Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Family Centered Care pada Anak Hospitalisasi

Anak sakit dan menjalani rawat inap merupakan moment yang menegangkan bagi anak dan orang tua. Saat anak sakit, anak mengalami ketakutan, kekhawatiran bahkan stres bukan karena penyakit yang dideritanya tetapi karena lingkungan rumah sakit yang asing. Dokter, perawat dan petugas kesehatan lain yang sebelumnya tidak pernah ditemui datang ke kamar memberikan pelayanan, suara alat yang berbunyi dan kebisingan di rumah sakit yang tidak pernah didengar sebelumnya, prosedur pemeriksaaan dan pengobatan yang dijalani menimbulkan anak merasa cemas. Beberapa pemeriksaan dan pengobatan menimbulkan rasa sakit bagi anak. Pada anak yang lebih kecil, ketakutan yang dirasakan lebih karena takut berpisah dari ibu. Saat anak dirawat anak membutuhkan dukungan dan perhatian berupa hadirnya orang tua untuk membantu anak beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, mengurangi kecemasan, stres dan meningkatkan ketenangan.

Di sisi lain, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit, orang tua tidak kalah cemasnya. Kecemasan disebabkan kekhawatiran jika anaknya sakit parah, tidak tahu tentang kondisi anak saat ini, khawatir dengan pemeriksaan dan pengobatan yang akan menyakitkan bagi anak mereka. Kecemasan yang dialami oleh orang tua pasien berkaitan dengan kurangnya informasi tentang penyakit anak dan prosedur medis, ketidaktahuan peraturan rumah sakit dan takut bertanya. Orang tua butuh informasi dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mengharapkan penjelasan dari tim tenaga kesehatan mengenai kondisi anak dan dukungan untuk bisa beradaptasi dengan kebutuhan anak.

Saat mendampingi anak di rumah sakit, orang tua perlu diberi informasi, dukungan, dan berpartisipasi dalam rencana perawatan harian anak dan terlibat dalam pengambilan keputusan. Pelibatan keluarga dalam perawatan pasien dikenal dengan Family Centered Care (FCC) atau keperawatan berpusat pada keluarga telah menjadi tren dalam perawatan anak di rumah sakit. Perawatan berpusat pada keluarga terbukti bermanfaat bagi pasien, keluarga, dan petugas kesehatan. Perawatan berpusat pada keluarga memungkinkan dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain memberikan perawatan yang memenuhi kebutuhan anak dan keluarga, menghormati perspektif dan pilihan pasien dan keluarga, berbagi informasi, pelibatan keluarga dalam perawatan dan pengambilan keputusan serta kolaborasi antara petugas kesehatan dengan keluarga  sehingga dapat mengurangi tekanan anak dan orang tua selama menjalani rawat inap di rumah sakit. Pelibatan keluarga ini mampu memberikan hasil yang positif bagi keluarga dan anak dengan memenuhi kebutuhan orang tua dan anak.

Sebagai pusat dari perawatan, keluarga terlibat secara aktif dalam menemani pasien selama dua puluh empat jam dan mengetahui rencana pengobatan. Keterlibatan keluarga ini, akan menyebabkan orang tua merasa nyaman karena orang tua mengetahui kondisi apapun yang dialami oleh anak sehingga bisa memberikan perlindungan dan pengasuhan pada anak sakit dan memastikan anak dalam kondisi yang terbaik. Selain itu, anak merasa nyaman orang tua di dekat mereka karena kehadiran orang tua memberi mereka kenyamanan di lingkungan rumah sakit yang tidak familiar.

Perawatan berpusat pada keluarga menekankan kekuatan pasien dan keluarga yang membawa pada proses kesembuhan. Pelibatan keluarga yang efektif, dicapai jika ada hubungan yang berkualitas antara keluarga dengan petugas kesehatan. Keterlibatan yang kuat dari orang tua diperlukan. Selain mengalokasikan sebagian besar waktu orang tua untuk mendampingi anak di rumah sakit dan mendukung anak secara emosional, orang tua harus belajar prosedur dan istilah yang berhubungan dengan penyakit anak serta menjadi terampil dalam memberikan perawatan kepada anak. Tantangan tersebut dapat dicapai dengan baik oleh orang tua jika disertai dukungan dan perhatian ekstra terhadap kebutuhan anak.

