Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Cuci Hidung Cegah Infeksi Pernafasan

Hidung merupakan organ utama tempat masuknya udara. Hidung rentan terhadap kondisi udara sekitar seperti polutan, debu, asap kendaraan, asap rokok, virus dan bakteri, sehingga perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan hidung. Di dalam hidung terdapat suatu mekanisme pertahanan tubuh pertama pada jalan nafas, yaitu sistem mukosiliar. Sistem mukosiliar akan menjaga agar saluran nafas atas selalu bersih dengan membawa partikel debu, bakteri, virus, alergen dan toksin lain yang tertangkap pada lapisan mukosa ke arah nasofaring untuk kemudian ditelan atau dibatukkan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan hidung adalah dengan metode cuci hidung.

Cuci hidung bagi sebagian orang mungkin terdengar asing. Timbul berbagai pertanyaan dalam benak masing- masing, seperti apa gunanya, bagaimana caranya dan menggunakan apa. Cuci hidung adalah suatu metode yang sederhana dan murah dengan cara membilas rongga hidung menggunakan larutan salin. Larutan salin yang digunakan umumnya adalah larutan isotonis seperti NaCl 0,9%. Fungsinya untuk membantu perbaikan pembersihan mukosiliar dengan cara melembabkan rongga hidung dan mengangkat material-material yang melekat pada membran mukosa.

Cuci hidung merupakan metode sederhana yang dapat dilakukan untuk membersihkan rongga hidung dengan cara membantu mengeluarkan partikel yang memicu inflamasi (debris, bakteri, alergen dan jamur) serta menurunkan jumlah mediator inflamasi di mukosa sehingga dapat mengurangi inflamasi pada mukosa hidung. Cuci hidung juga dapat mencegah peradangan dan infeksi pada rongga hidung, membuat hidung menjadi lebih bersih dan segar, mencegah infeksi bakteri, virus, jamur, serangan alergi dan asma.

Epitel hidung dan mukosa nasofaring merupakan pintu masuk utama dan lokasi untuk terjadinya replikasi SARS-CoV-2. Data yang diakses dari website Gugus Tugas Percepatan dan Penanggulangan COVID-19 pada tanggal 28 November 2021 di Indonesia terkonfirmasi kasus positif COVID-19 sejumlah  4.255.672. Data Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan prevalensi banyaknya kasus infeksi saluran napas atas (ISPA) berdasarkan diagnosis nakes dan gejala menurut provinsi di Indonesia mencapai 9,4%. Oleh karena itu, untuk menjaga kebersihan rongga hidung dan mulut sebagai upaya pencegahan terhadap COVID-19 dan ISPA salah satu caranya adalah dengan cuci hidung.

Hasil penelitian menunjukkan tindakan cuci hidung dengan larutan salin dapat ditoleransi dengan baik dan tanpa adanya efek samping yang menyakitkan. Cuci hidung dengan larutan salin telah digunakan dengan aman oleh anak-anak dan orang dewasa, ibu hamil maupun usia lanjut tanpa ada efek samping yang serius. Cuci hidung diindikasikan pada pasien-pasien dengan gangguan sinonasal, di antaranya dapat berupa rinosinusitis (akut dan kronis), rinitis alergi dan non alergi, ISPA dan terapi pasca bedah sinus endoskopi. Pasien dengan trauma wajah atau trauma basis cranii, dikontraindikasikan melakukan cuci hidung. Cuci hidung dapat dilakukan dua kali pada masing – masing lubang hidung setiap melakukan cuci hidung.

Adapun langkah – langkah cuci hidung, adalah sebagai berikut :

  1. Persiapkan alat dan bahan berupa spuit 10 cc atau 20 cc, larutan salin (NaCl 0,9%), gelas untuk wadah larutan salin, tisu dan mangkuk untuk wadah menampung sisa larutan salin saat cuci hidung.
  2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memulai cuci hidung
  3. Tuang larutan salin pada gelas yang telah disiapkan
  4. Lepaskan jarum dari spuit dan isi spuit tersebut dengan larutan salin
  5. Posisikan kepala agar miring 45° ke salah satu sisi sehingga salah satu lubang hidung berada di atas yang lainnya (misalnya saat akan cuci hidung kanan maka posisi miring kearah kiri)
  6. Posisikan spuit lurus terhadap lubang hidung (jangan menekan bagian tengah dan septum hidung) kemudian posisi mulut dibuka.
  7. Ambil mangkuk dan posisikan di bawah dagu, untuk menampung larutan salin setelah disemprotkan ke hidung
  8. Bernafaslah melalui mulut dan semprotkan larutan salin tersebut ke dalam rongga hidung bagian atas hingga keluar melewati lubang hidung yang di bawahnya dan masuk ke mangkuk (masuk ke lubang hidung kanan dan keluar dari lubang hidung kiri)
  9. Setelah semua larutan salin habis maka hembuskan udara secara lembut melalui kedua lubang hidung untuk membersihkan sisa cairan dan mukus yang tertinggal.
  10. Bersihkan hidung dengan menggunakan tisu. Lakukan cuci hidung pada lubang hidung satunya dengan cara yang sama.

 

Kontributor :

Riana Mauliandari, S.Kep., Ners

KFK THTRSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Referensi

Gugus Tugas COVID-19 2021, Peta Sebaran COVID-19 | Covid19.go.id, viewed 28 November 2021, <https://covid19.go.id/peta-sebaran-covid19>.

Endang, N. 2016, 99 Tanya Jawab THT, PT Kompas Media Nusantara.

Kemenkes RI 2018, ‘Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018’, Kementrian Kesehatan RI, vol. 53, no. 9, pp. 1689–99.

Lasminingrum, L. & Nurbaiti, N. 2017, Penyuluhan rhinosinusitis kronik dan demo cuci hidung.

Mirawati, N., Pramayastri, V. & Hidayat, T. 2020, ‘Gambaran tingkat pengetahuan tentang cuci hidung pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang’, Mesina, vol. 1, pp. 1

Sofyan, F., Riza, D. & Tami, I. 2017, ‘Pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0.9% terhadap peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung’, ORLI, vol. 47, no. 1, pp. 25–30.

Yuliyani, E.A., Kadriyan, H. & Yudhanto, D. 2020, ‘Efektivitas Irigasi Nasal Dengan Larutan Salin Isotonis’, Jurnal Kedokteran Universitas Mataram, vol. 9, no. 3, pp. 245–9.

Yuliyani, E.A., Setyorini, R.H., Triani, E., Ajmala, I.E., As-, N.I., Fauzi, M. & Akbar, A. 2021, Video edukasi cara mencuci hidung yang benar sebagai salah satu upaya pencegahan Covid-19, vol. 2, no. 2, pp. 0–3.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.