Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Bijak dalam Mengkonsumsi Antibiotik

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mengkonsumsi antibiotik. Tentu saja kita minum antibiotik berdasarkan saran dari dokter. Saat ini kita tidak bisa membeli antibiotik secara langsung baik di toko obat ataupun di apotik. Berbeda dengan jaman dahulu dimana antibiotik bebas kita beli di apotik tanpa resep dokter. Penggunaan obat seperti ini tentunya diatur oleh pemerintah untuk melindungi warganya dalam hal kesehatan karena efek yang ditimbulkan dari pemakaian yang tidak sesuai aturan yang dianjurkan. Jenis antibiotik bermacam-macam jenis dan kandungan obatnya. Cara pemberiannya ada yang diminum dan ada yang disuntikkan melalui pembuluh darah atau otot pasien.

Antibiotik merupakan kelompok obat yang dapat membasmi dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit atau infeksi. Antibiotik hanya digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik perlu dikonsultasikan dahulu kepada tim pelayanan kesehatan profesional seperti dokter ataupun apoteker baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini karena antibiotik dapat menyebabkan beberapa reaksi seperti reaksi alergi ketika kita tidak cocok. Respon alergi dapat berupa gatal-gatal, kulit merah dan lain sebagainya.  .
Beberapa informasi yang perlu ditanyakan kepada apoteker tentang antibiotik adalah :

  • Jenis dan jumlah obat yang diterima
  • Aturan minum obat
  • Waktu atau interval
  • Cara menyimpan obat
  • Kemungkinan efek samping
  • Resiko alergi

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang dikenal dengan resisten atau kebal. Seseorang bisa mengalami kondisi resisten terhadap antibiotik apabila :

  • Penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi, dosis, jenis dan pemakaian yang terlalu lama atau singkat
  • Sering menggunakan antibiotik
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung residu antibiotik
  • Tertular pasien infeksi bakteri resisten

Kenapa antibiotik harus dihabiskan ?

Pengobatan antibiotik yang berhenti sebelum sesi pengobatan selesai menyebabkan infeksi bakteri belum tuntas sehingga sewaktu-waktu dapat kambuh atau muncul kembali, meningkatkan risiko bakteri kebal terhadap pengobatan di masa mendatang. Akibatnya, bakteri bisa terus hidup dan berkembang biak di dalam tubuh dengan membawa kekebalan dari obat antibiotik. Kondisi ini dikenal dengan resistensi antibiotik.

Efek resistensi antibiotik bisa berbahaya. Di antaranya penderita bisa terkena penyakit sejenis yang lebih parah, proses penyembuhan sakit di kemudian hari menjadi lebih lama sehingga penyakit menjadi lebih susah disembuhkan. Maka dari itu, pastikan menghabiskan seluruh obat antibiotik yang diresepkan dokter, meskipun gejala sakit sudah mereda karena bakteri penyebab penyakit di tubuh belum tentu sudah hilang sepenuhnya.

Poin penting yang harus diingat mengapa antibiotik harus dihabiskan adalah untuk membasmi bakteri penyebab penyakit hingga tuntas dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik yang berbahaya. Oleh karena itu, ikutilah aturan dan cara mengonsumsi antibiotik yang tepat sesuai petunjuk dan resep dokter.

Marilah kita bijak dalam mengelola antibiotik, pahami fungsinya, cara konsusmsinya yang benar, ketahui efek sampingnya, habiskan sesuai petunjuk dokter dan apoteker. Mari kita cegah resistensi obat.

 

Referensi :

Instalasi Farmasi RSUD Bangkinang, Bijak Dalam Menggunakan Antibiotik 27 Maret 2021. https://rsudbangkinang.kamparkab.go.id/blog/bijak-dalam-menggunakan-antibiotik

Mahardini Nur Afifah “Bolehkah Obat Antibiotik Tidak Dihabiskan?”, tersedia dalam : https://health.kompas.com/read/2021/08/22/060100468/bolehkah-obat-antibiotik-tidak-dihabiskan-?page=all.

dr. Kevin Adrian , Ini Alasan Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan, 1 Februari 2021, tersedia dalam

https://www.alodokter.com/jangan-sisakan-antibiotik-anda#:~:text=Antibiotik%20harus%20dihabiskan%20dan%20dikonsumsi,dapat%20berbahaya%20bagi%20kesehatan%20Anda.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.