Pernahkah Anda perhatikan kemasan makanan yang akan dikonsumsi? Adakah himbauan untuk waspada terhadap bahaya alergen pada prodak pangan yang anda beli? Pesan apa yang sebenarnya perlu dipahami oleh konsumen? Adakah dampak bahan pangan yang kita konsumsi terhadap kesehatan tubuh kita. Mari kita simak ulasan berikut ini!
Produk makanan olahan cepat saji sangat banyak dijual di pasaran. Agar tahan lama dan menambah cita rasa, tentu saja akan ditambahkan zat kimia kimia tertentu. Bahan dalam makanan terkadang mengandung zat pemicu alergi. Bahan ini sudah diolah sehingga sulit dikenali dari rasa atau teksturnya. Inilah alasan perlunya label khusus pada kemasan prodak pangan. Kandungan zat tambahan dan alergeni perlu perhatian khusus baik dari produsen maupun konsumen untuk menjamin keamanan konsumen itu sendiri. Bahan yang dapat menimbulkan alergi ini dikenal dengan istilah alergen.
Di Indonesia, keterangan tentang alergen ini telah diatur dalam Peraturan Badan POM No. 31 Tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan. Disebutkan bahwa (1) keterangan tentang alergen wajib dicantumkan pada label yang mengandung alergen; (2) pangan olahan yang diproduksi menggunakan sarana produksi yang sama dengan pangan olahan yang mengandung alergen wajib mencantumkan informasi tentang kandungan alergen.
Bahan pangan yang berpotensi menyebabkan alergi wajib dicantumkan dalam keterangan sebagai alergen dan bahan dicetak tebal. Jika anda menemukan label dengan informasi “mengandung alergen”, artinya bahan pangan tersebut mengandung satu atau beberapa bahan alergen.
Alergen didefinisikan sebagai bahan pangan atau senyawa yang menyebabkan alergi dan/ atau intoleransi. Konsumsi pangan yang mengandung bahan alergen dapat memberikan risiko kesehatan bagi konsumen yang memiliki alergi dan / atau intoleransi.
Bahan Makanan yang dikategorikan sebagai allergen oleh Balai POM adalah :
- Bahan mengandung gluten seperti sereal, rye, barley, dan
- Kerang-kerangan dan hasil olahannya.
- Telur dan hasil olahannya.
- Ikan dan hasil olahannya.
- Kacang tanah, kedelai, dan hasil olahannya.
- Susu dan hasil olahannya (termasuk laktosa).
- Tree nuts dan hasil olah kacang.
- Sulfit (>10 ppm).
Menurut merdeka.com ada beberapa jenis alergen yang sering ada pada produk makanan yang dapat memicu alergi adalah sebagai berikut :
Kacang
Keluarga kacang-kacangan meliputi kacang tanah, kedelai, kacang merah, kacang hijau serta kacang pohon (kacang almond, hazelnut, kenari, kacang mede, kacang kemiri, kacang Brazil, kacang pistachio, kacang macadamia atau Queensland, dan produknya). Alergi kacang sering dianggap sebagai alergi yang mengancam jiwa karena tingkat anafilaksisnya lebih tinggi daripada alergi susu, telur, atau gandum. Sebagian besar orang dengan alergi kacang berlangsung seumur hidup. Bahkan protein kacang dalam jumlah kecil dapat menyebabkan reaksi alergi.
Kedelai
Kedelai pada kemasan disebut dengan soy. Reaksi alergi kedelai biasanya ringan. Makanan dan minuman yang mengandung kedelai termasuk susu formula bayi, edamame, miso, dan tempe. Kedelai adalah bahan pokok di banyak hidangan vegetarian populer, seperti yang mengandung tahu. Sumber kedelai juga dapat ditemukan pada tuna kalengan, selai kacang rendah lemak, saus, sabun, dan pelembap. Gejala alergi kedelai mirip dengan alergi susu seperti ruam, diare, muntah, keram perut.
