Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengatasi Dismenore dengan Madu

Dismenore adalah rasa nyeri perut bagian bawah yang biasa timbul di awal menstruasi pada wanita, gejala dismenore yang biasa dialami seperti kram dan biasanya juga disertai dengan mual dan pusing, terkadang sampai pingsan. Dismenore diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu dismenore primer dan disminore sekunder. Dismenore primer adalah nyeri haid yang tidak berhubungan dengan penyakit pada panggul. Sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri haid disertai dengan kelainan atau penyakit pada panggul.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2017 didapatkan kejadian dismenore sebesar 1.769.425 jiwa (90%) wanita yang mengalami dismenore dengan 10-16% mengalami dismenore berat. Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar, rata-rata hampir lebih dari 50% wanita mengalaminya. Angka dismenore di Indonesia juga tidak kalah tinggi dibandingkan dengan negara di dunia lainnya. Menurut Proverawati & Misaroh (2012) di Indonesia angka kejadian dismenore terdiri dari 72,89% dismenore primer dan 21,11% dismenore sekunder dan angka kejadian dismenore berkisar 45-95% di kalangan perempuan umur produktif.

Pada wanita dengan dismenore primer, fase sekresi pada endometrium memproduksi prostaglandin yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika produksi prostaglandin berlebihan maka akan dapat mengakibatkan kram pada otot-otot uterus sehingga terjadi dismenore. Wanita dismenore menghasilkan 8-13 kali lebih banyak prostaglandin F dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami nyeri menstruasi.

Banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi dismenore mulai dari mengkonsumsi bahan-bahan alami sampai dengan obat-obatan kimia. Salah satu bahan alami yang biasa digunakan untuk mengurangi dismenore yaitu jahe. Selain jahe, bahan alami lainnya yang dapat dikonsumsi dan mudah untuk dijumpai adalah madu. Madu adalah material manis yang dikumpulkan dan ditransformasi dari nektar bunga dan sekret dari bagian-bagian tanaman oleh lebah di dalam sarangnya. Madu memiliki banyak kandungan salah satunya flavonoid, flavonoid pada madu dapat membersihkan radikal bebas dan bekerja sebagai anti inflamasi, serta dapat menghambat enzim oksidatif sehingga mengurangi terjadinya nyeri menstruasi. Kandungan flavanoid yang terdapat pada madu dapat mengontrol otot polos uterus sehingga dapat mengurangi nyeri pada saat menstruasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nurfitri Bustaman, dkk, minum madu sebanyak dua sendok makan setiap hari yang dimulai dua hari sebelum menstruasi hingga hari ketiga menstruasi (total 5 hari) dapat menurunkan intensitas nyeri dan grade dismenore. Minum madu juga dapat memperbaiki suasana hati. Penelitian lain menyebutkan bahwa madu efektif dalam perbaikan luka operasi caesar dan episiotomi, dan mengurangi nyeri dismenore primer, jumlah/durasi perdarahan menstruasi, mual, muntah, dan sakit kepala.

 

Sumber :

Aprilia, N dan Syafriani. (2021). Hubungan Status Gizi dan Umur Menarche dengan Kejadian Dismenore pada Remaja Putri di SMAN 2 Bangkinang Kota 2020. Jurnal Ners Universitas Pahlawan, 5 (1), 32-37.

Bustamam, N, dkk. (2021). Pengaruh Madu terhadap Tingkat Nyeri Dismenore dan Kualitas Hidup Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 12 (1), 39–50.

Dormohammadi, M dan Rorhanak, N.D. (2021). Narrative Review: Effect of Honey on Women’s Reproductive Health: A Narrative Review. Complementary Medical Journal Arak University of Medical Science, 11 (1), 6-19.

Silaban, T, D, S., dkk. (2019). Pengaruh Pemberian Madu Murni Kaliandra terhadap Perubahan Derajat Dismenorhea pada Remaja Putri di Poltekes Kemenkes Padang Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas, 2019, 8(4), 202-208.

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.