Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Penggunaan Plastik Wrap untuk Mencegah Hipotermi pada BBLR

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah penyebab utama AKB di Indonesia pada tahun 2020, yang diikuti oleh asfiksia, infeksi, kelainan kongenital dan lain lain (Kemenkes RI, 2021). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR dapat disebabkan oleh kelahiran premature (kelahiran sebelum usia gestia 37 minggu) dengan berat badan yang sesuai masa kehamilan (SMK), atau karena bayi yang beratnya kurang dari berat yang semestinya atau kecil masa kehamilan (KMK), atau keduanya (WHO, 2011). Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat terjadi pada bayi kurang bulan (kurang dari 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan yang mengalami intrauterine growth restriction atau bisa kita kenal dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT) (Pudjiadi et all, 2009)

Salah satu komplikasi dari BBLR adalah bayi dapat mengalami hipotermi. Hipotermi adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh bayi turun dibawah 36oC. Pengaturan suhu badan bayi BBLR dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotermi karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, metabolisme nya rendah (Maternity, et all, 2018). Hipotermi sering terjadi pada BBLR karena jaringan lemak subkutan rendah dan permukaan tubuh luasnya relative besar (Sukarni & Sudarti, 2014). Mekanisme kehilangan panas tubuh pada BBLR disebabkan oleh evaporasi, konduksi, konveksi dan radiasi.

Hipotermi pada BBLR yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan komplikasi yaitu meningkatnya konsumsi oksigen (terjadi hipoksia), terjadi metabolic asidosis sebagai konsekuensi glikolisis anaerobik dan menurunnya simpanan glikogen dengan akibat hipoglikemia. Tujuan dari penanganan hipotermi adalah untuk mencegah hipotermia, mengenal BBLR dengan hipotermia, mengenal risiko hipotermia dan melakukan tindakan pada BBLR dnegan hipotermia (Afrida & Aryani, 2022).

Menurut Trevisanuto, dkk (2018) beberapa cara untuk mencegah kehilangan panas yang dapat menyebabkan hipotermia diantaranya infant warmer, skin to skin, penundaan pemotongan tali pusat, pemberiann pelindung kepala (topi), plastik bag/ wrap, exothermic bed, dan gas penghangat. Salah satu cara untuk mencegah kehilangan panas tubuh pada BBLR dengan menggunakan plastik wrap yang merupakan salah satu metode dengan biaya murah, teknologi rendah untuk wilayah dengan keterbatasan sumber daya.

Penggunaan plastik wrap dapat mencegah terjadinya hipotermi pada bayi BBLR, dengan cara menutupi dan menyelimuti seluruh bagian tubuh bayi menggunakan kantong plastik (Smith, 2013). Menurut Nugraheni dan Heryati (2018) metode plastik wrap bisa digunakan untuk mencegah penurunan suhu apabila IMD tidak mungkin dilakukan.

 

Referensi

Afrida R. B., Aryani P. N. 2022. Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Pekalongan : Nasya Expanding Management

Maternity, D., Anjani, A., Evriana, N., 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Pra Sekolah. Yogyakarta: Andi.

Nugraheni D, Heryati K. 2018. Comparison of Imd Method, Plastic Wrap, and Conventional Care On Preventiom Of Reduction Of Body temperature Of New baby. Atlantis Press, 14.

Pudjiadi A, Hegar B, Handry A, Idris N, Gandaputra E, Harmoniati E. 2009. Pedoman Pelayanan Medis ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Sukarni, I dan Sudarti. 2014. Patologi Kehamilan dan Masa Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika

Smith J, Usher K, Alcock G, Buettner P. Application of Plactic Wrap ti Improve temperatures in Infant Born Less 30 Weeks Gestation: A Randomized Controlled Trial Springer Publishing Company, Springer Publishing Company, Vol 32, No 4 July/ August 2013. http://dx.doi.org/10.189.

Trevisanuto, D., Dnaela, T., & Maria, F. B. (2018). Maintaining normothermia: Why and How? Seminars in Fetal and Neonatologi Medicine, 23 (5), 333-339. http://doi.org/10.1016/j.siny.2018.03.0091/0730-0832.32.4.235

WHO. 2011 Guidelines on optimal feeding of low birth-weight infants in low and middle income countries. Switzerland ; WHO Press

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.