Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Tangani Telinga Berdenging (Tinnitus) di Masa Pandemi Covid-19

Masalah kesehatan terus berkembang mengikuti perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Selain itu, masyarakat yang juga semakin dinamis mengikuti perkembangan IPTEK menjadi tantangan tersendiri bagi tenaga kesehatan untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan kesehatan (Merdawati, 2018). Walaupun perkembangan IPTEK sangat pesat namun tidak menutup kemungkinan masih ada masalah dalam pelayanan kesehatan, seperti adanya keluhan tinnitus terutama di masa pandemi COVID-19.

Tinnitus atau telinga berdenging sering dikaitkan dengan suatu keadaan yang bersifat kelainan atau penyakit, padahal pernyataan tersebut belum tentu. Telinga berdenging merupakan gejala yang mungkin berasal dari satu atau sejumlah kelainan yang ada (Agustini, 2016).

Tinnitus berasal dari bahasa Latin yaitu “tinnire” yang artinya menimbulkan suara atau berdenging. Tinnitus merupakan suatu gangguan pendengaran yaitu terdengarnya bunyi tanpa adanya rangsangan bunyi atau suara dari luar. Adapun keluhan yang dialami bisa berupa bunyi mendenging, menderu, mendesis, bersiul atau berbagai macam jenis suara yang lain (Nugroho et al, 2015)

Siapa yang bisa terkena Tinnitus?

Terdapat faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang lebih mudah mengalami kondisi ini, antara lain :

  1. Berumur lebih dari 60 tahun
  2. Sering mendengar suara yang terlalu keras, seperti tentara, musisi, pekerja di pabrik atau konstruksi
  3. Laki-laki
  4. Merokok
  5. Tidak pandai mengelola stres
  6. Sering mengonsumsi minuman beralkohol atau berkafein

Apa penyebab telinga berdenging?

Berikut adalah beberapa penyebab telinga berdenging (Agustini, 2016) :

  1. Adanya luka pada saluran telinga dalam (bisa diakibatkan karena tumor saraf)
  2. Gangguan pada kokhlea (rumah siput) seperti trauma akibat kebisingan, penyakit meniere’s atau vertigo dan tuli saraf mendadak
  3. Akibat penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka panjang seperti antibiotik dan obat aspirin (pengencer darah)
  4. Kelainan telinga tengah akibat adanya infeksi
  5. Adanya cairan maupun benda asing di dalam telinga
  6. Secara psikologi penyakit telinga bisa disebabkan oleh stress, depresi atau kecemasan

Bagaimana cara mencegah tinnitus?

Cara terbaik untuk mencegah penyakit tinnitus adalah dengan menghentikan kebiasaan yang dapat berdampak buruk pada telinga, seperti mendengar musik keras di earphone dalam jangka waktu lama. Hindari tidur sambil mendengarkan musik, karena telinga juga butuh istirahat.

Tips mengatasi tinnitus di masa pandemi COVID-19

a. Bijak penggunaan earphoneatau headset

Era pandemi saat ini sebagian besar pengguna handphone maupun laptop menggunakan earphone atau headset pada saat bekerja, sekolah, kuliah atau beraktivitas secara keseluruhan untuk memudahkan mendengarkan percakapan selama belajar, rapat virtual maupun mendengarkan musik untuk bersantai. Hal tersebut tentunya berdampak pada kesehatan telinga karena penggunaannya yang berlebihan.

Selain penggunaan individu, saling pinjam meminjam earphone atau headset juga dapat ikut menyumbang risiko terpapar bakteri maupun virus akibat menempel di earphone atau headset.

Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan (Bitung, 2021) :

  1. Di masa pandemi COVID-19 ini, virus maupun bakteri dapat menempel pada earphone atau headset sehingga setidaknya Anda harus membersihkan earphone atau headset minimal 2 kali dalam satu bulan. Cara membersihkannya dapat menggunakan alkohol maupun air sabun, dibilas dengan air biasa menggunakan kapas atau tisu keringkan menggunakan kapas atau kain kering.
  2. Dengarkan musik dengan volume setengah dari volume kebisingan (maksimal) dan jangan mendengarkan musik lebih dari satu jam.
  3. Jangan gunakan earphoneatau headset melebihi 1,5 jam dalam satu kali sesi, berikan waktu telinga untuk sesekali beristirahat sebelum lanjut mendengarkan musik lagi.
  4. Rutin membersihkan earphone atauheadset dan jangan membiasakan meminjamkan ke orang lain.
  5. Apabila berada di tempat yang bising maka luangkan waktu sejenak ke tempat yang sepi (jauh dari kebisingan) untuk mengistirahatkan telinga sebelum kembali ke tempat bising tersebut.
  6. Jaga kebersihan telinga dengan teknik yang benar: menyeka bagian luar telinga menggunakan cotton bud(pastikan tidak mengorek telinga terlalu dalam). Untuk mengeluarkan kotoran dari dalam telinga sebaiknya menggunakan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotik.

b. Support Group(Kelompok Pendukung) Tinnitus

Maksud dari Support Group adalah adanya dukungan berbasis virtual atau online melalui group WhatsApp, Telegram, Facebook maupun online Zoom Meeting yang berisi informasi seputar tatalaksana tinnitus secara mandiri di rumah, saling mendukung antar anggota group dan informasi akses ke terapi online (Meltzer, 2020).