Tenaga kesehatan, termasuk perawat memainkan peran penting dalam keberhasilan perawatan berpusat pada keluarga. Keterampilan komunikasi perawat anak, kompetensi klinis, perilaku caring, dan kontrol keputusan merupakan bagian mendasar interaksi antara perawat anak dengan orang tua selama anak menjalani hospitalisasi di rumah sakit. Keberhasilan pelibatan keluarga dalam proses keperawatan anak dalam tatanan rumah sakit dipengaruhi oleh komunikasi. Komunikasi berpengaruh pada stres orang tua, kepuasan, perawatan, pengobatan, pengambilan keputusan, dan hasil kesehatan untuk anak, orang tua dan keluarga. Ketika orang tua menerima cukup informasi tentang penyakit dan pengobatan mengenai anak mereka, orang tua merasa lebih memiliki kendali dan lebih siap menghadapi proses penyakit.

Stres yang dialami orang tua selama anak menjalani rawat inap berdampak pada kepuasan. Meningkatnya tingkat stres orang tua menyebabkan tingkat kepuasan yang lebih rendah dari perawatan yang diberikan dan begitupun sebaliknya. Kemampuan rumah sakit dan staf perawatan untuk mengidentifikasi kebutuhan orang tua dapat mengurangi tekanan orang tua, ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui, dan meningkatkan kepuasan mereka terhadap hospitalisasi anak. Kepuasan adalah emosi kompleks yang dihasilkan oleh interaksi antara ekspektasi situasi dan persepsi lanjut dari situasi. Jika harapan tinggi dan persepsi terhadap situasi tersebut positif maka orang tersebut akan merasa puas, begitupun sebaliknya. Tingkat kepuasan orang tua yang tinggi ditemukan ketika komunikasi dengan dokter terjalin dengan baik dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan. Dengan mengoptimalkan keterlibatan orang tua sesuai dengan konsep keperawatan berpusat pada keluarga, tidak hanya memberikan manfaat kepada pasien dan orang tua, tetapi juga untuk tenaga kesehatan dan rumah sakit. Kepuasan dari pasien dan orang tua akan berimbas pada mutu rumah sakit sehingga pelanggan akan menjaga loyalitasnya.

 

REFERENSI

Alshahrani, S., Magarey, J., & Kitson, A. (2018). Relatives’ involvement in the care of patients in acute medical wards in two different countries—An ethnographic study. Journal of Clinical Nursing, 27(11–12), 2333–2345. https://doi.org/10.1111/jocn.14337

Baydin, N. U., Uzsen, H., Buyuk, E. T., Unver, G. T., & Erdeniz, E. H. (2022). Determination of the healthcare satisfaction of the parents staying in the hospital with their children diagnosed COVID-19 towards family-centered care. Experimental and Clinical Medicine, 39(2), 443–448. https://doi.org/10.52142/omujecm.39.2.26

Cetintas, I., Kostak, M. A., Semerci, R., & Kocaaslan, E. N. (2021). The relationship between parents’ perceptions of family-centered care and their health care satisfaction. Eurasian Journal of Family Medicine, 10(3), 125–134. https://doi.org/10.33880/ejfm.2021100303

Cimke, S., & Mucuk, S. (2017). Mothers’ participation in the hospitalized children’s care and their satisfaction. International Journal of Caring Sciences, 10(3), 1643–1651. https://www.proquest.com/scholarly-journals/mothers-participation-hospitalized-childrens-care/docview/1988004163/se-2

Coyne, I. (2015). Families and health-care professionals’ perspectives and expectations of family-centred care: Hidden expectations and unclear roles. Health Expectations, 18(5), 796–808. https://doi.org/10.1111/hex.12104

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.