Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Ketahui Penyebab Infertilitas

Sudah menikah lama tapi  belum ada tanda – tanda akan mendapatkan buah hati sering kali menjadi salah satu kekhawatiran pasutri (pasangan suami istri). Berbagai pertanyaan dari keluarga, saudara, kerabat dan teman menambah beban psikologis dari pasutri tersebut. Berbagai paradigma di masyarakat yang memojokkan perempuan sebagai penyebabnya sering kali membuat pasutri terutama perempuan menarik diri dari keluarga, teman dan masyarakat. Pada penelitian juga diperkirakan bahwa ada sekitar 8-12 % pasangan suami istri mengalami masalah infertilitas selama masa reproduksi.

Belum dikaruniai buah hati bagi pasutri yang sudah menikah lebih dari 1 tahun bisa disebut pasangan infertil. Menurut WHO (2013), infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil, ketidakmampuan untuk mempertahankan kehamilan, ketidakmampuan untuk membawa kehamilan kepada kelahiran hidup. Penyebab dari infertilitas bisa dari salah satu pasangan baik itu pria atau wanita saja, tetapi bisa juga penyebab infertilitas itu adalah kombinasi dari kedua pasangan tersebut.

Lalu apa yang sebaiknya dilakukan apabila mengalaminya? Hal yang wajib dilakukan apabila mengalaminya adalah segera konsultasikan masalah kepada ahlinya. Ahli untuk masalah infertilitas ini adalah dokter spesialis kandungan sub spesialis infertilitas atau yang biasa disebut SpOG K (FER). Untuk kasus infertilitas pria pun akan ada dokter ahlinya sendiri yaitu dokter spesialis Andrologi. Dokter akan melakukan pemeriksaan mendalam sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh pasangan masing-masing.

Pemeriksaaan apa saja sih yang akan dilakukan? Pemeriksaan dasar yang dilakukan untuk mengetahui penyebab infertilitas antara lain :

1. USG (Ultra Sono Grafi)

Jenis pemeriksaan USG yang dipakai adalah USG transvaginal. Pemeriksaan USG ini dilakukan untuk mengetahui kondisi organ reproduksi wanita. Apakah ada kelainan dan masalah misalkan adakah mioma uteri, kista, endometriosis dan lain sebagainya.

Di hari tertentu, pemeriksaan USG juga dapt digunakan untuk mengetahui perkembangan telur, yaitu di hari ke 11, 12 atau 13 haid sehingga dapat dikaji masalah tentang perkembangan telur dari wanita.

2. HSG (Histero Salphingo Grafi)

Pemeriksaan HSG ini digunakan untuk menilai bagaimanakah kondisi saluran telurnya. Apakah kondisi saluran telurnya baik (terbuka/paten) atau tertutup (non paten). Selain dapat menilai adanya kelainan pada saluran telur, pemeriksaan ini juga dapat menilai kelainan pada rongga rahimnya.

3. Analisa Sperma

Salah satu pemeriksaan yang tak kalah pentingnya adalah pengkajian masalah pria. Pada pengkajian masalah pria ini melalui pemeriksaan analisa sperma. Analisa sperma adalah suatu prosedur medis yang dilakukan dengan cara mengambil sampel semen pasien untuk diperiksa di laboratorium. Pemeriksaan ini akan mengetahui bagaimana kualitas sperma untuk pasien tersebut, berapa konsentrasi spermanya, bagaimana gerakannya, bagaimana bentuknya, apakah ada infeksi dalam cairan semen yang dikeluarkan pada saat ejakulasi. Teknis pemeriksaan ini pasien diharuskan mengeluarkan sperma dengan cara masturbasi dengan abstinensia atau jarak dari terakhir mengeluarkan sperma antara 2 sampai 7 hari. Setelah diketahui hasilnya maka akan dapat digunakan untuk dasar penanganan selanjutnya.

4. Pemeriksan penunjang lainnya

Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan dengan pemeriksaan hormonal dari tes laboratorium untuk mengkaji masalah lebih lanjut sesuai dengan hasil pemeriksaan dari dokter sub spesialis masing masing.

Setelah semua tahapan pemeriksaaan dilakukan dan sudah ada hasilnya maka akan dapat digunakan oleh dokter untuk menjadi acuan untuk menentukan penanganan infertilitas yang dialami, apakah masih bisa diusahakan secara alami (senggama terencana) atau sudah memerlukan teknologi reproduksi berbantu.

Nah, tidak rumit bukan? Yuk bila ada masalah infertilitas segera datang ke tempat pelayanan infertilitas yang memadai. Semoga bermanfaat.

Daftar Pustaka

Infertility.2013

Fertility:asessment and treatment for people with fertility problem. 2004

World Heatlh Organization. WHO manual for thr standarised Investigation and Diagnosis of the infertile Couple . CambridgeUniversity Press 2000

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.