Fax:(0274) 565639    humas@sardjitohospital.co.id
Germas BLU Berakhlak kars

RSUP Dr Sardjito ikuti Rapat Kerja dan Konsolidasi ARVI 2023

RSUP Dr Sardjito ikuti Rapat Kerja dan Konsolidasi ARVI 2023

SOLO – Asosisasi Rumah Sakit Vertikal Indonesia (ARVI) 2023 menggelar rapat kerja dan konsolidasi selama tiga hari di Solo, Jawa Tengah, Jumat-Minggu (19-21/5/2023).

Sejumlah perwakilan dari 37 rumah sakit anggota ARVI dari seluruh Indonesia, mengikuti rapat kerja dan konsolidasi tersebut. Tidak kecuali, RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.

Ketua ARVI, dr. R. Soeko W Nindito D, MARS, membuka langsung acara rapat kerja dan konsolidasi tersebut, yang berlangsung di Hotel Mercure Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (19/5).

Dalam sambutannya, dr. R. Soeko W Nindito D, MARS, yang juga Direktur Utama RS Kanker Darmais, tersebut mengingatkan kembali pentingnya tugas, peran, dan fungsi keberadaan ARVI di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, pelayanan kesehatan, dan aspirasi kebutuhan rumah sakit-rumah sakit vertikal.

Dia menjelaskan, Rumah Sakit Vertikal adalah PT Kemkes, Rumah Sakit Umum Pusat, dan Rumah Sakit Khusus, yang menyelenggarakan pengelolaan pelayanan kesehatan perorangan bagi masyarakat.

ARVI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesian Government Hospital Asosiation (IGHA), tergabung dalam keanggotaan PERSI yang didirikan pada 9 Desember 2009 di Jakarta.

ARVI yang berazaskan Pancasila dan UUD 1945, mempunyai misi mewujudkan rumah sakit vertikal yang mandiri. Salah satu tugasnya juga memberikan masukan kepada Kementerian Kesehatan, dan lembaga lainnya, sebagai mitra strategis di bidang pelayanan kesehatan perumahsakitan.

“Fungsi ARVI adalah koordinasi, pemersatu, pembinaan, dan hukum kepentingan, pengembangan perumasakitan di Indonesia,” jelas dr. R. Soeko W Nindito D, MARS.

Lebih jauh dia menjelaskan, ARVI didirikan untuk meningkatkan mutu, dan sudah ada kompartemen mutu yang menjalankan tugasnya di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, pelayanan kesehatan, dan aspirasi kebutuhan rumah sakit-rumah sakit vertikal.

Dalam pelaksanannya, ARVI melakukan strategi optimalisasi kerja sama dengan asosiasi, institusi, profesi, dan optimalisasi kerja sama rumah sakit jejaring, dalam pengampuan pengembangan rumah sakit kota dan daerah.

Untuk itu, dia menekankan pentingnya remunerasi yang harus segera diimplementasikan.

“Sebagai satu langkah, kita harus bisa mengkomunikasikan hal ini secara hitam putih supaya ada tindak lanjut, sedangkan untuk kebijakan mengikuti arahan Bapak Menteri Kesehatan,” katanya.

Dengan demikian, dia berharap nantinya akan ada kompatermen yang bisa secara khusus mengusulkan diskresi-diskresi yang akan diajukan kepada pimpinan

Sementara itu terkait program Kementerian Kesehatan, dr R Soeka W Nindito D, MARS mengatakan bahwa ARVI punya peran yang sangat besar.

Dia mencontohkan, bahwa Kementerian Kesehatan memiliki 6 Pilar Transformasi Kesehatan Indonesia. Pilar pertama, tentang pelayanan dasar.

Untuk itu, Kementerian Kesehatan akan menempatkan USG, mamografi dan lain sebagainya sebagai upaya meningkatkan upaya deteksi dini kanker.

Kemudian, 514 rumah sakit rujukan kabupaten dan Kota akan mendapatkan MRI, CT Scan, dan Mammografi. Tujuannya supaya deteksi dini menjadi lebih utama dibandingkan upaya kuratif atau pengobatan.

Pilar Ketiga, tentang ketahanan alat kesehatan dan vaksin. Nantinya untuk pertamakalinya juga akan memproduksi Vaksin HPP.

Kemudian Keuangan, tahun ini akan dialokasikan Rp 8 Triliun terkait deteksi dini melalui BPJS.

Selain itu, terkait sumberdaya manusia (SDM) adalah mempercepat terciptanya dokter-dokter spesialis onkologi, yang untuk itu telah ada banyak beasiswa yang disediakan.

Menurut dr Soeka W Nindito D. MARS, banyak sekali beasiswa-beasiswa seperti LPBP maupun dari Ditjen Nakes yang belum termanfaatkan oleh teman-teman yang berkecimpung di bidang kanker.

Diapun berharap, jika ada staf di DPJD yang ingin meningkatkan SDM di bidang kancer, selain di RS Darmais juga bisa merapat ke Ditjen Nakes untuk lebih mendetilkan lagi prosedurnya.

“Jangan sampai uang yang sedemikian besar tidak bisa dimanfaatkan,” kata dr R Soeka W Nindito D. MARS, mengingatkan.

Dia menyatakan pula, bahwa semua yang terkait kanker, tanggungjawabnya tidak pada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan atau Tata Kelola.

“Tapi, sudah langsung di RS Darmais sebagai PK, demikian pula jantung, uro nefro, dan tambah lagi sekarang KIA,” katanya, memungkas. the5sun

Author Info

Instalasi Teknologi Informasi

No Comments

Comments are closed.