Support Group sangat membantu pasien tinnitus dalam menjalani keseharian dengan tenang melalui berbagai informasi positif yang dibagikan anggota kelompok. Kondisi pandemi COVID-19 memang menghalangi pasien tinnitus  untuk mengakses ke pelayanan kesehatan kecuali memang dalam keadaan yang mendesak. Berada di rumah tidak membuat pasien tinnitus lantas menjadi stress, justru mereka memiliki waktu lebih banyak bersama orang-orang terdekat, teman sebaya, mengakses informasi dan dukungan secara online (Meltzer, 2020).

c. Mengelola Stress Pada Pasien Tinnitus

Dikaitkan dengan keadaan stress dan depresi, pasien tinnitus  harus bisa mengelola stress khususnya selama masa pandemi Covid-19. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan (Arief, 2021)

  1. Batasi melihat berita atau media sosial jadwalkan untuk Anda memiliki informasi terbaru lalu berhenti berlama-lama dengan berita. Pastikan berita yang Anda akses bukan berita palsu (hoax).
  2. Berhati-hatilah dan fokus terhadap apa yang bisa Anda kendalikan misalnya tetap melaksanakan protokol kesehatan saat harus keluar rumah (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak aman) dan mengikuti teknik manajemen tinnitus.
  3. Jangan terlalu larut dengan stress yang Anda alami, cobalah berbincang dengan orang terdekat agar merasa lebih tenang.
  4. Tetap terhubung dengan orang-orang terdekat dan teman melalui telepon, chatting atau obrolan video.
  5. Jika stress atau emosi yang Anda rasakan tidak terkontrol maka sebaiknya hubungi dokter umum Anda

d. Melakukan Teknik Manajemen Tinnitus (Telinga Berdenging)

Meskipun pandemi COVID-19 membatasi Anda untuk mengakses pelayanan kesehatan atau melakukan kontrol rutin ke rumah sakit, Anda bisa melakukan hal-hal berikut ini secara mandiri di samping adanya support group (Arief, 2021)

1. Kenakan alat bantu dengar Anda

Apabila Anda memiliki alat bantu dengar, maka gunakanlah untuk membantu mengatasi gangguan pendengaran dan kondisi tinnitus

2. Terapi suara

Pada malam hari, Anda bisa mendengarkan musik dengan nada suara alami dan lembut melalui CD maupun speaker suara.

3. Relaksasi

Relaksasi disini berarti bersantai sejenak dari aktivitas, bisa diselingi sambil membaca informasi terkini yang bermanfaat.

4. Tetap rutin minum obat untuk pengobatan tinnitus sesuai anjuran misalnya vitamin B dan vitamin A (Agustini, 2016).

5. Gunakan aplikasi tentang tinnitus yang Anda miliki. Hal ini bisa membantu Anda dalam akses informasi tentang tinnitus, mengidentifikasi beberapa strategi sederhana untuk mengendalikan tinnitus dan berkonsultasi dengan audilogy terkait kondisi tinnitus.

e. Datang ke Pelayanan Kesehatan

Apabila harus datang ke fasilitas pelayanan kesehatan karena kondisi tinnitus yang harus mendapatkan tindakan segera, pastikan Anda menerapkan protokol kesehatan (Bashiruddi, 2020)

Perlu diperhatikan bagi pasien tinnitus, sebaiknya menunda pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan kecuali terdapat keluhan (Bashiruddi, 2020) :

  1. Keluar cairan dari telinga yang disertai demam serta sakit kepala hebat
  2. Kemasukan benda asing pada telinga
  3. Penurunan pendengaran yang drastis dan tiba-tiba
  4. Sakit telinga hebat disertai pilek.

Kontributor :

Wariningsih

KFK Gawat Darurat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

REFERENSI

Merdawati, L. (2018). Satuan Acara Penyuluhan Mobilisasi Dini Pasca Operasi Di Ruang IRNA Bedah Pria. Program Studi Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.

Agustini, D. P. (2016). Mengenali Gejala Tinitus dan Penatalaksanaannya. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, 6(1), 34–40. Arief. (2021). Mengelola Tinnitus di Masa Pandemi Covid-19. Main Menu. https://kenalitinnitus.id/tinnitus/mengelola-tinnitus-di-masa-pandemi-covid-19/

Nugroho. D.A, M.z. (2015). Hubungan Frekuensi dan Intensitas Tinnitus Subjektif dengan Kualitas Hidup Pasien. ORLI Vol.45 No.1, 19-26. (HERMAWAN, 2020)

Bitung, H. (2021). Bijak Gunakan Earphone di Masa Pandemi Covid-19. Rumah Sakit Hermina. https://herminahospitals.com/id/articles/bijak-gunakan-earphone-di-masa-pandemi-covid-19.html

Meltzer, J. (2020). Tinnitus Today : The Pandemic’s Impact on Tinnitus Research. American Tinnitus Association, 45(3), 27–30.

Bashiruddi, J. (2020). Buku Pedoman Tatalaksana di Bidang T.H.T.K.L Selama Masa Pandemi Covid-19. Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher Indonesia.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.