Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Merawat Bayi dengan Bibir Sumbing dan Penanganan yang Tepat

Setiap keluarga  pasti mendambakan kehadiran buah hati. Mereka tentunya menginginkan buah hati yang lahir dengan kondisi sehat dan sempurna. Namun terkadang ada beberapa bayi yang mengalami cacat bawaan lahir. Ironisnya banyak masyarakat Indonesia yang masih beranggapan bahwa memiliki anak dengan cacat bawaan lahir merupakan aib ataupun karma dari orang tuanya, padahal sebenarnya banyak faktor  yang mempengaruhinya. Salah satu bayi dengan cacat bawaan lahir adalah bayi dengan bibir sumbing.

Bibir sumbing adalah kelainan berupa celah pada bibir atas. Celah ini bisa terjadi pada bagian langit-langit rongga mulut (cleft palate), bisa juga pada bagian bibir saja (cleft lip). Di beberapa kasus juga bisa terjadi pada kedua bagian. Namun pada umumnya, hampir separuh kasus bibir sumbing melibatkan celah pada bibir atas serta atap rongga mulut.

Jenis-jenis Bibir sumbing:

  1. Bibir Sumbing Unilateral,
  2. Bibir Sumbing Bilateral
  3. Sumbing Bibir dan Langit-langit/sumbing palatum

Penyebab Bibir Sumbing

Penyebab bibir sumbing hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun beberapa sumber menyebutkan kondisi ini terjadi akibat kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Selain itu, sejumlah kondisi yang dialami oleh ibu selama kehamilan juga bisa meningkatkan risiko terjadinya bibir sumbing, yaitu:

Terpapar asap rokok selama hamil baik sebagai perokok pasif maupun aktif, Memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol  selama hamil, Mengalami obesitas selama hamil, Mengalami diabetes sebelum hamil, Mengalami kekurangan asam folat selama kehamilan, Mengonsumsi obat untuk mengatasi kejang, obat kortikosteroid, obat retinoid, methotrexate, selama trimester pertama kehamilan

Gejala Bibir Sumbing

Gejala utama dari bibir sumbing dapat langsung terlihat, yakni adanya celah pada bibir atas atau rongga mulut. Selain itu, ada juga beberapa gejala lainnya, seperti:

  1. Sulit mengisap ASI, Bayi dengan bibir sumbing akan kesulitan saat mengisap ASI, karena kondisi mulut yang sulit melakukan gerakan mengisap. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan botol khusus yang direkomendasikan oleh dokter gigi spesialis gigi anak dan dokter spesialis anak.
  2. Kesulitan berbicara, Suara sengau atau terdengar tidak jelas. Akan tetapi tergantung oleh tingkat keparahan, pada beberapa kondisi bibir sumbing juga dapat menyebabkan kesulitan berbicara. Namun, besarnya celah bukan indikator seberapa serius gangguan dalam berbicara. Bahkan celah yang kecil pun dapat menyebabkan kesulitan dalam berbicara.
  3. Gangguan pendengaran, Semua telinga anak normal memproduksi cairan telinga yang kental dan lengket. Namun, adanya celah di bibir sumbing dapat membuat cairan tersebut menumpuk di gendang telinga. Hal ini menyebabkan gangguan atau bahkan kehilangan pendengaran sementara.  Selain itu, menumpuknya cairan pada telinga bagian tengah juga dapat mengenai tuba eustachia, yakni saluran yang menghubungkan telinga dengan rongga mulut. Hal ini dapat mengakibatkan infeksi telinga.
  4. Gangguan pertumbuhan rahang dan gigi, Bibir sumbing juga dapat mempengaruhi pertumbuhan rahang dan proses tumbuh kembang gigi. Susunan gigi dapat berjejal karena kurang berkembangnya rahang, sehingga mengakibatkan gangguan berbicara.

Dengan berbagai macam gejala yang timbul, memiliki bayi dengan bibir sumbing tentu membuat para orang tua khawatir. Tetapi kondisi ini sebenarnya dapat diperbaiki. Pada sebagian besar bayi, serangkaian operasi dapat mengembalikan fungsi normal dan mencapai penampilan yang lebih normal dengan jaringan parut yang minimal.

