamanan Transfusi dan Produk Darah’ diikuti oleh 1.676 peserta, terdiri dari 53 peserta luring dan 1623 peserta daring. Acara dibuka oleh Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI, Prof. dr. Abdul Kadir, M.A.R.S, Ph.D. Sp.THT-KL(K) dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa penerapan sistem hemovigilance ini merupakan bagian dari peningkatan proses keselamatan pasien. “Sistem hemovigilance berfungsi untuk menstratifikasi, mengonfirmasi, melaporkan, menganalisis, dan menyusun rekomendasi dan umpan balik terkait pelayanan transfusi darah“. Beliau juga mengucapkan terima kasih kepada RSUP Dr. Sardjito karena telah berinisiatif menyelenggarakan workshop dan pelatihan aplikasi haemovigilance karena acara ini sekaligus sebagai wahana sosialisasi terkait penerapan sistem haemovigilance secara nasional.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.