Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Apakah Kanker Serviks Bisa dicegah?

Kanker serviks juga lebih dikenal secara awam sebagai kanker leher rahim, leher rahim sendiri merupakan bagian rahim terendah yang langsung berhubungan dengan vagina yang hanya dapat dilihat dengan alat (spekulum) (Mulyani. E, dkk, 2020). Kanker serviks merupakan tumor ganas di leher rahim yang dapat menyebar (metastasis) ke organ-organ lain dan dapat menyebabkan kematian (Hoffman. L. B., dkk, 2012).  Kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak dengan jumlah 36.633 kasus atau 9,2% dari total kasus kanker di Indonesia (Handayani. N., 2022).  Data dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Cipto Mangunkusumo Jakarta memperlihatkan bahwa 94 persen pasien kanker serviks meninggal dalam waktu dua tahun (Susilawati. D & Dwinanda. R., 2022). Hal tersebut relevan dengan teori yang menyatakan bahwa pasien kanker serviks mengeluhkan gejala pada stadium lanjut, sehingga peluang hidup yang dimiliki penyintas kanker serviks menjadi semakin kecil  (Hoffman. L. B., dkk, 2012).

Sembilan puluh lima persen kanker serviks disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV) yang ditularkan melalui hubungan seksual (Hoffman. L. B., dkk, 2012; World Health Organization, 2022). Faktor Resiko kejadian kanker serviks antara lain yaitu perilaku seksual yang meliputi sering berganti-ganti pasangan seksual, berhubungan seksual sebelum usia 20 tahun, faktor sosial yang meliputi tingkat ekonomi yang rendah menyebabkan tingkat pengetahuan rendah dan akses untuk mendapatkan skrining kanker serviks menjadi rendah, perokok aktif maupun pasif, paritas tinggi, penggunaan pil oral kombinasi, penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Hoffman. L. B., dkk, 2012).

Perjalanan penyakit kanker membutuhkan waktu lama, sehingga kanker serviks dapat dicegah dengan ditemukan sedini mungkin melalui skrining kanker serviks yaitu papsmear dan  inspeksi visual asam asetat (IVA), tes HPV DNA, HPV mRNA, pemberian vaksinasi HPV pada wanita usia 9-14 tahun (WHO, 2022). Perjalanan kanker serviks dimulai dari infeksi HPV pada serviks menyebabkan lesi prakanker dan apabila tidak dikenali sedini dan diterapi sedini mungkin berubah menjadi kanker serviks (Darmayanti&Wayan, 2020; WHO, 2022; Hoffman. L. B., dkk, 2012). Lesi pra kanker dan kanker serviks stadium awal tidak menimbulkan gejala, oleh karena itu pencegahan dengan melakukan papsmear secara rutin, pemeriksaan IVA, vaksinasi HPV dan menghindari faktor resiko mampu menekan pertumbuhan kasus kanker serviks.

WHO memberikan rekomendasi kepada wanita usia 30 tahun ke atas untuk melakukan tes HPV tiap 5-10 tahun sekali dan wanita usia 25 tahun ke atas dengan HIV melakukan akses pemeriksaan HPV tiap 3-5 tahun sekali (WHO, 2022). Papsmear direkomendasikan untuk wanita usia 25-65 tahun tiap 3 tahun sekali (American Cancer society, 2022). Wanita yang ingin melakukan papsmear bisa mendapatkan akses pemeriksaan tersebut di fasilitas kesehatan tingkat pertama Puskesmas, praktik bidan mandiri, dokter spesialis kandungan. Sebelum pemeriksaan papsmear dilakukan, sangat disarankan untuk tidak melakukan hubungan seksual selama 2 hari, dilakukan 5 hari setelah selesai haid, jangan menggunakan douching vagina 2-3 hari sebelum papsmear (American Cancer Society, 2022)

 

Referensi:

American Cancer Society. (2022). Cervical Cancer. diakses pada tanggal 17/06/2022 pukul 09.00, tersedia pada Cervical Cancer Overview | Guide To Cervical Cancer

Handayani, Nur. (2022). Kanker dan Serba Serbinya (Hari Kanker Sedunia 2022). Tersedia pada https://rsprespira.jogjaprov.go.id/kanker-dan-serba-serbinya-hari-kanker-sedunia-2022/ diakses pada tanggal 17 Juni 2022 pukul 08.00.

Hoffman. B. L., Schorge. J. O., Schaffer. J. I., Halvorson. L. M., Bradshaw. K. D., Cunningham. F. G. (2012). Williams Gynecology. 2nd edition. The McGraw-Hill companies

Mulyani. E., Handajani. D. O., Safrina. R. E. (2020). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Literasi Nusantara: Malang.

Susilawati, D., Dwinanda., R. (2022). Kanker Serviks Penyebab Kematian Tertinggi No 2 Perempuan Indonesia. Republika.com. tersedia pada https://www.republika.co.id/berita/r6sfav414/kanker-serviks-penyebab-kematian-tertinggi-no-2-perempuan-indonesia#:~:text=Di%20Indonesia%2C%20setiap%20hari%20ada,meninggal%20dalam%20waktu%20dua%20tahun diakses pada tanggal 17 Juni 2022 pukul 09.00 wib

World Health Organization. (2022). Cervical Cancer. tersedia pada https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer diakses pada tanggal 17/06/2022 pukul 08.50 wib

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.