Gandum
Alergi gandum biasa terjadi terutama pada bayi. Alergen utama dalam gandum adalah protein yang disebut gliadin yang ditemukan dalam gluten. Disarankan untuk makan makanan bebas gluten pada orang yang alergi jenis ini. Bentuk alergi dapat berupa gangguan pencernaan, gatal-gatal, muntah, ruam, bengkak, dan dalam kasus yang parah, anafilaksis. Satu-satunya pengobatan adalah hindari makanan, serta produk kecantikan dan kosmetik yang mengandung gandum.
Susu
Alergi susu paling umum di masa kanak-kanak. Pada kondisi alergi susu, sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu, yaitu kasein dan whey. Gejala alergi susu seringkali ringan berupa ruam, diare, muntah, keram perut. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan anafilaksis. Hindari bahan-bahan seperti kasein, buttermilk, krim, diacetyl, ghee, laktosa, dan whey. Beberapa produk lainnya meliputi perisa mentega, krimer non-susu, daging deli, hot dog, tuna kaleng, dan produk perawatan kulit.
Telur
Para ahli merekomendasikan untuk menghindari telur utuh bagi orang yang alergi. Sejumlah 2,5% dari semua anak memiliki alergi telur dan biasanya terjadi sebelum usia 2 tahun. Setengah dari anak-anak ini membaik pada usia 5 tahun dan sebagian besar sembuh pada masa remaja. Waspadai bahan telur yang tersembunyi dalam makanan yang mungkin ada seperti pengganti telur cair, pasta, dan topping busa pada minuman kopi spesial. Protein telur juga mungkin ada dalam vaksin seperti flu dan MMR (campak, gondongan, dan rubella). Jika Anda memiliki alergi telur, konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan bila akan dilakukan vaksinasi jenis ini.
Ikan
Alergi ikan seringi dapat menyebabkan reaksi yang parah, termasuk anafilaksis. Orang dewasa lebih cenderung memiliki reaksi alergi terhadap ikan dan kerang daripada anak-anak. Orang yang alergi terhadap satu jenis ikan seringkali juga alergi terhadap jenis ikan lain,. Proses memasak tidak dapat menghancurkan alergen ikan. Faktanya, beberapa orang dengan alergi ikan bisa alergi terhadap ikan yang dimasak tapi tidak pada ikan mentah.
Kerang
Beberapa jenis kerang dapat menyebabkan reaksi pada orang yang sensitif, beberapa di antaranya yaitu: udang, lobster, kepiting, udang karang, tiram, kerang remis. Alergi kerang sering kali dapat menyebabkan reaksi yang parah, dan beberapa orang bahkan dapat bereaksi terhadap uap dari masakan kerang.
Wijen
Biji wijen adalah bahan umum digunakan dalam masakan di seluruh dunia. Ketika seseorang alergi terhadap wijen, protein dalam wijen mengikat antibodi IgE yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh orang tersebut. Ini memicu pertahanan kekebalan seseorang, yang menyebabkan gejala reaksi alergi.
Melihat banyak sekali bahan allergen dalam bahan makanan yang dijual bebas di pasaran, maka kita perlu tingkatkan kewaspadaan dan ketelitian dalam mengkonsumsi makan kemasan supaya kita terhindar dari hal hal yang tidak kita harapkan. Teliti dalam membeli, hati-hati dalam mengkonsumsi.
Referensi :
Ani Mardatila, 9 Jenis Alergen pada Produk Makanan yang Picu Alergi, Pahami Sebelum Konsumsi, Publikasi Selasa, 16 Februari 2021, https://www.merdeka.com/sumut/9-jenis-alergen-pada-produk-makanan-yang-picu-alergi-pahami-sebelum-konsumsi-kln.html
Fooma Japan 2022, Pencantuman Informasi Alergen pada Produk Pangan, 7-10 Juni 2022,
Klara Sylvana Wilia , Waspada Makanan Mengandung Alergen, Apa Artinya?, 26 Desember 2020, https://linisehat.com/waspada-makanan-mengandung-alergen-apa-artinya/
No Comments