 

Tahapan penatalaksanaan bibir sumbing

  • Umur 0 – 3 bulan

Menjelaskan tentang cara pemberian asupan makanan seperti: Posisi bayi duduk/setengah duduk agar bayi tidak tersedak, Puting susu dimasukkan sedalam mungkin melewati celah sampai mendekati tenggorokan, Bila tidak berhasil, pergunakan dot khusus sumbing (bentuk panjang dengan lubang dibawah/lubang besar), Dapat mempergunakan sendok, disarankan dengan sendok plastik bayi agar lebih aman dan tidak menusuk langit-langit bayi, Bila tersedak atau telah selesai menyusui, posisikan bayi tegak, kepala diletakkan melewati bahu ibu dan perlahan punggung bayi ditepuk-tepuk, menjelaskan tentang bibir sumbing dan persiapan operasi. Syarat bayi bibir sumbing untuk bisa dilakukan operasi adalah mengikuti hukum “rule over ten”, yaitu : Berat Badan > 10 pon, Kadar Hemoglobin > 10 gram, Umur > 10 minggu.

Penggunaan plester bibir/alat pada langit-langit, Lip taping regimen yaitu alat yang digunakan untuk menyatukan atau mempersempit dua celah dibibir, Nasal elevator yaitu alat yang digunakan agar celah tidak melebar sampai ke hidung dan membantu membentuk hidung bayi, Nasal-alveolar molding (NAM) yaitu alat seperti cetakan yang berfungsi untuk membantu membentuk jaringan bibir sebelum operasi.

  • Umur 3 bulan; Operasi sumbing  bibir (Labioplasty)
  • Umur 10-12 bulan; Operasi sumbing langit-langit (palatoplasty)
  • Umur 1 tahun; Terapi wicara dimulai 1 – 3 bulan setelah operasi sumbing langit-langit
  • Umur 3-4 tahun; Operasi pemanjangan langit-langit, pharynx dan Operasi perbaikan bekas luka sumbing bibir
  • Umur 7 – 9 tahun; Operasi gusi
  • Dewasa; Operasi tulang-tulang muka (cek kesimetrisan mandibula dan maksila)

Tahapan penatalaksanaan dapat berubah sesuai dengan kondisi yang telah dievaluasi oleh dokter. Apabila datang dengan tujuan perbaikan celah ketika usia sudah melebihi batas usia optimal, keberhasilan operasi hanya untuk mencapai tujuan keindahan bentuk atau estetika saja, sedangkan fungsi perbaikan pengucapan seperti lafal huruf dan kata-kata serta suara sengau tidak akan terdapat perbaikan yang cukup besar. Sehingga saran terbaik adalah mencari pertolongan ke layanan kesehatan sedini mungkin.

Selain itu, sebagai orang tua yang mempunyai anak dengan bibir sumbing dalam mengikuti masa tumbuh kembangnya  juga harus mendukung anak tersebut  melalui cara-cara sebagai berikut : Fokus kepada anak Anda seutuhnya, bukan pada kondisinya., Mengajari anak kegiatan positif yang tidak melibatkan tampilan fisik, Membantu anak meningkatkan rasa percaya diri dengan membiarkannya bergaul dengan orang lain yang memahami kondisinya, Memberikan perhatian dan rasa aman sejak ia bayi hingga tumbuh besar.

 

Kontributor :

Rista Tri Wulandari  Skep Ns

 

Referensi :

Cleft lip and cleft palate – Symptoms and causes. (2020). Retrieved 10 April 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cleft-palate/symptoms-causes/syc-20370985

Facts about Cleft Lip and Cleft Palate | CDC. (2019). Retrieved 10 April 2022, from https://www.cdc.gov/ncbddd/birthdefects/cleftlip.html

Tanto, dkk, 2014. Kapita Selekta Kedokteran I. Jakarta: Media Aesculapius.

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.