Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

Mengenal Si “Pencuri Penglihatan” Glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata dimana terjadi kerusakan saraf optik yang diikuti gangguan lapang padang yang khas. Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan di dunia yang tidak dapat diperbaiki atau bersifat permanen. Data WHO pada 2010 menyebutkan jumlah penderita glaukoma di dunia 3,2 juta orang. Kerusakan saraf pada glaukoma umumnya terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Tekanan bola mata normal antara 10-20 mmHg.

Faktor utama glaukoma adalah usia lebih dari 40 tahun dan faktor keturunan. Faktor lain adalah myopia tinggi, diabetes melitus, hipertensi, penggunaan steroid jangka lama, serta riwayat trauma atau cedera pada mata. Gejala glaukoma akut yaitu penderita akan mengalami sakit kepala, mata sangat pegal, mual bahkan muntah, penglihatan terasa buram, melihat pelangi di sekitar lampu dan mata akan terlihat merah. Glaukoma kronik tidak bergejala pada mata namun perlahan-lahan terjadi kerusakan saraf yang berlanjut pada penurunan penglihatan, tekanan bola mata menetap antara 20-30 mmHg. Saat penderita menyadari adanya gangguan penglihatan, biasanya telah terjadi kerusakan berat pada salah satu matanya. Penderita glaukoma cenderung belum menyadari adanya gejala hingga tekanan bola mata mencapai lebih dari 35 mmHg. Pada kondisi tersebut, penderita sudah mengalami penurunan fungsi penglihatan. Hal ini menyebabkan glaukoma kronik disebut sebagai si pencuri penglihatan.

Glaukoma juga dapat terjadi pada 1: 10.000 kelahiran bayi. Mata yang terlalu besar pada bayi merupakan tanda bahaya atau disebut mata lembu. Tanda lain pada bayi adalah air mata yang berlebihan saat menangis, mata merah, sensitif atau tidak kuat melihat cahaya.

Pengobatan glaukoma dilakukan dengan obat tetes dan minum. Obat tetes harus terus diberikan untuk mengontrol tekanan bola mata. Tindakan laser dan operasi dapat dilakukan jika obat belum mampu mengatasi. Laser dan operasi pada pasien glaukoma bertujuan untuk membuka jalan keluar cairan di bola mata sehingga tekanan bola mata dapat turun ke batas normal.

Upaya pencegahan kekambuhan pada pasien glaukoma diperlukan dengan melakukan pengawasan ketat yaitu melakukan kontrol rutin atau pemeriksaan mata sesuai kondisi tekanan bola mata. Jika kondisinya baik, kontrol dapat dilakukan 6 bulan sekali.

Bagi seseorang yang memiliki faktor risiko seperti ada riwayat keluarga dengan glaukoma dapat melakukan pencegahan dengan berolahraga teratur (aerobik, jogging dan bersepeda), kenakan pelindung mata, batasi konsumsi makanan tinggi lemak, batasi konsumsi kafein, tidur posisi terlentang dengan menggunakan tambahan bantal, hindari merokok, kurangi asupan garam, jaga berat badan ideal, dan minum air dengan jeda atau tidak minum banyak dalam waktu singkat.

Kontributor :

Annisa Puspitasari, S.Kep.,Ns.

KFK Mata RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

 

Author Info

Tim Kerja Hukum & Humas

Tim Kerja Hukum dan Hubungan Masyarakat RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

No Comments

Comments are closed.