Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Melahirkan dengan Metode Water Birth, Apakah Aman?

Tren persalinan dengan metode water birth belakangan cukup populer dipilih sebagai metode persalinan yang dapat memberikan keuntungan yaitu pengurangan rasa nyeri selama proses persalinan. Namun dibalik keuntungan tersebut, masyarakat pada umumnya masih mempertanyakan seberapa amankah persalinan dengan metode water birth serta apakah semua ibu yang hendak bersalin bisa menjalani metode persalinan water birth?

Water birth merupakan metode persalinan dimana ibu hamil cukup bulan tanpa disertai penyulit menjalani proses persalinan dengan jalan berendam dalam air hangat. Di negara-negara maju seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada dan New Zealand metode persalinan water birth sudah banyak dipraktekkan. Sedangkan di Indonesia sendiri, metode persalinan tersebut masih cukup baru dan ibu-ibu mulai tertarik memilih metode ini untuk melahirkan anaknya. Ada beberapa alasan menguntungkan para ibu bersalin mulai memilih metode ini, diantaranya ibu akan merasa lebih rileks sehingga mengurangi rasa nyeri persalinan, mengurangi penggunaan analgesik selama kala persalinan, kecemasan yang terjadi selama persalinan berkurang, serta dapat mempersingkat durasi atau waktu persalinan.

Menurut jurnal penelitian yang berjudul Guideline for a Safe Water Birth, metode persalinan ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

1. Mempermudah proses persalinan

Melahirkan di dalam air dapat membuat ibu lebih mudah untuk mengejan dalam posisi duduk atau jongkok sehingga memungkinkan untuk membuat proses persalinan menjadi lebih singkat.

2. Mengurangi rasa sakit

Salah satu daya tarik utama dari persalinan dengan metode water birth adalah dapat mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan. Selayaknya ketika mandi air hangat, melahirkan di dalam air hangat juga dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Ibu dapat bernapas dengan lebih teratur sehingga mampu meredakan nyeri kontraksi. Selain itu, air hangat dapat membuat otot-otot rileks sehingga tubuh terasa lebih ringan dan lebih mudah untuk bergerak mencari posisi yang nyaman.

 

Meski memiliki kelebihan, melahirkan dengan metode water birth juga memiliki resiko. Resiko tersebut diantaranya adalah:

1. Bayi rentan tenggelam

Saat melahirkan di dalam air, selalu ada risiko tenggelam bagi bayi yang baru lahir. Bayi juga mungkin mengalami kekurangan oksigen.

2. Infeksi

Saat mengejan, otot-otot di sekitar anus juga ikut berkontraksi sehingga ibu kemungkinan juga mengeluarkan tinja saat persalinan. Tinja dapat mengontaminasi air yang digunakan untuk persalinan. Bayi baru lahir bisa saja menelan air tersebut sehingga mungkin untuk terkena infeksi.

3. Sindrom aspirasi mekonium

Risiko dari water birth berikutnya adalah bayi berisiko untuk terkena sindrom aspirasi mekonium. Kondisi ini terjadi ketika bayi sudah buang air besar sebelum lahir, sehingga cairan ketuban yang terkontaminasi kotoran dihirup oleh bayi dan  menyebabkan masalah pernapasan. Dokter dan bidan dapat mengenali hal ini ketika air ketuban pecah dan bercampur dengan mekonium yang umumnya berwarna hijau, kental, dan lengket. Sangat penting untuk segera menghisap keluar cairan mekonium dari saluran pernapasan bayi begitu bayi keluar. Sehingga posisi ibu saat water birth harus disesuaikan agar tindakan ini dapat dilakukan segera.

Melihat dari resiko yang ditimbulkan tersebut, sehingga tidak semua kondisi ibu bersalin dapat menggunakan metode water birth. Ada sebagian wanita dengan kondisi tertentu yang sebaiknya tidak melahirkan dengan metode ini, diantaranya adalah :

1. Berusia kurang dari 17 tahun atau lebih dari 35 tahun

2. Sedang mengalami infeksi

3. Mengalami komplikasi kehamilan, seperti pre-eklampsia, diabetes atau penyakit jantung

4. Bayi kembar atau lebih

5. Usia bayi prematur

6. Posisi bayi sungsang

7. Diperkirakan melahirkan bayi yang berbobot besar

8. Memiliki kondisi yang mengharuskan proses melahirkan untuk dimonitor secara teratur dan tidak dapat dilakukan di kolam

Bila prosedur dan tahapan pelaksanaan dari metode water birth dilaksanakan dengan baik disertai dengan tenaga penolong berkompeten seperti dokter maupun bidan yang telah tersertifikasi dan sudah berpengalaman dalam melakukan persalinan dengan metode water birth, maka risiko dan komplikasi yang akan terjadi dapat dikurangi. Kesimpulannya, melahirkan dengan metode water birth maupun metode lainnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga lebih penting untuk mengutamakan keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, hendaknya ibu bersalin selalu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan mengenai metode persalinan yang sesuai dengan kondisinya.

 

Referensi:

  1. Barbara Harper. Guideline for a Safe Water Birth. Waterbirth International. 2009
  2. Dartford, Gravesham. Guidelines for Water Birth Within the Midwifery Led Unit and at Home. NHS. 2011.
  3. Meyer SL, Weible CM, Woeber K. Perception and Practice of Waterbirth: A Survey of Georgia Midwives. JMWH. 2012: 55-59.
  4. http://www. birthjourney.com/pdfs/waterbirth_realitiees.pdf. diakses tanggal 8 Agustus 2022
Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.